S2 - Part 1

9.2K 1.1K 39
                                    

~Baihee's POV~

Menanam dan mencoba menyuburkan ladang di taman baru, kini menjadi keseharianku. Rumah kaca yang akhirnya selesai di bangun seminggu lalu di pekarangan luas belakang kediaman baruku di Hegon ini, kini disibukan denganku dan Xiao Yi yang mencoba menanam banyak tumbuhan obat.

Ah benar, tepat satu bulan lalu, suamiku resmi diangkat menjadi Pangeran Mahkota Henix. Sempat terjadi pro dan kontra namun perihal politik, aku menyerahkan semuanya pada suamiku. Bagaimanapun, aku ini hanya berbakat di bidang kecantikan dan sedikit bisnis modern. Ya~ sedikit bisnis modern tapi sangat besar wawasannya di kehidupan kuno ini.

Sesuai rencana pula bahwa aku dan suamiku akan menjalani hubungan Long Distance Relationship. Tentu saja mulanya mertuaku menolak namun Hongli dan aku berhasil meyakinkan mereka bahwa kami tidak dapat lepas tangan begitu saja perihal wilayah Utara, yang mana baru saja berpindah tangan kepada kekuasaan kami. Rakyat akan kecewa karena merasa 'dilempar sana-sini.'

Mulanya sulit karena aku sudah terbiasa dengan kehadiran suami tapi setidaknya ini tidak seberapa daripada kehidupanku dulu. Meski terbentang jarak, namun aku sadar bahwa aku memilikinya sehingga aku tak merasa kesepian.

Hmm, bagaimana kesepian ketika semua orang di kediaman begitu mengasihiku dan terlebih kesibukanku mengembangkan bisnisku untuk menjadi alasan modal atas pembangunan besar di pulau.

Sesungguhnya, aku telah mengirimkan sekitar dua puluh lima orang berelemen tanah untuk mulai melakukan penggerukan tanah agar dataran di pulauku menjadi rata dan mudah untuk dibangun.

Semua orang itu adalah orangku yang dengan kata lain, telah terikat kontrak kesetiaan padaku sehingga aku tak khawatir mereka akan mengkhianatiku dengan membocorkan perihal rencana pembangunan di pulau.

"Nyonya, sepertinya sudah saatnya nyonya beristirahat." Xiao Yi mencoba mengingatkanku yang memang selalu lupa bila sudah asyik bereksprimen dengan para tanaman.

"Baiklah. Kau juga bisa beristirahat." Namun Xiao Yi menggeleng.

Xiao Yi, "saya masih harus menyelesaikan tugas saya perihal mengambil laporan penanaman di desa Lioth."

Benar, perihal desa Lioth, mereka semua sudah berhasil melewati penyakit cacar airnya, tentu saja. Aku tidak meraguan kemampuanku perihal kesehatan dan kecantikan kulit.

Berkat aku yang berhasil menyelamatkan mereka, mereka bahkan bersumpah setia padaku meski telah ku katakan bahwa itu terlalu berlebihan.

Tapi karena mereka tetap bersumpah maka aku pun tidak dapat tutup mata perihal keadaan mereka.

Berhubung desa Lioth berada di tepi tebing dimana tanah disana merupakan tanah kapur. Akhirnya aku menawarkan sebuah kerjasama bisnis.

Aku meminta mereka menanam pohon Jujube, Delima, Lemon, dan Blood Orange atau Jeruk darah. Untuk apa? Tentu saja untuk bahan utama produk kecantikanku.

Tanah kapur cocok untuk menanam itu semua.

Dan karena wilayah mereka kecil dan tidak memungkinkan mereka menanam sayuran untuk kebutuhan sehari-hari bilamana menyetujui kerjasamaku. Dengan itu aku menawarkan akan memberikan masing-masing rumah dengan kebutuhan pangan setiap seminggu sekali sebagai komisi, sedangkan upahnya tentu saja berupa mata uang.

Meski mereka belum terbiasa dengan mata uang, namun aku meyakinkan mereka untuk ditabung terlebih dahulu karena cepat atau lambat, desa Lioth akan dikenal dan akan mulai memasuki pasar ekonomi.

Dan ya! Mereka setuju.

Khusus masalah penanaman, aku menunjuk Xiao Yi sebagai 'kepala' nya karena Xiao Yi memiliki elemen tumbuhan sehingga dirinya lebih peka dan teliti terhadap kualitas.



~Author's POV~

Baihee mengangguk. "Baiklah. Urus Desa Lioth terlebih dahulu. Lagipula ini semua sudah selesai di siram. Jadi kita bisa tinggalkan."

Xiao Yi menunduk pamit dan pergi. Selepas kepergian Xiao Yi. Baihee memanggil ksatrianya yang selalu berada di sekitarnya.

"Chen, Jun, Kai, mendekatlah"

Seketika tiga orang langsung berdiri di depannya setelah memberi salam. "Ada yang dapat kami bantu, nyonya?" Seperti biasa, Chen akan mewakilkan suara ketiganya.

Baihee mengangguk. "Mulai saat ini, aku meminta kalian tidak hanya bekerja sebagai ksatriaku saja melainkan akan ada beberapa hal lain yang mungkin aku butuhkan dari kalian. Apa kalian keberatan?"

"Kalau boleh kami tahu, hal lain seperti apakah itu? Bila hal itu mengharuskan kami pergi lama dan jauh dari nyonya. Kami menolak." Tegas Chen.

Diam.

Baihee sedang berpikir perihal keputusannya. Ketika yakin, Baihee langsung menyampaikan. "Kalau begitu, apakah kalian memiliki teman atau kerabat yang ahli dalam hal pencari informasi. Dengan kata kasarnya adalah mata-mata."

Chen, Jun, dan Kai, langsung terkejut dengan permintaan Baihee. Hal apakah yang ingin dilakukan Baihee hingga mencoba merekrut mata-mata?

Baihee, "kalian tahu bukan bahwa kini aku adalah Putri Mahkota. Di kediaman ini pun, aku lah pemimpinnya. Kalian pasti menyadari seberapa berbahayanya posisiku ini. Aku perlu seseorang di luar sana yang dapat memberikanku informasi, demi mencegah hal buruk yang tidak diinginkan."

"Selain perihal aku yang seorang Putri Mahkota. Aku juga pedagang saat ini. Terkadang, pasti akan ada satu dan dua hal dari pesaing yang mencoba menjatuhkanku. Dulu, aku mungkin bisa berlindung pada suamiku tapi mengingat kini tugasnya di istana sudah lebih berat. Aku ingin mampu melindungi diriku sendiri, orang-orang terdekatku dan hal-hal yang sedang ku raih."

Alasan yang tepat sehingga Chen, Jun, dan Kai hanya mampu terdiam tanpa mengelak.

Chen, "kami akan coba membantu dengan memilah dan memilih yang terbaik. Kira-kira berapa banyak yang nyonya perlukan?"

Baihee, "mulanya, bila itu salah seorang dari kalian. Mungkin aku hanya meminta memata-matai istana. Tapi berhubung akan merekrut orang baru. Ku pikir, sebanyak-banyaknya lebih baik. Aku ingin kalian menempatkan seseorang di setiap rumah bangsawan, istana, rumah hiburan, pasar, dan seluruh tempat penting lainnya. Entah sebagai pelayan atau apapun, kalian bisa tolong bantu aturkan. Aku yakin, kalian memiliki kemampuan untuk ini."

Ketiganya saling menoleh dan mengangguk kecil. "Baiklah, nyonya."

Sebenarnya, tanpa Baihee pinta, Hongli telah menempatkan banyak mata-mata di setiap rumah dan sudut tempat demi menjaga keamanan sang istri. Hongli jelas mengerti bahwasannya ketika dirinya resmi menjadi Pangeran Mahkota, maka sang istri yanag menjadi sasaran empuk untuk dijadikan tujuan ancaman.

Demi mencegah itu semua, Hongli memastikan bahwa tidak ada satu ruangpun di kekaisaran Henix yang tidak mampu dirinya 'dengar.' Hongli ingin memastikan, meski dirinya jauh namun tetap mampu menjaga keamanan sang istri dan anaknya.

"Selain di kekaisaran Henix. Aku meminta kalian untuk menempatkannya juga di istana kerajaan Iger." 'Aku merasa mereka terlalu damai untuk seseorang yang benar-benar mengharapkan kematianku.' Perintah Baihee dan dilanjuti dalam hatinya.

Untuk kali ini, Chen, Jun, dan Kai, benar-benar harus mencari kandidat baru karena Hongli tidak menempatkan mata-mata wilayah kerajaan, apalagi istananya.

"Baik, nyonya. Apa ada lagi permintaan lainnya?" tanya Chen memastikan.

Baihee terdiam sesaat sembari mengelus perutnya yang sudah sangat buncit karena usia kandungannya mencapai tujuh bulan. "Hmm siapkan kereta kuda, aku ingin berkunjung ke tambang." 



To Be Continued

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang