Morzo saat ini sedang berdiri di atas puncak dari istana birunya yang melayang itu dimana ia masih mengharapkan kedatangan seseorang yang belum berani untuk menunjukkan dirinya sendiri.
"Apakah kau masih akan terus membiarkan diriku ini menunggu, The Proprietary...?"
"Perang yang terjadi saat ini memang menghalangi jalanmu untuk datang menghadap diriku bukan?"
"Itulah yang kau dapatkan..."
"...kau sadar bahwa tidak hanya diriku yang memiliki kebencian abadi padamu.'
Morzo merentangkan kedua lengannya itu, "Kau bukanlah seseorang yang pantas untuk berlagak sebagai maha kuasa dalam dunia ini!"
"Jika sudah tidak ada lagi yang maha kuasa maka kau harus menerima fakta bahwa kita semua tetaplah ciptaan!"
"Ciptaan yang seharusnya menjadi lebih lagi dari ini!"
"Tetapi sangat disayangkan..."
"...kau menyiakan itu." Morzo melangkah ke belakang hanya untuk memeriksa sesuatu.
Morzo tahu bahwa dia tidak bisa menunggu terlalu lama di dalam Touregniration karena hitungan mundur waktu yang berpotensi untuk membawa sesuatu tak terduga.
Dengan banyaknya korban yang berjatuhan dalam Touregniration, populasinya saat ini terus berkurang sampai melewati batasan seimbang dari populasi yang sebenarnya.
Sebelumnya tidak bisa dihitung dengan akal pikiran tersendiri, dan sekarang sudah bisa dihitung seberapa banyak populasi yang bertahan.
Morzo melipatkan kedua lengannya, apa yang dia pikirkan sekarang bukanlah The Proprietary melainkan waktu yang terus berhitung mundur itu.
Dia tahu bahwa ancaman lainnya akan datang dalam waktu yang sangat dekat, tetapi ia masih belum memastikan hal itu sepenuhnya karena tidak ingin jatuh ke dalam perangkapnya.
Teori yang dia miliki hanyalah satu, dan itu masih terhitung sebagai rumor baginya hingga ia harus siap siaga dengan apa yang akan terjadi untuk ke depannya.
Lagi pula banyaknya korban yang berjatuhan itu bukanlah pertanda baik, hal tersebut bisa saja memicu suatu perubahan untuk ke depannya sampai mendekati akhir dari dunia yaitu kiamat.
...
...Bukan hanya Morzo saja yang merasakannya, The Proprietary juga bisa dibilang sama saja karena itu perjalanannya selalu saja mengalami jeda.
Azalea melihat tuannya itu terus diam dengan ekspresi seriusnya itu, dia sampai penasaran dengan apa yang sebenarnya dia pikirkan saat ini.
"Sang Proprietary." Panggil Azalea yang sedang menundukkan kepalanya itu.
"Ada apa?"
"Aku meminta izin untuk bertanya."
"Izin diberikan."
"Apa yang sebenarnya Anda pikirkan saat ini?" Tanyanya.
The Proprietary tersenyum seolah-olah senyuman itu tidak bisa diartikan sebagai yang baik atau buruk karena dia ini pastinya sulit untuk ditebak.
Tetapi dia langsung memberikan jawaban yang dipenuhi kejutan untuk Azalea sendiri dimana tubuhnya langsung merinding sampai kedua kakinya itu bergerak tak karuan.
"I-Itu mustahil...?"
"Mustahil sudah tidak ada lagi menjadi kata setelah apa yang telah terjadi selama ini."
"Banyak sekali kehancuran dan banyak sekali kelenyapan. Secara tidak langsung semua orang telah memberikan dirinya keuntungan karena sudah memenuhi beberapa persyaratan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Founder V
FantasySetelah mengikuti prinsip para Ancient Legend, Shinomiya melakukan suatu pilihan tersulit yang pernah ia lakukan dalam sepanjang hidupnya di kenyataan. Dia benar-benar membunuh Ibunya sendiri dimana tujuannya berada dalam kenyataan itu telah mengala...