Chapter 01 - Dreamland part 1

4.9K 199 154
                                    

Harusnya Minggu kan nggak ada update, tapi chapter ini bonus untuk Kak Novhie101193 yang berulangtahun hari ini, bertepatan dengan Hari Pahlawan.

Semoga semua doa dan cita-citanya dikabulkan oleh Gusti Allah. Diberi kelancaran untuk proses persalinannya sebentar lagi. Amin.

====

Sebuah benda terlihat terbang di angkasa tanpa suara. Jika seseorang melihat benda itu, mereka akan terpana, bagaimana mungkin benda itu bisa melayang di angkasa? Pasti seperti itulah yang akan terbayang di benak mereka.

Benda itu adalah sebuah bangunan yang bentuknya menyerupai rumah satu lantai, lengkap dengan terasnya, pagar rumah dan semua tanaman yang ada di halamannya.

Karena itulah, setiap orang pasti akan selalu terpana jika melihat benda itu bisa terbang di angkasa. Sama sekali tidak bisa diterima dengan akal logika. Tapi itu benar-benar terjadi.

Dibawah lapisan tanah yang menutupi halaman rumah terbang itu, sebuah plat besi dengan ukuran sebesar rumah terlihat menjadi alas bagi si rumah terbang. Besi itulah yang menjadi penyokong sehingga rumah dan seisinya tak akan hancur saat melayang di ketinggian.

Rumah terbang ini adalah mobile head quarter milik organisasi Utopia.

Dan hanya satu orang yang mampu menggunakan mobile head quarter ini, dia adalah sang Pemimpin sendiri. Karena rumah ini sebenarnya hanyalah rumah biasa, tetapi dengan menggunakan kekuatan Tommy Loughran yang memiliki legendary concept ‘Gravity’ dia dapat dengan mudah mengendalikan benda sebesar apa pun.

Tiba-tiba saja, rumah terbang itu terasa turun dengan cepat dan seorang laki-laki tua terlihat panic di dalam sebuah kamar yang berada di dalamnya.

“Kau lihat di luar sana, saat ini kita free fall. Aku membiarkan rumah ini jatuh tanpa pengaruh apa pun dengan kekuatanku. Aku hanya membiarkannya jatuh secara alami,” gumam Tommy sambil duduk berhadapan dengan laki-laki tua yang terlihat panic sekali saat ini.

“Tommy!!” teriak laki-laki tua itu sambil mencengkeram lengan kursinya dengan kuat-kuat.

“Keputusan ada di tanganmu. Tanda tangani dokumen ini atau kau dan keluargamu akan merasakan hebatnya pengaruh percepatan gravitasi bumi sebesar 9.8m/s2 dikombinasikan dengan ketinggian 15 ribu meter di atas permukaan laut,” gumam Tommy.

“Aku lakukan!!” teriak sang laki-laki tua itu sambil menghempaskan tubuhnya ke kursi di belakangnya, tubuhnya terasa lunglai dan tak bertenaga.

Bagaimana tidak?

Kerajaan bisnis yang dia bangun selama puluhan tahun, sekarang begitu mudahnya berpindah tangan ke laki-laki di depannya ini. Seorang laki-laki yang mengaku sebagai Tuhan dan ingin menciptakan agama baru dengan nama Utopia.

“Lepaskan dia dan keluarganya. Selalu monitor dan berikan awasi selama 24 jam setiap hari,” perintah Tommy ke arah seorang wanita cantik dengan raut wajah khas Asia yang menunggui Tommy di luar ruangan itu dengan tenang.

“Siap laksanakan, My Lord,” jawab gadis China yang bertubuh seksi dan berwajah cantik itu.

Gadis ini bernama Angelina Lee dan sebagai pemimpin dari Diplomacy Division Utopia, memang sudah tugasnya untuk menangani ‘anggota’ Utopia yang baru saja bergabung. Baik itu dengan sukarela, paksaan, ancaman bahkan banyak metode lainnya.

Semua anggota baru ini akan menjadi tanggung jawab Lee. Dia yang akan selalu memonitor mereka selama 24 jam sehari, selamanya. Utopia cukup punya resources untuk melakukan hal itu. Apalagi untuk member dengan posisi penting seperti laki-laki tua barusan.

Laki-laki tua itu adalah John Crist, pemilik sebuah konsorsium yang bergerak di bidang jual beli bahan baku minyak mentah dan gas bumi. John punya cukup pengaruh dan uang yang bahkan hingga bisa mempengaruhi tingkat harga minyak bumi dan gas alam yang diperdagangkan di dunia. Karena itu, orang-orang di bidang yang sama menjulukinya sebagai ‘Oil King’.

Tapi,

Sesuai peribahasa yang sudah masyhur, semakin tinggi sebuah pohon, makin kencang juga angin yang bertiup untuk menumbangkannya.

Sama seperti John, setelah bertahun-tahun dia berusaha keras untuk mengembangkan usahanya hingga menjadi salah satu pemain terbesar di bidang migas, kini justru prestasinya itu yang membuat kelompok misterius bernama Utopia ini mengincar dirinya.

John bukan orang yang bodoh. Dengan uang dan pengaruh yang dimilikinya, pasti ada banyak sekali orang di luar sana yang ingin mencelakainya atau setidaknya menggunakan pengaruh John untuk melakukan sesuatu yang menguntungkan bagi dirinya sendiri. Dan John sudah mempersiapkan semuanya untuk mengatasi itu.

John memiliki seorang adik perempuan yang sudah berkeluarga dengan seorang anak. Sedangkan John sendiri tak menikah sampai sekarang. Keluarga adik perempuan John itulah satu-satunya titik lemah yang dia miliki, dan dia rela untuk membayar mahal agar keselamatan keluarga adiknya selalu terjaga.

Tapi dihadapan Utopia, semua personel bodyguard terlatih yang merupakan gabungan dari berbagai kesatuan militer di Amerika Serikat itu sama sekali tak berkutik. Dan yang lebih mencengangkan lagi, si penculik hanyalah seorang diri tapi berhasil membekuk semua pelindung yang John dan keluarganya miliki.

Saat itulah John tersadar, selama ini, dia hidup dalam dunia sempit miliknya sendiri. Dia selalu percaya kalau uang adalah kunci segalanya. Asalkan kita punya uang, kita bisa menjadi raja, seperti dirinya yang bergelar Oil King. Tapi, Utopia kembali menyadarkan John, kalau uang dan harta adalah sesuatu yang eksternal. Tak akan mampu menyelamatkan dirinya sendiri ketika menghadapi masa krisis yang sesungguhnya.

“John?” tanya Lee setelah dia memasuki ruangan yang tadi digunakan untuk mengintimidasi orang tua itu.

John sedikit terkejut.

Setelah dia menandatangani dokumen yang tadi dibawah oleh Tommy, dia tahu kalau sekarang dirinya sudah tak berguna lagi. Satu-satunya harapan yang dia miliki adalah meminta agar keluarga adiknya dibiarkan lepas dari tempat ini. Sedangkan dia sendiri, John sudah tak punya rasa optimis lagi.

“Anda siapa?” tanya John dengan suara lemah dan pasrah.

Lee tersenyum, “Namaku Angelina Lee, kamu bisa memanggilku Lee. Mari, sebentar lagi kita akan bersiap-siap. Pulau sudah dekat,” jawab Lee.

John sedikit kebingungan dengan kata-kata Lee. Dia hanya menarik napas dan kemudian berdiri mengikuti Lee tanpa rasa gelisah. Lee lalu mengajak John menemui keluarga adiknya dan membawa mereka ke sebuah ruangan yang ada di dalam rumah terbang tersebut.

Setelah itu, Lee mengajak beberapa orang lagi yang bernasib sama dengan John dan berkumpul ke dalam ruang ganti. Setelah mereka semua berkumpul, Lee lalu meminta mereka semua mengikuti dia ke halaman.

Rombongan John dan beberapa orang lainnya itu terdiri dari 14 orang. Termasuk beberapa remaja yang mungkin merupakan keluarga dekat dari orang-orang yang menjadi target Utopia. Mereka semua sekarang sudah memakai jubah berwarna putih bersih dan mengenakan topeng yang menutupi wajah mereka.

Hanya beberapa orang yang saling mengenal dan keluar dari ruang ganti bersama-sama berdiri saling berdekatan.

Saat rombongan ini sampai ke halaman rumah, beberapa diantara mereka yang tak menyadari kalau selama ini mereka berada di sebuah rumah yang terbang di angkasa, berteriak penuh kekagetan bercampur kekaguman. Lee tak mempedulikan itu semua.

“Dengarkan! Sebentar lagi, kita akan sampai ke Pulau. Pulau yang kami sebut dengan Utopia. Pulau ini letaknya dirahasiakan. Tak ada pemerintahan yang berani mendekat atau mencoba menganggu kami. Utopia terlepas dari hukum negara manapun,” kata Lee dengan lantang sambil berdiri membelakangi keempat belas orang itu.

“Kalian sudah bertemu dengan pemimpin tertinggi Utopia. Mungkin kalian masih memanggilnya dengan sebutan biasa saat ini, tapi ketika kalian menginjakkan kaki di Utopia. Dia adalah Raja. Dia adalah Tuhan. Dia adalah Pemimpin Tertinggi. Camkan itu!!” lanjut Lee.

munding:utopiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang