"Akan kupastikan semua peluru itu hancur dengan pedang ini!!!" Shinomiya melepaskan radiasi yang sangat dahsyat hingga Ryosei melarikan diri secepat mungkin.
"Golden Radiation...!!!" Shinomiya mengepalkan kedua tinjunya hingga tubuhnya itu memancarkan cahaya yang sangat cerah hingga menyilaukan pandangan Ryosei yang sudah berlindung dibalik salah satu bangkai itu.
Ryosei baru saja mendengar kekuatan cahaya emas yang dimiliki oleh Shinomiya, "Radiasi..."
"...cukup berbahaya jika dilawan dari jarak dekat karena kerusakan yang diberikan itu bisa saja menembus langsung kepada otakku sendiri."
"Aku masih belum memastikan radiasi itu bisa menembus apa saja karena aku tahu kekuatan dari 'Golden' bukanlah sesuatu yang seharusnya diremehkan."
Ryosei mengeluarkan semua peluru pada senapan itu untuk menggantinya dengan peluru yang baru.
Bentukan dari senapan itu juga mulai berubah sedikit dimana pada bagian senapannya mulai memunculkan cahaya berwarna emas dimana dia membidik ke arah Shinomiya.
Satu tarikan dari pelatuk itu langsung memicu lubang yang sangat besar pada lengan Shinomiya hingga ia menjatuhkan pedangnya itu.
Tembakan yang tidak bisa didengar oleh Shinomiya bahkan gerakannya juga tak bisa ia lihat sama sekali hingga ia langsung menutup lukanya yang mengalami pendarahan dalam.
Tetapi yang dilakukan olehnya itu hanya memberikan keuntungan tambahan pada Ryosei sampai lututnya itu memperlihatkan lubang tembakan yang mengucurkan darah juga.
"Narrggghh...!!!" Shinomiya langsung berlutut di atas tanah karena keseimbangan tubuhnya itu mengalami gangguan.
"Dua peluru yang langsung mengenai tubuh..."
"...apakah ada yang ketiga?" Shinomiya mencoba untuk memprediksinya.
Tetapi dia tidak menerima serangan apapun bahkan ia bisa mendengar suara senapan yang sedang diatur ulang dimana Ryosei pastinya mencoba untuk mengisi ulang peluru itu.
Shinomiya mulai berpikir bahwa kedua peluru itu pastinya tidak memiliki konsep suara yang dapat dia dengar bahkan pergerakan saja tidak bisa.
Ada kemungkinan peluru itu mengabaikan konsep dari jarak dan pergerakan sampai bisa langsung mengenai targetnya tanpa harus menunggu satu detik atau setengah detik sedikitpun.
Shinomiya terus berpikir sampai dia menerima luka berlubang lainnya pada bagian jarinya sampai menghilang dua jari itu, "Ck...!"
Betisnya juga menerima tembakan itu sampai menjatuhkan dirinya dari atas gedung hingga menabrak daratan sampai ekspresinya terlihat kesakitan karena peluru itu terlihat seperti mengeluarkan banyak sekali partikel cahaya.
Ryosei terus melancarkan satu tembakan sampai menerima tekanan besar pada senapan yang sudah dia tahan dengan sekuat tenaga hingga Shinomiya mendengar suara pernafasan berat kecil dari arah timur.
"Peluru itu memang membutuhkan tenaga agar bisa menstabilkannya ya..."
"...Kakek, aku tahu kau mencoba untuk mengarah kepala dan dadaku. Tetapi tekanan itu terus membuat pelurumu mengarah ke bagian yang tidak seharusnya kau tembak."
Shinomiya menyentuh kepala dan dadanya sendiri sampai memunculkan radiasi yang cukup besar untuk memberikan beberapa perlindungan kecil.
Shinomiya sempat berlutut sampai bahunya itu menerima tembakan dimana kedua matanya langsung memperlihatkan jarum jam yang berputar ke belakang.
Dia memanfaatkan waktu untuk melihat ke belakang dimana perginya peluru itu sebelum mengenai bahunya.
Ketika ia menatap bahunya, peluru itu memang terlihat seperti berpindah secara instan tanpa adanya pergerakan yang menghampiri dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Founder V
FantasySetelah mengikuti prinsip para Ancient Legend, Shinomiya melakukan suatu pilihan tersulit yang pernah ia lakukan dalam sepanjang hidupnya di kenyataan. Dia benar-benar membunuh Ibunya sendiri dimana tujuannya berada dalam kenyataan itu telah mengala...