Shinobu tersenyum selagi memejamkan kedua matanya, ketika cucunya bertanya seperti itu entah kenapa ia mengingatkannya pada dirinya yang dulu sekali.
Kedua lengannya itu mulai menarik kepala Shinomiya sampai ia berbaring di atas pangkuannya itu hingga tubuh mereka sama-sama memancarkan cahaya surgawi yang begitu emas.
Shinobu melirik ke bawah hanya untuk menatap wajah Shinomiya yang terlihat sedih, “Kesanggupan dirimu sudah terbukti dengan pendirian pertamamu yang tidak ingin menyerah.”
“Shinomiya merasa frustrasi karena tidak bisa menyelesaikan tanggung jawab itu bukan?”
Shinomiya mengangguk, “Itu dia. Jawabannya sudah kamu dapatkan.”
Jawaban yang terkesan cukup simpel, tetapi Shinomiya masih merasa bingung hingga ia memutuskan untuk melepaskan semua frustrasinya itu kepada Shinobu.
Dia memberitahu kembali semuanya dari titik awal, kedatangan dan tujuannya yang ingin bisa merasakan kenyataan secara langsung.
Kemudian mencari tahu apa yang sebenernya terjadi kepada kedua orang tuanya sampai mereka belum menciptakan Shinomiya dan Kazuha yang sebenernya.
Ketika mengetahui faktanya, Shinomiya tidak bisa menerima itu dengan mudah karena dia merasakan beban yang sangat besar di dalam hati dan pikirannya.
Dia merasa terganggu dan semakin penasaran untuk bertindak hingga semuanya berjalan tidak sesuai dengan keinginannya sendiri.
“Kedatangan diriku dalam kenyataan ini awalnya ingin memastikan Papah dan Mamah...”
“...jika seandainya Kakek moyangku Shuan tidak mengakses naskah itu dengan sembarangan maka aku tidak akan merasakan semua ini.”
“Dialah yang menumbuhkan rasa penasaran itu sampai aku sudah terlanjur berada dalam proses yang membawaku ke dalam kenyataan ini.”
“Memang benar yang dikatakan oleh sejarah.”
“Kenyataan harus dihadapi dengan penuh persiapan dan juga ekspektasi yang berada di titik nol.”
“Intinya kau jangan banyak berharap.”
“Kau harus menjalankan semuanya... dalam keadaan baik maupun buruk...”
“Mengetahui diriku belum lahir ke dalam kenyataan membuatku merasa terganggu, rasanya kenyataan ini berada dalam kendali seseorang yang tidak mau menerima arus sebenarnya.”
“Mereka mengubahnya seenaknya! Itu membuatku kesal dan frustrasi!”
Shinomiya terus membicarakan tentang mereka yang merusak kenyataan, dan ketika bagian yang dia anggap benar mengacaukan kenyataan hasilnya tidak sesuai dengan yang dia inginkan.
Tetapi pembahasannya itu berkaitan langsung pada trauma Ibunya dimana Shinomiya sempat meneteskan beberapa air mata karena masih mengingat semua itu.
Sebuah trauma pertama yang dia terima ketika membicarakan kembali tentang orang tuanya sendiri yang sangat ia sayangi.
Ibu dan Ayah, keduanya tetap membuatnya rapuh sampai ia mulai menangis dan memberitahu Shinobu bahwa...
“Aku datang ke dalam kenyataan ini tanpa tujuan yang pasti.”
“Semuanya terus berganti-ganti sampai aku tidak pernah konsisten pada suatu hal.”
“Padahal sebelumnya aku ingin objektif. Kenyataannya aku terlalu terbawa suasana dengan apapun yang ada di sekelilingku!”
“Aku sudah gagal...”
Shinobu tersenyum selagi mendengarkan curhatannya itu, ia memberikan beberapa usapan halus pada kepalanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Founder V
FantasySetelah mengikuti prinsip para Ancient Legend, Shinomiya melakukan suatu pilihan tersulit yang pernah ia lakukan dalam sepanjang hidupnya di kenyataan. Dia benar-benar membunuh Ibunya sendiri dimana tujuannya berada dalam kenyataan itu telah mengala...