"Semakin lama anda berpikir... Bukannya semakin lama juga anda untuk melihat keadaan ayah anda sendiri?"
Youngsoo ngeliatin Moonbin yang nanya gitu ke dia dengan nada yang tenang, "Meeting ini ditunda--?"
"Yakin mau menunda meeting ini?" Moonbin nanya lagi, sengaja motong omongan Youngsoo, "Di saat semua sudah berada diambang kehancuran, anda masih berfikir meeting ini masih bisa ditunda?"
"Are you fucking crazy?! Are you out of your mind?!" Youngsoo meledak pas Moonbin neken dia, "MY DAD IS IN THE HOSPITAL RIGHT NOW! AND YOU EXPECT ME TO KEEP ROLLING WITH THIS CONVERSATION?!"
Moonbin naikin sebelah alisnya, "Jadi maksudnya, anda mengakui bahwa anda tidak mampu untuk menjalankan bisnis tanpa ayah anda?"
"THAT'S NOT WHAT I MEANT, GOT DAMMIT!" Youngsoo ngebales lagi, "What i'm saying is you need more empathy! My dad is dying!"
"So is this corporation" Moonbin ngebales, masih dengan tenang, "Now... We could settle everything in under 5 minutes, if you just calm down and sign the agreement" dia nunjuk map yang udah kebuka dan ada pena di atasnya buat Youngsoo nandatanganin itu
Perasaan Youngsoo campur aduk. Dia rasanya kesel banget karena ni orang maksa dan nekan dia buat tandatangan perjanjian, dan dia juga takut kalo sampe bapaknya kenapa-napa karena kecelakaan itu!
"Why are you doing this?"
"Doing what?" Moonbin ngebales, "saya daritadi cuma duduk di sini. Ga maksa anda untuk berbuat apa-apa--"
"YOU FORCED ME TO SIGN THE FUCKING AGREEMENT--!"
"Saya cuma menyarankan... karena kalau tidak... Perusahaan kalian akan bangkrut." Moonbin ngoreksi, "lagipula, apa susahnya tanda tangan kalau itu beneficial untuk perusahaan, kan?"
--^^--
"Kakak ngedorong orang itu sampe jatoh?" Riki nanya ke Sanha, pas mereka akhirnya ninggalin gedung tadi, dan sekarang bener-bener dalam perjalanan buat nemuin Hyunsuk
Sanha ngelirik Riki yang duduk di jok belakang bareng Sunoo yang masih diem aja, "Ngedorong?"
Riki ngangguk, "ngedorong orang yang tadi dipukulin Sunoo"
"Ah.." Sanha ngangguk paham, "engga.. Aku bahkan ga nyentuh dia sama sekali"
Cowok yang lebih muda nautin alisnya bingung, "terus kok bisa dia jatoh dari jendela? Padahal kan itu bawahnya ada pot batu. Kalo jatoh minimal pasti geger otak" dia ngebayangin
Sanha ketawa, "Oh ya? Lu tau dari mana kalo ada pot batu?"
"Tadi pas aku ngejar Sunoo, kan sampe ke bawah, terus denger ada yang jatoh--"
"Lu liat badannya?"
Riki ngangguk, "iya... ga begitu jelas sih, gelap soalnya"
"Ga takut?" Sanha nanya lagi
"Hm..." Riki mikir, "udah lebih banyak hal lebih aneh yang ku liat sih kak.. Jadi kayak gitu doang tuh... biasa aja"
"Widiiiih! Sangaaar!" Sanha nyautin sambil ketawa
"Kok bisa dia loncat gitu tiba-tiba?"
Sanha ngegidik, "kayaknya udah ngerasa putus asa. Perusahaannya kan bermasalah, terus anaknya juga ga begitu pinter buat ngatur perusahaannya buat tetep beroperasi.... Yaaa jadi gitu deh, milih buat bunuh diri"
"Kalo kayak itu, pasti mati kak?"
"Engga--"
"Semoga aja iya." Sunoo yang daritadi ddiem, akhirnya ngomong, cuma buat nyumpahin Yongha :")
KAMU SEDANG MEMBACA
UPW - Urusan Penerus Warisan
Fanfic"Kayaknya gue menyetujui kerjasama ini untuk membantu hal-hal yang berkaitan dengan kerjaan deh" "Ini juga jadi kerjaan kalo ga selesai" "Ngurusin masalah percintaan lu ga ada di jobdesk gue, bangsat!" "Kita simbiosis mutualisme aja, deal?" "..." "...