"Jadi nanti tempatnya di sini.. Atau kalau mau lebih di depan juga bisa, nanti bisa dicariin yang masih bisa muat untuk 2 makam" Eunwoo ngomong ke klien di depannya
Sebenernya sih, seharusnya dia ga langsung turun ke lapangan. Cuma berhubung keluarga ini kenal baik sama keluarganya... Jadinya Eunwoo mau ikut terlibat aja sekalian
Jinhwan, ngeliat-liat blok yang masih kosong itu, terus dia ngeliat sekelilingnya, "tadi kalo ga salah, saya liat ada tempat buat kumpul kalau ada keluarga kayak hall ya?"
"Oh iya... Ada paviliun yang bisa dipakai keluarga setelah ziarah di sana" Eunwoo ngarahin
"Kira-kira ada blok kosong yang paling deket dari sana?"
"Untuk yang single--"
"Minimal yang untuk 2 makam" Jinhwan motong kata-katanya lagi, "atau ada yang paket lebih banyak?"
"Ada yang untuk 4 makam, 6 makam, 10 makam--"
"Yang 10 makam" Jinhwan ngejawab langsung sampe Haruto yang berdiri di sebelahnya refeks nengok ke arah maminya bingung
"Akeh men" (banyak banget) Haruto komentar
"Ya gapapa, biar kita ga kepisah-pisah nanti"
Haruto ngitung lagi anggota keluarganya, "tapi kan kita cuma berlima, mi"
"yaa.. Emang kalian nanti ga pada nikah?" Jinhwan nanya balik, "Moso nanti kalian dikuburnya bareng papi mami, terus misah karo bojomu?" (sama pasanganmu?)
Haruto diem abis maminya ngomong gitu. Emang udah paling bener, iyain aja deh omongan maminya ._.
Jinhwan ngeliatin Eunwoo, "yang untuk 10 makam, jadi berapa ya?"
Eunwoo senyum, "mari saya antar dulu ke lokasinya. Untuk urusan pembayaran dan hitungan biaya nanti dibicarakan di kantor saja"
--^^--
"Maaf ya, mas" Doyoung bener-bener minta maaf ke Yedam
Cowok yang lebih tua ngangguk paham, "gapapa. Itu kan emang di luar kendalimu."
"Mas ga ngebunuh papi kok.. Emang udah jalannya papi kayak gitu" Doyoung ngasih tau, "makasih mas udah ngeluangin waktu buat bantuin papi biar lepas dari penderitaannya"
Kata-katanya Doyoung kurang lebih mirip sama apa yang Jinhwan omongin ke Yedam juga
"Mas jangan ngerasa bersalah. Yang salah di sini bukan mas. Tapi yang ngirim--"
"Tapi aku tetep harus minta maaf juga. Soalnya gara-gara aku, kamu jadi target juga" Yedam ngingetin Doyoung, "yang ini.. keluargaku yang ngirim, aku berhak ngerasa bersalah"
Doyoung senyum santai, "tapi mas sama mbak Dosie kan ga ada hubungan apa-apa sama yang ngirim. Biarpun sedarah, tapi kan ga pernah ketemu. Aku ga masalah kok"
"Mungkin emang kita harus jaga jarak"
Doyoung sama sekali ga kepikiran kalo niatnya yang cuma mau minta maaf doang, malah jadi kesini
"Gimana?"
"Aku ga mau ada korban lagi. Cukup sekali aja aku jadi alesan orang lain celaka."
--^^--
"Tenanan po?!" (Beneran ini?!) Jeongwoo langsung nanya pas Haruto ngangkat telponnya
"Opo seh?" (Apa sih?)
"Meh kuliah neng Surabaya jare" (mau kuliah di Surabaya katanya)
"Oh..."
"TENANAN PO? HEH, SU?!" (Beneran kah? Heh, njing?!)
KAMU SEDANG MEMBACA
UPW - Urusan Penerus Warisan
أدب الهواة"Kayaknya gue menyetujui kerjasama ini untuk membantu hal-hal yang berkaitan dengan kerjaan deh" "Ini juga jadi kerjaan kalo ga selesai" "Ngurusin masalah percintaan lu ga ada di jobdesk gue, bangsat!" "Kita simbiosis mutualisme aja, deal?" "..." "...