"Touchdown Surabaya in 1 hour"
"Oke, aku nanti bilang ke mami kalau sekretarisku agak terlambat karena traffic" Jihoon ngebales
"Good. Gue kirim beberapa anak-anak gue juga, in case you need them" Hongjoong nambahin
"Siapa aja? Aku kenal?"
"Yang seumuran semua sama lu"
"Berarti Jongho sama Jiwoo engga ada dong?" JIhoon nanya, memastikan aja.
"Nope. Kenapa? Lu ga begitu percaya sama mereka?"
"Engga.. Bukannya ga percaya" Jihoon ngelurusin, "tapi kelakuan mereka agak ga meyakinkan, jadi... aku panik, cuk"
Hongjoong ketawa, "Mereka tuh ngajarin buat don't judge the book by it's cover--"
"Mereka terlalu santai, jadi kayaknya orang-orang juga bakal mempertanyakan hal yang sama kayak aku"
"Well, true... Tapi balik lagi, emang ada anak-anak gue yang pas kerja terlalu dibawa serius?" Hongjoong nanya balik
"Emang ga ada juga sih"
"Right.. They just find this whole thing as a fun project."
Cowok Surabaya itu ga abis pikir, "Edan!"
"Tapi tenang aja, semua yang kerja dibawah gue, udah teruji kemampuannya kok. Mereka berdua juga skillnya terpercaya--"
"Kalo terpercaya, kenapa ga dikirim ke Surabaya hari ini?"
"Oh, mereka ada urusan penting yang harus diselesein, makanya gue nyari yang lagi free"
Jihoon ngangguk, ga nanya lagi. Soalnya pasti urusan penting ini... jauh lebih urgent kan? Sampe Hongjoong naro Jiwoo dan Jongho di sana.
--^^--
"Gapura--Alah sianjing! ETA! GABUS DI UJUNG SANA ANYING!" Jongho neriakin si cewek berponi itu
"Inih?" si cewek itu megang gabus yang udah dibentuk jadi mirip kotak harta karun
Jongho makin panas, "GAPURA ANYING, JOOHYUN!" dia teriak, "Jangan bikin emosi ya... Gue tepak pala lo pake triplek--"
"Ini, hyun! Iniii" Anak cowok lainnya nunjuk barang yang dimaksud Jongho ke Joohyun.
"Ohhh iniii" Joohyun jalan ke arah temennya terus ngambil properti yang dimaksud, "Bilang dong--"
"Gue hajar ye--!"
"SABAAAR! SABAAAR!" mahasiswa lain berusaha menahan Jongho, "Jangan pake kekerasan!"
"Iya, apalagi Jongho... Bisa masuk ICU semua kita kalo ditakol dia"
Sementara Jihoon mikirnya sampe kesana, Jongho mah aslinya lagi ngebantuin anak-anak jurusannya jadi panitia buat acara jurusan :")
--^^--
Yedam berenti ngegowes sepedanya pas dia udah belok ke jalanan rumah Doyoung.
Kenapa? Soalnya dia ngeliat ada kubah warna hijau muda nyelimutin rumah itu. Bukannya apa-apa... Tapi Yedam kenal banget sama kubah kuning ini.
Dia turun dari sepedanya dan jalan ke deket pager, di sana udah ada beberapa mahkluk yang ngeliatin dia, tapi Yedam pura-pura cuek, dan ngambil hapenya.
Nelpon Doyoung.
"Ya, halo kak?"
"Aku di depan rumah nih... Keluar dong"
Doyoung ngebales bingung, "masuk aja kak, ga dikunci kok pagernya--"
"Jangan! Aku aja yang keluar."
KAMU SEDANG MEMBACA
UPW - Urusan Penerus Warisan
Fanfiction"Kayaknya gue menyetujui kerjasama ini untuk membantu hal-hal yang berkaitan dengan kerjaan deh" "Ini juga jadi kerjaan kalo ga selesai" "Ngurusin masalah percintaan lu ga ada di jobdesk gue, bangsat!" "Kita simbiosis mutualisme aja, deal?" "..." "...