S2 - Part 7

6.7K 941 68
                                    

Di ruangan yang cukup terang. Tidak seperti penjara pada umumnya karena memang Baihee tidak ingin ke tempat yang cukup mengerikan hanya untuk menginterogasi enam pelaku pembakaran tokonya itu. Bagaimanapun dirinya tengah mengandung dan tidak ingin pikiran dan hidungnya terkontaminasi aroma kebengisan penjara bawah tanah.

Xiao Yi dengan cepat memberikan sebuah kursi agar Baihee dapat duduk dengan nyaman. Chen dan Kai langsung membuat ke enam pelaku itu berlutut di depan Baihee.

Mereka sengaja belum menyiksa para tersangka atas permintaan Baihee yang tidak ingin merusak pemandangan matanya dengan wajah babak belur mereka.

"Sudah tiga hari kalian dikurung. Aku pun tidak menyiksa kalian sebagaimana orang lain bila mendapatkan perlakuan serupa dari kalian. Jadi, apa mungkin kalian ingin bekerjasama dengan baik untuk memberitahukan maksud kalian sebenarnya membakar tokoku?" Baihee bertanya dengan suara lembutnya namun tatapan yang cukup mengintimidasi di balik cadarnya.

Kelima laki-laki dan satu gadis itu tertunduk diam tak berani menjawab. Berbeda dengan pikiran mereka yang kini Baihee dengan seksama mendengarkannya.

'Apa yang harus aku lakukan? Bila aku jujur, koin emas yang telah kugunakan untuk pengobatan ibuku harus dikembalikan. Bahkan mungkin setelahnya akan membunuhku dan ibuku.'

'Bagaimana caranya kabur darisini? Aku harus selamat. Hanya aku harapan adik-adikku untuk hidup.'

'Aku hanya ingin menolong ibuku yang diperlakukan tidak adil disana, kenapa berbakti saja aku harus melalui ini semua?'

'Aku benci seperti ini tapi keadaan sulit mendesakku. Mereka berjanji akan memberikan apa yang kami perlukan bila melakukan perintahnya. Tapi kenapa jadi begini?'

'Apa bila aku tidak menjawab aku akan mati disini? Tapi bila aku menjawab pun, aku akan mati oleh mereka.'

'Adik perempuanku sudah menderita. Mereka berjanji akan membalas bangsawan yang memperkosanya bila aku melakukan pekerjaan ini dengan benar. Aku tidak boleh berhenti disini.'

Alis Baihee bertaut. Sepertinya dalang sebenarnya memanfaatkan rakyat kecil yang memiliki masalah dan membodohi mereka dengan iming-iming pemberian hadiah sesuai keinginan mereka. Padahal Baihee yakin, sekalipun ke enamnya berhasil pun, mereka pasti akan dibunuh ditempat demi melenyapkan bukti yang mungkin saja akan menyerang suatu hari nanti.

Helaan nafas iba keluar dari mulut Baihee. "Hei kalian. Menebak situasinya. Kalian pasti mendapatkan 'bayaran' setimpal untuk aksi kalian, bukan? Tapi apa kalian yakin, sekalipun kalian berhasil, nyawa kalian akan selamat? Orang yang menyuruh kalian, tidak bodoh untuk membiarkan kalian hidup. Kalian adalah ancaman untuknya karena telah melakukan hal kotor atas namanya. Kalian adalah saksi sekaligus bukti suatu hari nanti yang mampu mempersulit mereka."

Kalimat Baihee langsung membuat keenamnya mendongak dan menatap terkejut pada Baihee.

Baihee, "jangan terkejut seperti itu. Aku hanya menebak karena tidak mungkin kalian mau bertindak tanpa bayaran. Membakar usaha orang lain bukanlah amal kebaikan."

Diam. Semuanya bungkam dan memang jawaban Baihee sangatlah masuk di akal.

"Apa maksud anda bahwa mereka akan melenyapkan kami?" Dengan ragu, satu-satunya perempuan disana bertanya.

Baihee, "begini, coba bayangkan bila kalian yang berada di posisi 'tuan'mu. Kalian memiliki kekuasaan dan uang. Mengapa justru memilih rakyat kecil seperti kalian untuk melakukan aksi jahatnya dibandingkan meminta salah satu prajurit kompetennya?"

Tak ada yang menjawab. Hingga Baihee gemas. "A Yi, menurutmu kenapa?" Baihee sengaja melempar pertanyaan pada pelayan pribadinya agar pikiran ke enam orang itu terbuka.

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang