Sesuai janjiku kalau sudah VOTE 250 maka akan percepat update
So
Enjoy!
______________
Gelas yang berada di tangan pangeran mahkota Henix jatuh ke lantai, dirinya dibuat terkejut sekaligus terpesona, belum pernah dirinya menemukan sosok cantik bak malaikat seperti Baihee
"Tidak mungkin, siapa kau, kau bukan Gu Baihee!" tanpa sadar Gu Bai Rong berdiri dengan wajah penuh amarah menunjuk tidak sopan pada Gu Baihee.
"Putri kedua" tegur Raja Iger pada putrinya dengan nada rendah, namun seolah tertutupi rasa iri hati dan benci membuat Gu Bai Rong seolah buta dan tuli.
"Apa ayah? Baihee itu buruk rupa, dia cacat, perempuan itu penipu, dia bukan Gu Baihee! Pengawal! Tangkap perempuan itu karena berani berbohong di depan anggota kerajaan" pekik Gu Bai Rong semakin tak karuan.
"GU BAI RONG!!?!!" teriak Raja Iger yang murka dengan perkataan Bai Rong, bagaimana mungkin Bai Rong tega menjelekkan kakaknya sendiri.
Gu Baihee tersenyum tipis melihat itu, dengan anggun dirinya menarik lembut Hongli dan duduk di kursi kosong yang tersedia, tanpa perlu menunggu diizinkan duduk "oh~ apa topeng putri kedua sudah terlepas sekarang?" tanya Baihee dengan wajah santai namun terlihat mengejek Bai Rong.
"Ah putri pertama, adikmu hanya khawatir denganmu oleh sebab itu mencurigaimu sebagai orang asing karena fisikmu yang memang berubah" bela Ratu Iger. Dirinya merutuk terus perbuatan labil putri kandungnya.
Baihee tertawa hingga membuat beberapa orang di meja makan itu semakin ling-lung karena terpesona "haruskah aku berkata sejujurnya disini bahwa tidak mungkin kami saling mengkhawatirkan satu sama lain. Kurang jelaskah kebencian dimatanya yang ditujukan padaku? Bahkan dari perkataannya pun, dia terlihat lebih menyukai kakaknya yang cacat"
Ratu mengepalkan tangannya di bawah meja namun wajahnya menunjukkan senyum sendu "bagaimana mungkin putri pertama tega berpikir demikian, bila pun benar, itu pasti hanyalah cara putri Bai Rong menarik perhatian kakaknya karena ingin lebih dekat, bukan begitu, nak?" Ratu melirik kepada Bai Rong dan menatapnya seolah tak ingin ada sanggahan. Namun gengsi Bai Rong sangat tinggi hingga dia lebih memilih membuang muka dan mendudukkan dirinya kembali dengan kasar.
Baihee memiringkan kepalanya "seperti itu menginginkan kedekatan? penilaian yang unik, Ratu" sindir Gu Baihee. Baihee yakin bahwa semua orang disini tidak buta untuk melihat tatapan benci Bai Rong pada Baihee sejak Bai Rong memutuskan membuka topengnya tanpa sengaja.
"Dan lagi Ratu, apakah Ratu lupa bahwasannya putri ini tidak hanya bergelar putri pertama melainkan putri mahkota, bukan begitu, ayahanda Raja?" Baihee menoleh dan tersenyum manis kepada Raja Iger, Raja dibuat membeku sesaat karena paras Baihee saat ini sangat mirip dengan mendiang selir agung tercintanya.
Menetralkan perasaan rindu, Raja berdeham "hm", walau Baihee adalah anak selir dan bukan Ratu namun Raja Iger mempersembahkan gelar putri mahkota pada Baihee dengan alasan anak pertama, faktanya, Raja Iger memberikan gelar itu karena Baihee adalah putri dari istri tercintanya. Andai saja istri tercintanya asal Wigon, pastilah ibu Baihee yang diangkat menjadi Ratu. Akibat perjanjian bersama seluruh kekaisaran dan kerajaan, dimana pengantin Wigon dilarang memegang kekuasaan tertinggi di negara orang, jadilah Raja Iger hanya dapat memberikan status selir agung. Namun berbeda dengan Baihee yang sudah tercampur dengan darahnya.
Hal inilah yang membuat Ratu Iger dan Putri Bai Rong begitu membenci Baihee karena Baihee dianggap penghalang kekuasaan mutlak mereka. Walau Baihee dianggap hama menjijikan karena fisiknya namun status kuat yang dipegangnya, tetaplah membuat nya menjadi ancaman.
Baihee yang puas dengan jawaban ayahnya melirik pihak kekaisaran terutama Permaisuri Henix dan putra mahkotanya. Mereka terlihat mendung dengan aura amarah yang kental.
Permaisuri yang marah karena Hongli mendapatkan Baihee yang ternyata jauh dari rumor, jelek dan bodoh. Sedangkan pangeran mahkota marah karena iri dengan Hongli yang mendapatkan sosok cantik seperti Baihee. Seharusnya Baihee yang dijodohkan dengannya kan?
Lantas putra mahkota melirik sinis pada ibunya karena ibunya mengatakan bahwa Baihee buruk rupa dan bodoh sehingga akan semakin mendukung pangeran Hongli yang tidak akan naik tahta tapi apa sekarang? Bahkan kecantikan Baihee akan dapat membuat seluruh kekaisaran menunduk padanya, jadi pasti bukan hal sulit bila Hongli menginginkan tahtanya saat ini. terlebih status putri mahkota yang tersemat di gelar Baihee dan bahkan di validasi oleh sang Raja sendiri.
Melihat tatapan penuh hasrat pangeran mahkota, Baihee bergidik ngeri dan Hongli pun kesal namun mengingat ada sang ayah dan mertua, dirinya harus tetap menjaga sopan santunnya. Berakhir dengan Hongli yang mendekatkan kursi makannya dengan Baihee dan menggenggam erat tangan Baihee, menunjukkan pada semuanya bahwa Baihee adalah miliknya.
"Khem, sudahlah, masalah ini kita lanjutkan setelah makan, menantu sepertinya sudah lapar" sang Kaisar akhirnya bersuara, memecah kecanggungan. Kaisar Henix memang pria yang bijaksana dan terlihat ramah, bahkan untuk wajah garang masih dimenangi oleh Raja Iger namun dari segi kekuatan, janganlah meremehkan pria ramah ini.
Akhirnya acara makan pun terjadi dalam keheningan. Hongli beberapa kali terlihat memberikan lauk pada Baihee, sangat terlihat betapa Hongli menjadikan Baihee 'diatas'nya. Baihee yang merasa di ratukan oleh Hongli tentu saja merasa senang dan hangat bersamaan, hingga akhirnya Baihee pun melakukan hal serupa pada Hongli membuat kilatan kecemburuan di mata pangeran mahkota Henix dan putri Bai Rong semakin menjadi-jadi. Sedangkan Kaisar dan Raja yang melihat itu tersenyum tipis karena merasa tidak salah menjodohkan keduanya. Berbeda dengan dua kubu itu, Permaisuri dan Ratu justru dibuat gundah karena mengkhawatirkan hal yang seharusnya tidak perlu dikhawatirkan itu karena pasalnya baik Hongli maupun Baihee, sama sekali tidak tertarik dengan mengambil kekuasaan kekaisaran Henix maupun kerajaan Iger.
***
Acara makan berakhir dan kini semua menikmati teh.
"Jadi setelah 3 hari disini, kau akan membawa istrimu tinggal bersama denganmu di perbatasan Hegon?" tanya Kaisar menatap Hongli dengan teduh. Kaisar memang menyayangi semua anak-anaknya tanpa terkecuali.
Hongli menggeleng "hamba belum membahasnya dengan istri hamba, rencananya hamba akan membawanya ke kediaman hamba dulu"
Kaisar mengangguk pelan "tapi sebaiknya kau segera pindah darisana, dulu bila kau sendiri, mungkin mendapati serangan pemberontak tiba-tiba adalah perkara kecil namun berbeda dengan keadaan sekarang, sebaiknya ikuti saran ayah dan pindahlah ke perbatasan Hegon, ayah telah menyiapkan kediaman sebagai hadiah pernikahan ayah untuk kalian disana"
Hongli menoleh menatap Baihee dan di balas Baihee dengan senyuman kecil "ayahanda Kaisar, bolehkah hamba meminta sebuah permohonan?"
Semua orang sontak memfokuskan diri pada Baihee, begitupun Hongli yang penasaran dengan permintaan istrinya kepada Kaisar.
Kaisar memandang tertarik dengan menantunya, "katakanlah apa keinginananmu, menantu?"
Baihee tersenyum anggun, tidak peduli pandangan sinis Permaisuri dan Ratu "hamba mendengar bahwa kekaisaran Henix memiliki sebuah pulau tak berpenghuni di perairan Hala, bolehkah pulau itu dihadiahkan kepada hamba dan suami hamba?"
Semua orang mengernyit secara serempak, mereka tahu pulau itu namun itu adalah pulau 'sampah' tak berpenghuni, mengapa tak berpenghuni karena tanah disana beracun dan tidak dapat menumbuhkan tumbuhan apapun sehingga sangat gersang.
Ah tapi ada yang senang dengan permintaan Baihee. Dia adalah Permaisuri dan Ratu, mereka ternyata salah menilai Baihee, bodoh tetaplah bodoh. Untuk apa cantik namun tetap bodoh? Orang bodoh tidak akan pernah naik ke puncak tertinggi, itulah yang mereka yakini.
To Be Continue
***
Yuhuuu, ada yang bisa nebak kenapa Baihee ingin pulau itu?
250 Vote = Next
See yaaa
Love yaaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Her
FantasyMayleen, seorang dokter kecantikan tradisional yang ber transmigrasi ke seorang perempuan jaman kuno yang diperkosa oleh jelmaan naga. Langsung di baca aja beberapa part, bila menarik silahkan lanjut, bila tidak menarik, hapuslah dari perpustakaanm...