"Jadi... kalo yang cowok rambut pink itu jadi sekretarisnya koko... Masnya siapa ya?" Haruto nanyain cowok yang sekarang duduk di patio bareng sama dia
"Aku... Bukan siapa-siapa juga sih" Jay ngejawab, terus dia nambahin, "cuma orang tambahan aja"
"Terus kenapa harus bareng aku?"
Jay mau langsung jawab 'soalnya kamu lemah', tapi ini orang yang baru dia kenal, dia ga bisa main asal ngomong aja, nanti malah sakit ati :(
Jadi dia nanya, "Kamu percaya santet ga?"
Cowok tinggi itu nautin alisnya, masih ngeliatin Jay bingung, tapi dia tetep ngangguk.
Jay bales ngangguk singkat, "intinya, aku disini buat bantu kakakmu biar ga ada korban santet"
Haruto mulai agak panik, "Tapi... yang sering kena santet kebetulan ga ada di sini!"
Jay ngebuletin matanya panik, "Emang dia di mana?"
"JOGJA!"
"HAH?!"
Haruto makin panik, "YO'OPO SEH?!" (Gimana sih?!)
--^^--
"Coba diulang, sekalian ku loud-speaker ya, Hoon" Sanha ngomong
"Iya, gapapa"
Tut!
"Heh! Lu semua. Coba dengerin ini dan bantu gue mikir jalan keluar." Sanha ngomong ke temen-temennya
San naikin alisnya sambil nunjuk dirinya sendiri, "Gue? Lu suruh mikir?! Mabok lu?!"
Beda sama San, Wooyoung langsung megang jidatnya Sanha terus ngegoyang-goyangin pala temennya, "LU PASTI BUKAN SANHA! KELUAR LU DARI BADAN TEMEN GUE!"
Sanha balik ngedorong kepalanya Wooyoung ngejauh dari dia, "MONYET! INI URGENT ANJENG!"
Hendery ngeliat nama yang nelpon Sanha, "Halo Sunghoon? Lu kalo butuh bantuan dengan akal harusnya nelpon kak Minhyuk--"
"KESIAN KAKAK GUE ANJIR!"
"Um... Ini aku udah bisa cerita apa belum jadinya?"
Sret!
Hapenya diambil sama Jiwoo yang ikutan hangout bareng kakaknya, "yuk, silahkan... Tarik nafas dulu, ceritanya pelan-pelan aja, sesi 40 menit ini kita mulai dari pertama kamu ngomong ya--"
"iNI KENAPA JADI KONSUL PSIKOLOG?!"
Ga mempedulikan sahutan Sanha, Jiwoo ngelanjutin, "Gapapa ngomong aja!"
"Um... Jadi.. Identitasku hampir kebongkar--"
"HAH?! KOK BISA?!" Si kembar motong omongannya Sunghoon
"SIAPE NIH YANG CEPU?! PEMBELOT JANCOK!"
"DENGERIN DULU ANJEEEENG!" Sanha sampe cape sendiri, terus nyuruh Sunghoon, "langsung ke point-nya aja, hoon"
Ada helaan nafas berat sebelum dijawab sama Sunghoon, "yang hampir ngebongkar identitasku itu hantu--"
Tut! Tut! Tut!
Hendery langsung matiin telponnya, "Ngadi-ngadi ni bocah! Malah nyalahin setan!"
Yang lain ngeliatin Hendery datar, "tapi kan sejauh ini emang kerjaan kita berhubungan sama setan" Sanha ngingetin lagi
San nabok pala kembarannya kesel, "HE COULD TELL US THE TRUTH AND YOU JUST HANG UP THE CALL?! STUPID DUMBASS DONKEY!"
Ga terima, Hendery ngebales balik, "THAT'S A DELUSIONAL STORY, HOW COULD YOU BELIEVE HIM?! HOW COULD A SPIRIT SAY THAT?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
UPW - Urusan Penerus Warisan
Fanfiction"Kayaknya gue menyetujui kerjasama ini untuk membantu hal-hal yang berkaitan dengan kerjaan deh" "Ini juga jadi kerjaan kalo ga selesai" "Ngurusin masalah percintaan lu ga ada di jobdesk gue, bangsat!" "Kita simbiosis mutualisme aja, deal?" "..." "...