Part 55

8.4K 1.2K 56
                                    

"A Yi, tolong kamu kumpulkan semua ketua produksi besok siang ya." Pinta Baihee ketika kini telah tiba kembali di kediamannya sendiri.

Setelah Baihee menyelesaikan urusannya di pertambangan, dirinya langsung segera pulang karena takut suaminya akan pulang lebih dulu dan tak ada yang menyambutnya.

Xiao Yi menunduk hormat. "Baik nyonya. Setelah membantu segala kebutuhan mandi nyonya, saya akan segera mengirimkan surat ke semua rumah produksi."

Ketua produksi yang di maksud oleh Baihee adalah seorang yang ditunjuk dan dipercayai untuk mengurus segala hal di rumah produksi.

Baihee sendiri saat ini memiliki tiga rumah produksi yang terdiri dari rumah produksi pakaian, rumah produksi produk kecantikan, dan rumah produksi tambang emas.

Untuk rumah produksi pakaian atau dalam bahasa modern nya adalah konveksi. Baihee mempercayakan pada tuan Luo, Luo Xin.

Untuk rumah produksi produk kecantikkan, Baihee percayakan pada ayah dari Xiao Yi sendiri, Tuan Xiao, Xiao Yang.

Dan untuk rumah produksi tambang emas. Baihee percayakan pada seseorang bernama Cheng Yun atau dipanggil tuan Cheng.

Ketiganya adalah pria dengan usia paruh baya, yakni lima puluhan, yang memang dihormati atau disegani para rekannya.

Baihee sengaja memilih tipe seperti itu karena dengan begitu akan mudah mengkoordinir para rekan yang lain sehingga pekerjaan akan lebih cepat dan lancar.

Sejauh ini, hanya rumah produksi pakaian dan produk kecantikkan lah yang telah mulai beroperasi jual beli. Itupun hanya berjualan di daerah perbatasan Logos dan bukan wilayah barunya saat ini, Hegon.

Rencana Baihee memanggil para ketua produksi adalah untuk membahas perihal pembukaan cabang penjualan di Hegon.

Oh tentu saja, Baihee akan memakmurkan wilayahnya terlebih dahulu dari perekonomian buruk, sehingga nama baik suaminya pun akan ikut melumbung naik. Namun meski demikian, Baihee tetap akan membuat pusatnya nanti di pulaunya sendiri.

Baihee akan mulai mengumpulkan nama-nama dan mendiskusikannya pada Hongli untuk dipilih menjadi nama kekuasaannya.

***

Sesuai permintaan Baihee, kini dirinya berhadapan dengan tuan Luo, tuan Xiao, dan tuan Cheng.

Baihee menginstruksikan tuan Luo dan tuan Xiao agar memulai mencari 'reseller' di kota Hegon. Sedangkan untuk tuan Cheng, akan melakukan launch pertamanya ketika kasus Pangeran Mahkota terselesaikan.

Baihee mengajarkan secara rinci, sistem reseller itu bagaimana. Dulu memang dirinya pernah mengajarkan sedikit pada Xiao Yi namun kini dirinya ajarkan kembali pada tiga ketua. Meskipun tuan Cheng masih belum dapat menerapkannya, namun Baihee harap tuan Cheng mampu mempelajarinya terlebih dahulu.

Baihee pun berencana untuk mengajarkan sistem Multi Level Marketing ketika sudah di pulaunya sendiri karena bila sekarang, yang diperkaya oleh Baihee adalah kekaisaran dan Baihee tidak menginginkan itu. Baihee ingin memperkaya wilayah kekuasaannya sendiri nanti, yang tak terusik oleh siapapun.

Ketiga ketua menatap Baihee dengan takjub, mereka baru pertama kali mendengar sistem berjualan seperti Baihee dan mereka merasa puas dan bangga hati karena terpilih menjadi salah satu orang kepercayaan perempuan penuh bakat seperti Baihee.

Setelah meeting singkat itu, Baihee mempersilahkan ketiga ketua untuk kembali ke rumah tinggal yang Baihee fasilitaskan di dekat rumah produksi. Lihatlah, bagaimana para pekerja Baihee tidak betah bekerja bersama Baihee. Selain memberikan upah yang besar, Baihee juga menyediakan rumah tinggal bagi mereka yang tidak memilikinya ataupun memiliki rumah yang cukup jauh. Mereka semakin memantapkan hati untuk setia pada tuan seperti Baihee.

***

Jendela terbuka lebar hingga tirai gorden pun berkibar akibat angin yang cukup kencang malam ini. Namun itu tak membuat seorang perempuan yang mengenakan hanfu tidurnya, berdiri di balkon kamar, untuk segera masuk ke dalam. Dirinya semakin hanyut memikirkan nasib suaminya.

Baihee.

Perempuan cantik yang kini tengah asyik memandang langit itu mulai merasakan rindu yang teramat dalam akan kehadiran suaminya.

Sudah genap sebulan, mereka tidak bertemu dan entah mengapa pula, sudah tak ada surat sejak seminggu yang lalu.

Biasanya Hongli selalu rajin mengirimkan surat namun sudah tujuh hari berlalu, tak ada satupun surat yang datang, membuat Baihee merasakan gelisah.

Dengan surat, Baihee mampu mengendalikan dirinya untuk percaya bahwa sang suami di jauh sana, baik-baik saja. Tapi kini? Dirinya bahkan tak mampu menjaga emosi dirinya karena perasaan khawatir yang berlebih.

"Sebenarnya dimana kamu? Hah~ bila tiga hari lagi aku tak mendapatkan kabar darimu, jangan salahkan aku bila aku menyusulmu ke tempat pengasingan Guang Shan." Gumam Baihee menatap gelapnya langit tanpa bintang.

Baihee juga dibuat bingung karena kini kasus Guang Shan sendiri seolah tak pernah ada, lenyap seketika segala berita yang beredar perihal pembunuhan Putra Mahkota.

Masyarakat bahkan menduga bahwa ini adalah bentuk duka Kaisar yang tak ingin membicarakan nasib buruk putranya.

Namun tidak di penglihatan Baihee. Pasti ada sesuatu yang membuat berita itu di padamkan secara terburu-buru.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Aku sungguh tak dapat menahan diriku sendiri untuk pergi mencari tahu." Keluh Baihee sembari kini mengelus perutnya yang sudah terlihat membuncit.

Baihee, "Lihatlah suamiku, hanya sebulan kamu tak melihatnya, kini dia tumbuh begini besar. Aku seperti tengah mengandung delapan bulan padahal aku baru berusia lima bulan. Dan parahnya, semua orang tahunya, kandunganku berusia dua bulan. Ini benar-benar membuatku pusing. Mana aku berbohong hamil anak kembar saking tak tahu alasan logis apa yang membuat perutku besar begini. Andaikan disini ada USG, aku akan mengeceknya sendiri. Hah~ aku benar-benar membawa petaka baru dengan mengatakan hal seperti itu."

"Dan kamu tahu? Aku merasa kesepian saat ini. entah ini memang diriku sendiri atau bawaan bayi. Intinya, aku begitu merindukanmu. Cepatlah pulang bila tak ingin aku menyusulmu." Lirih Baihee.

Baihee sungguh tak dapat berpikir baik bila Hongli menghilang kabar seperti ini. Apakah Hongli nya terluka?

Beruntungnya Baihee tak pernah berpikir bahwa Hongli memiliki perempuan lain di luar sana karena Baihee percaya pada sang suami, bahkan amat mempercayai darahnya. Keturunan Phoenix itu sangat setia.

Meski bagi Mayleen yang dari dunia modern, namun entah mengapa, dirinya mempercayai hal mistik dan kuno seperti itu.

Ya semoga saja.

Semoga Hongli tidak menghancurkan kepercayaan Baihee. Terlebih dengan segala hal yang Baihee rancang demi kebahagiaan mereka. Hongli pasti hanya miliknya, kan?

"Tiga hari.. hanya tiga hari, waktu yang kuberikan untukmu memberiku sebuah kabar."

Tiba-tiba sebuah gumpalan asap hitam berdiri tepat di belakang Baihee, sebelum akhirnya merubah dirinya ke wujud manusianya. "Tidak perlu tunggu tiga hari. Susullah dia besok juga." ucap Xuan Wu secara tiba-tiba mengagetkan Baihee.

Baihee langsung menoleh ke belakang dengan garang, seolah ingin mencabik Xuan Wu karena datang tak diundang.

"Bukan waktumu untuk marah. Berterimakasihlah padaku karena membantumu mengambil keputusan." Ucap Xuan Wu dan tanpa menunggu balasan Baihee, Xuan Wu langsung menghilang kembali dengan asap hitamnya itu.

Seketika perasaan tak nyaman menghampiri Baihee. Sebenarnya ada apa dengan Hongli?



To Be Continued

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang