S2 - Part 33

5.8K 1K 164
                                    

Kalian semangat Comment dan Vote, aku juga semangat update jadinya hehehe

Aku happy banget karena kalian puas sama dunia khayalanku di Dreamland T_T

Kan jadi terhura.


Tapi kali ini longkap scene lain ya. 



Enjoy!






***

Di sebuah jalanan terjal dan licin, terlihat empat orang anak kecil dengan retina mata berwarna abu-abu dan masing-masing membawa tongkat untuk meraba tanah dan bebatuan agar mereka dapat berpijak dengan aman.

Anak-anak itu terdiri dari tiga laki-laki dan satu perempuan.

Cara berpakaian mereka bukanlah pakaian Hanfu pada umumnya melainkan terbalutkan dari kulit kelembu.

Tampak aneh namun cukup nyaman dan terlihat hangat.

Meski melewati tanah lembab mengerikan, mereka masih mampu saling bercanda dan tertawa meski tangan mereka masih menekan tongkat untuk menyangga.

Ya, keempatnya tidak dapat melihat.

Entah datang darimana mereka hingga kini berada di tepi gunung.

Mereka masih terus berbincang, menumpas keheningan malam yang cukup mencekam, seolah mereka terbiasa dengan itu.

Namun, tawa mereka tiba-tiba menjadi jeritan panik ketika sosok yang berjalan paling depan, tergelincir.

Akibat tali yang saling melekat di pinggang ke empatnya agar tak terpisah, justru kini menjadi petaka karena semuanya tertarik dan ikut terguling.

Bersyukur karena jarak antara turunan gunung dengan dataran rata sudah tidak begitu tinggi. Meski demikian, luka ringan pasti mereka dapatkan.

Tapi kondisi berbeda pada sosok yang jatuh paling awal, dirinya tertimpa yang lainnya hingga membuat lehernya tertancap batuan runcing dan seketika tidak sadarkan diri.

"Yi Ge, San Di, Shi Di, apa kalian baik-baik saja?" Satu-satunya perempuan disana berbicara lebih dahulu. Lalu dengan segera bergeser agar mereka tak saling menimpa lagi.

"Aku baik, Er Jie." Shi Di, sosok yang paling kecil dan diyakini sebagai si bungsu menjawab lebih dulu.

"Aku juga. Bagaimana dengan mu, Er Mei?" Sosok yang paling besar juga menjawab dan membalik pertanyaan.

"Sepertinya aku baik, hanya pinggangku sedikit sakit karena tertimpa kalian." Keluh sang gadis.

"Syukurlah, lalu San Di?" Tanya yang tertua itu.

Tak kunjung mendapat jawaban, sang gadis kecil itu mulai meraba dan menepuk pelan punggung yang terjatuh paling pertama itu. "San Di?"

Tak ada pergerakan sama sekali.

Dengan panik, sang gadis meraba dan ketika menyentuh bagian leher, dirinya terkejut dengan sesuatu runcing yang menancap di leher adiknya. "Tidak! Yi Ge, San Di terluka..." lalu tangannya terangkat karena merasa hangat dan sedikit lengket. Mendekatkannya ke hidung dan menciumnya. "... berdarah! Yi Ge!" Pekik sang gadis kecil ketakutan.

Mendengar teriakkan saudarinya. Sosok tertua itu berlutut ditanah dan berusaha meraba agar lebih cepat daripada mencari tongkatnya yang entah sudah jatuh kemana.

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang