Part 49

9.2K 1.3K 54
                                    

Tok

Tok

Tok

Suara ketukan pada pintu ruang kerja Hongli terdengar, membuat Hongli mengernyit karena bila itu pelayan pribadinya, maka ada suara yang menyusul seperti menyatakan identitas yang mengetuk tapi hingga beberapa saat, tak ada suara itu membuat Hongli langsung berdiri dan membuka pintunya sendiri.

Ketika membuka pintu, dirinya tak menemukan siapapun hingga suara dari arah belakangnya membuatnya sedikit terkejut.

"Karena kau telah membuka pintu, ku anggap kau telah mengizinkanku untuk masuk."

Hongli menatap tajam pada sosok berjubah hitam itu. "Siapa kau?"

Sosok itu menjentikkan jarinya dan seketika teko teh dan cangkirnya telah tersedia di atas meja. "Istrimu itu pernah bercerita tentangku. Aku Xuan Wu."

Tak Hongli sangka bahwa sosok Xuan Wu yang menyelinap diam-diam dan berbincang dengan istrinya di kamar mereka adalah sosok yang tampan. Seketika rasa cemburu hadir di benaknya.

Melihat aura Hongli, Xuan Wu terkekeh geli. "Kau tak layak cemburu padaku karena aku bahkan seusia nenek moyangmu."

Hongli terdiam karena dirinya yang penuh aturan dan tata krama, seketika merasa dirinya telah bersikap tidak sopan dan langsung lah ia berdeham. "Selamat datang dan ada keperluan apa anda kemari?"

Xuan Wu menuangkan tehnya sendiri ke dalam cangkir dan menyesapnya kecil, "bukankah kalian ingin tahu perihal membekukan janin agar setidaknya akan sama seperti usia kehamilan sembilan bulan? Duduklah dan akan ku beritahu."

Mendengar perkataan Xuan Wu, Hongli langsung dengan patuh duduk manis di depan Xuan Wu. Bagaimanapun ini demi rumah tangganya sehingga Hongli harus menurunkan gengsinya terlebih dahulu.

Xuan Wu tersenyum miring ketika melihat kepatuhan Hongli. "Hmm aku menyukai adab mu dalam bersikap ketika mengetahui bahwa aku adalah orang yang lebih tua darimu." Puji Xuan Wu sembari telunjuknya membuat sihir agar teko tehnya mengisi sendiri cangkir yang berada di depan Hongli.

"Ini adalah teh ginseng kesukaan Zhu Que, si Phoenix nenek moyang kalian." Terang Xuan Wu.

Hongli yang semula hendak meminumnya sontak saja terdiam tak melanjutkan minumnya, membuat Xian Wu terkekeh. "Ah~ sepertinya kau sudah tahu ya manfaat dari teh ginseng?"

"Ya, selain menyehatkan namun juga berfungsi sebagai perangsang. Apa tujuanmu memberikan teh yang mampu membuat manusia 'naik'?" alis Hongli terangkat untuk menanyakan maksud Xuan Wu.

Xuan Wu sendiri hanya mengendikkan bahu. "Hanya memberi tahu bahwa itu adalah kesukaan Zhu Que. Bagi kami yang bukan manusia. Teh ginseng hanyalah teh biasa, tak memberikan manfaat apapun."

Hongli mengangguk saja untuk menanggapi. "Tapi aku manusia dan aku bisa terpengaruh."

Xuan Wu membenarkan apa yang di ucapkan oleh Hongli. Dan karena memang semula Xuan Wu hanya ingin menjahili Hongli, Xuan Wu pun langsung merubah teh milik Hongli. "Kali ini kau dapat meminumnya. Itu hanyalah teh oolong."

Dengan sopan, Hongli menuruti perkataan Xuan Wu. "Bolehkah kita langsung berbicara pada intinya? Bagaimana cara kami menutupi usia sebenarnya kehamilan itu?"

Dengan perlahan Xuan Wu meletakkan cangkirnya dan lalu bersedekap dada menatap Hongli. "Aku cukup mengakui bahwa kau memang pria yang baik, hingga menyembunyikan fakta dari semua orang bahwa Baihee tengah mengandung anak dari pria lain dan mengakui janin itu sebagai anakmu sendiri."

"Ketika aku memutuskan menikahinya, maka sejak saat itu, anak yang berada dalam kandungan Baihee pun adalah anakku." Tegas Hongli membalas tatapan Xuan Wu.

Xuan Wu tersenyum kecil. Dirinya cukup bangga pada 'cucu buyut' nya itu. Baik Hongli dan Baihee, keduanya memang lah terlahir untuk menjadi satu. "Hmm kalian tak perlu sampai melakukan pembekuan janin karena aku baru ingat bahwa masa kehamilan binatang mythic itu memerlukan waktu 13 bulan untuk dapat lahir atau menetas. Jadi kalian hanya perlu menyiapkan alasan perihal mengapa di waktu 9 bulan yang diketahui orang-orang, bayi kalian masih belum lahir dan justru terlahir sebulan kemudian? Ya mencari alasan itu lebih mudah dibanding mencari alasan mengapa lahirnya lebih cepat, seolah telah hamil duluan, meski itu benar."

Hongli seketika menghela nafasnya lega. Semesta ternyata mendukungnya dan Baihee.

"Baiklah, karena aku telah memberitahu jawabannya pada kalian. Aku pamit karena aku memiliki banyak hal yang perlu ku selesaikan. Dan ini..." Xuan Wu memberikan sebuah benda kecil yang mirip seperti keong kecil pada Hongli dan langsung diterimanya.

Xuan Wu, "bila kau ingin memanggilku, tiuplah itu. Aku akan datang bila aku bisa."

Hongli, "mengapa tidak anda berikan saja alamat tempat tinggal anda pada kami agar kami yang menghampiri yang lebih tetua, itu lebih sopan."

Xuan Wu mengibaskan tangannya tak setuju. "Aku tidak butuh kesopanan kalian dan terlebih, sarangku bukan untuk sembarang orang masukki. Aku lebih memilih aku yang keluar daripada orang yang masuk. Bahkan Qing Long, Zhu Que, dan Bai Hu saja tak pernah ku izinkan untuk bertamu, apalagi kalian."

Bukan karena apa Xuan Wu menolak, melainkan itu demi keamanan dan keselamatan mereka juga. Xuan Wu memiliki berkat lumpur pelebur dan sarangnya itu penuh dengan lumpur tersebut. Bagaimanapun Xuan Wu adalah sosok kura-kura dan memang suka berendam. Dan tempat ternyamannya untuk berendam adalah lumpurnya sendiri. Lumpur yang berbahaya untuk orang lain namun tidak untuk dirinya.

Hongli mengangguk mengerti. Bagaimana setiap orang memiliki ruang pribadinya sendiri. Itulah yang berada di benak Hongli.

Setelah berpamitan singkat, Xuan Wu langsung menghilang, meninggalkan Hongli yang kini kembali berkutat pada pekerjannya.

Hongli ingin segera menyelesaikan seluruh dokumen yang perlu dirinya periksa itu agar dapat secepat mungkin bertemu dengan istrinya.

Selain rindu, Hongli ingin menanyakan perihal pembangunan yang direncanakan Baihee pada pulau Feng Huang. Hongli ingat bahwa Baihee pernah berkata bahwa dirinya ingin memberikan gambaran untuk bangunan yang Baihee inginkan disana. Hongli hanya patuh dan akan menuruti semua keinginan istri cantiknya. Namun sampai sekarang, Baihee belum memberikan apapun untuk kelanjutan pengurusan di pulau itu. Hongli berpikir, mungkin Baihee lupa.

Sesungguhnya, Baihee bukan melupakannya, melainkan dirinya memang tengah men design penuh, apa yang harus dibangun di seluruh bagian pulau itu dengan teliti. Memastikan bahwa setiap bangunan yang akan dibangunnya, itu terbentuk semacam benteng tak secara langsung demi keamanan bagian 'pusat' nya.

Pusat yang dimaksud Baihee adalah semacam ibu kota di sebuah negara. Tidak lupa, bukan? Bahwa Baihee menginginkan wilayah kekuasannya sendiri, alias 'negara' nya sendiri. Dan merancang itu semua, tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa.

Selain merancang bangunan. Baihee juga disibukkan dengan perekrutan orang-orang yang dapat dirinya percayai untuk merealisasikan pembangunan itu. Bagaimanapun, mereka yang akan mengetahui seluruh jalur penting nantinya, seperti jalur evakuasi bila ada hal tak terduga dan tak diinginkan terjadi. Baihee sangat teliti untuk hal ini.



To Be Continued

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang