Mendengar berita bahagia tersebut, Baihee tersenyum begitu lebar. Meski wajahnya masihlah tampak pucat namun bibir putih itu tetap menyungging penuh.
Dengan gemetar, Baihee menggerakan tangannya untuk mengusap perutnya yang masih tampak rata. Dirinya bahagia akan kembali melahirkan buah hatinya.
Wei Long dan Nan Fei adalah berkat sempurna baginya dan kini semakin diberi kebahagiaan dengan akan hadirnya anggota baru lagi.
Hongli sendiri turut mengulurkan tangannya dan meletakannya diatas tangan Baihee yang mengusap lembut perutnya. "Aku bahagia tapi juga aku takut."
Baihee mendongak untuk melihat sosok sang suami yang kini menampilkan sorot mata rumit. Melihat itu, Baihee mengubah gerakan tangannya menjadi terulur mengusap pipi Hongli. "Kenapa? Mengapa kamu sekarang terlihat sedih?"
Hongli menghela nafas berat. "Aku masih ingat perjuanganmu melahirkan si kembar. Saat itu perutmu dikoyak oleh pedang dan darah mengalir deras. Wajahmu sudah pucat dan aku bahkan berpikir bahwa aku akan kehilanganmu. Aku tak ingin kamu merasakan sakit seperti itu lagi tapi disisi lain aku bahagia dengan berita kehamilan ini. Apa aku suami yang jahat?"
Baihee mengerti kekalutan Hongli. Jujur saja, mendengar perkataan Hongli, membuat Baihee mengingat betapa sakitnya dulu dirinya melahirkan si kembar. Baihee masih mampu merasakan ketika pedang tajam itu membelah perutnya tanpa anastesi. Rasanya seperti Baihee adalah seekor hewan yang disembelih.
Bila tidak mengingat bahwa nyawa putra putrinya terancam, pastilah Baihee mungkin memilih menyerah. Rasa sakit itu bahkan membuat tubuh Baihee sedikit bergetar.
Tapi seperti kata Hongli. Meski ketakutan itu ada. Namun rasa bahagia Baihee lebih besar. Rasa kasihnya sebagai seorang ibu, membuatnya lebih memilih melalui rasa sakit akibat dibelah pedang daripada kehilangan anaknya.
Baihee pun masih mengingat kelima janinnya yang gugur di masa lalu. Dan ya, rasa sakit melahirkan tidak dapat dibandingkan dengan perasaan hancur Baihee saat kehilangan buah hatinya.
Dengan lembut, Baihee terus mengelus pipi Hongli. "Jangan khawatir. Kali ini proses kelahirannya tidak akan seperti waktu lalu. Karena aku sudah lebih berpengalaman. Dan jangan lupa bahwa sekarang kita memiliki tabib hebat legendaris, Qian Qu. Meski namanya tidak terkenal, kamu jelas tahu seberapa hebat kemampuannya dalam bidang medis."
Hongli, "tapi bagaimana bila kejadian itu terulang kembali?"
Baihee, "maka itu berarti memang sebuah takdirku yang harus ku jalani. Bukan begitu?"
Hongli memejamkan matanya sembari mengatur nafas untuk mengontrol emosinya rumitnya. "Baiklah, kali ini juga aku akan menemanimu dari kehamilan awal hingga akhir. Tidak ada lagi kamu yang berjuang sendirian sedangkan aku bekerja begitu jauh dari jangkauanmu."
Baihee tertawa kecil. "Tentu saja kamu harus. Kalau setiap aku melahirkan kamu selalu tak ada. Tampaknya aku harus mencari suami baru."
Pernyataan Baihee membuat Hongli mendelik. Dengan gemas dirinya menggigit hidung mancung Baihee hingga sang empu memekik terkejut.
Tidak sakit, hanya murni terkejut.
"Jangan berani-berani berpikir untuk mengganti suami. Hingga dunia ini kiamat, kamu hanya akan menjadi milikku." Hongli memasang wajah garang namun garang mode Baihee. Bukan garang sebagai Jenderal suatu negeri.
Baihee tersenyum meledek. "Bagaimana bila nyatanya aku memiliki beberapa simpanan pria?"
Wajah Hongli mendatar, tanda diirnya merajuk pada Baihee. "Maka akan kupastikan kamu akan melihat sisa kepalanya saja."

KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Her
FantasyMayleen, seorang dokter kecantikan tradisional yang ber transmigrasi ke seorang perempuan jaman kuno yang diperkosa oleh jelmaan naga. Langsung di baca aja beberapa part, bila menarik silahkan lanjut, bila tidak menarik, hapuslah dari perpustakaanm...