"Ibunda..." Shinichi tak menyangka masih bisa bertemu dengan Ibunya yang memberikan dirinya sebuah kenyamanan pada bagian belakang kepalanya itu.
"Bagaimana bisa...?"
"Sisa cahaya Ibunda sebelum masuk ke dalam pedang itu sepenuhnya." Shinoko menatap pedang yang terletak di sebelah Shinichi dimana mereka berdua mulai menatapnya.
"Pedang itu adalah Ibunda...?"
"Mm, bisa dibilang begitu. Aku menyingkirkan nyawaku untuk bisa menciptakan pedang yang berasal dari nyawaku."
"Dan tentunya semua hal yang ada di dalam diriku ini akan berubah menjadi kekuatan besar untuk pedang itu dimana hanya kamu saja yang bisa mengendalikannya." Shinoko mengusap kepala Shinichi.
Shinichi menatap kembali Ibunya itu dimana dia memperlihatkan senyuman yang begitu indah hingga kenangan indah langsung bermunculan pada penglihatannya.
"Sisa The Mind yang ada di dalam pikiran ini mengatakan bahwa kamu merindukan masa-masa indah itu bukan?"
"Ya... ketika Shinjuku bersama kita..."
"Dan tentunya ketika kita bertiga hidup di dalam rumah yang begitu sederhana, menikmati berbagai macam hal yang menyenangkan."
"Aku juga sedikit rindu dengan latihan dan sopan santun yang selalu Ibunda berikan pada kami."
Shinichi terus membicarakan banyak sekali kenangan yang begitu menyenangkan dengan Shinoko sampai ia menyadari tubuh Ibunya mulai bersinar cerah akan keemasan.
Dia tentunya tidak mempertanyakan hal itu karena tahu momen itu tidak akan bisa dia rasakan lagi, jadi dia harus membicarakan banyak sekali hal dengannya itu.
Shinoko terus memberikan banyak sekali usapan pada bagian kepalanya itu agar Shinichi bisa merasa tenang dan siap untuk perjuangan yang akan dilakukan selanjutnya.
"Shinichi, dengar..."
"Aku tahu kita semua harus siap untuk menghadapi apapun yang hadir ke depannya."
"Dan tentunya tak ada satupun orang yang siap dengan suatu hal mendadak. Itulah kenapa Ibunda selalu melatih kalian untuk bersiap-siap menghadapi semua ini."
"Ritual yang pernah Ibunda bicarakan denganmu sebanyak dua kali, memang sebelumnya kamu tidak mau."
"Tetapi entah kenapa kamu sekarang menerimanya. Itu membuat Ibu cukup bangga karena aku tahu kamu sudah siap."
"Kamu juga tidak perlu melihat Ibunda dibunuh oleh tangan Shinomiya karena nyawaku ini sudah gugur demi bisa menciptakan pedang tersebut."
"Hanya saja The Majestic One tidak akan bisa menjadi sesosok Shinobu Koneko yang asli sebelum pedang itu hancur, dan aku mempertanggungjawabkannya padamu untuk menjaganya sampai dia mati."
"Akan lebih baik lagi jika kamu bertemu anakmu itu. Walaupun dari dunia yang berbeda, kalian berdua saling membutuhkan satu sama lain untuk melaksanakan tujuan lebih objektif."
"Kamu memiliki banyak sekali tujuan, dan Ibu yakin semuanya dapat diselesaikan tanpa masalah sedikit pun."
Shinichi mengangguk, "Aku akan bertemu dengan Ryuusaku Shinomiya."
"Dan aku juga akan menyelamatkan Shinjuku lalu membawa dirinya pulang."
"Tidak peduli dia sudah menjadi monster atau apapun itu, dia adalah satu-satunya hal yang aku miliki di dalam dunia ini."
"Yang paling terpenting juga..." Shinichi memejamkan kedua matanya sampai Shinoko dapat melihat beberapa air mata mengalir keluar.
Shinichi tidak memasang ekspresi sedih atau menangis karena dia masih bisa dibilang kuat, "...aku akan membantai habis semua keturunan Shiratori dengan pedang itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Founder V
FantasySetelah mengikuti prinsip para Ancient Legend, Shinomiya melakukan suatu pilihan tersulit yang pernah ia lakukan dalam sepanjang hidupnya di kenyataan. Dia benar-benar membunuh Ibunya sendiri dimana tujuannya berada dalam kenyataan itu telah mengala...