Sesuai janjiku kalau sudah VOTE 200 maka akan percepat update
So
Enjoy!
______________
Suara kasim istana mengkumandangkan kedatangan mempelai pengantin yang berjalan berdampingan dengan sebuah kain merah yang mengikatkan tangan kiri mempelai pria dan tangan kanan mempelai wanita.
Terdengar suara petasan dan taburan bunga yang mengiringi setiap langkah keduanya. Tak luput jua pujian dilontarkan untuk pangeran Hongli karena parasnya yang tak perlu diragukan lagi ketampanannya, justru banyak yang berbisik menyayangkan bahwa pria sesempurna Hongli harus menikah dengan perempuan yang dikabarkan 'cacat'.
Karena bukan di jaman modern, pernikahan keduanya tidak dibimbing oleh yang namanya pendeta melainkan menggunakan dupa dengan tiga kali tundukan kepala. Satu kali kepada langit, kedua kali pada orangtua dan ketiga terhadap pasangan masing-masing. Acara dupa selesai maka ikatan terhadap keduanya pun telah sah.
Karena tudung kepala pengantin wanita tidak boleh dibuka kecuali di malam pertama oleh sang suami. Maka setelah acara 'pemberkatan' itu, Baihee dituntun langsung menuju kamar pengantin.
Baihee sungguh bingung karena di dunia modern, pasangan pengantin wajib menyapa tamu, ternyata berbeda dengan jamannya saat ini, dimana yang perlu menyapa hanyalah pengantin pria sedangkan pengantin wanita diharuskan menunggu di dalam kamar pengantin, hingga pengantin pria selesai menyapa para tamunya.
Sesampainya di kamar pengantin, Baihee gelisah hingga membuatnya tak berhenti mondar-mandir. Dirinya terus memikirkan, apakah Hongli akan meminta hak nya malam ini?
Bukan niat Baihee menolak kewajibannya, hanya saja Baihee bingung dengan keadaannya yang tengah hamil keturunan naga murni sedangkan Hongli merupakan pewaris Phoenix, apakah dengan menyatukan keduanya maka anaknya akan baik-baik saja?
Tidak, Baihee tidak ingin mengambil resiko apapun maka dari itu Baihee akhirnya memutuskan bahwa sepertinya dirinya harus jujur perihal anak yang dikandungnya. Bagaimanapun Baihee menyadari bahwa Hongli adalah pria dewasa, berada di ranjang yang sama, tidak menutup kemungkinan akan adanya pergulatan, jadi diharapkan dengan kesadaran bahwa Baihee tengah hamil penerus naga, Hongli dapat berpikir ribuan kali untuk memaksakan kehendaknya.
Merasa lelah terus bergerak tak beraturan, akhirnya Baihee duduk di ranjang yang telah terbaluti sprei berwarna merah juga. Baihee tertawa kecil melihat dekorasi yang serba merah. Jujur saja, di dunianya, tradisi seperti ini sudah tidak digunakan lagi walau sangjit masih ada namun perihal dekorasi kamar bahkan kediaman rumah, menjadi merah, itu sudah sangat jarang dilakukan kecuali area pedalaman atau keluarga yang kental tradisi, anggaplah minoritas pada masanya.
Sibuk bernostalgia sekaligus membandingkan dunia ini dan dunianya, Baihee tak menyadari bahwa Hongli telah berdiri di depannya dengan sepasang cangkir berisikan air anggur.
"Ekhem" Hongli sengaja berdeham untuk menyadarkan Baihee yang entah tertidur atau melamun karena tudung di kepalanya masih menghiasinya.
Baihee tersentak sejenak sebelumnya akhirnya mendongak "pangeran sudah datang? Apakah semua sudah pulang?"
Hongli menggeleng "masih banyak yang belum pulang"
Baihee mengangguk saja dan tak menyadari bahwa Hongli membawa sepasang cangkir di kedua tangannya, maklum sajalah, posisi Baihee tengah duduk dengan tudung menutupi pandangan depan sedangkan Hongli berdiri.
Menyadari itu, Hongli pun segera bersuara kembali "berdirilah, kita harus meminum anggur ini sebagai tradisi malam pertama"
"Anggur? Tapi saya tengah mengandung" tolak Baihee namun tetap berdiri menghargai Hongli yang menyuruhnya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Her
FantasíaMayleen, seorang dokter kecantikan tradisional yang ber transmigrasi ke seorang perempuan jaman kuno yang diperkosa oleh jelmaan naga. Langsung di baca aja beberapa part, bila menarik silahkan lanjut, bila tidak menarik, hapuslah dari perpustakaanm...