S2 - Part 64

2.7K 448 36
                                    

Mulanya Baihee tak percaya dengan ucapan Xuan Wu perihal kriteria orang-orang yang diizinkan masuk di Wu Ming.

Namun kini dengan mata kepalanya sendiri, Baihee melihat bahwa fisik mereka memang melampaui manusia normal lainnya. Bukan berarti berparas mengerikan. Melainkan tubuh mereka semua berotot dan tampak kekar.

Baik pria maupun wanita, semua tampak gagah.

Ada beberapa sosok yang tidak tampak 'keras' namun terlihat bahwa mereka memikili kecerdasan di atas rata-rata.

"Kau tahu, aku banyak menemukan para pembunuh bayaran yang sebenarnya tidak ingin membunuh. Banyak ksatria bayangan yang sebenarnya enggan mengabdi pada majikannya yang jahat. Banyak juga para cendikiawan yang harus berkarya di balik layar karena kehebatannya dianggap milik orang lain. Mereka terpaksa melakukan hal tersebut karena harus melindungi hidup orang berharga bagi mereka."

Suara lembut dan penuh wibawa milik Qian Qu itu terdengar dari sisi Baihee yang berdiri diam menatap para penghuni Wu Ming yang kini sudah berada di tanah Dreamland.

Qian Qu, "seperti dirimu yang menolong mereka yang kesulitan hidup akibat diskriminasi dan kesenjangan sosial. Aku pun membantu mereka yang tak berdaya akan pilihan hidupnya."

Senyum kecil terukir di bibir merah Baihee. "Sedikit berbeda. Aku menampung mereka yang tidak terdaftar di catatan sipil. Sedangkan kamu menampung mereka yang melarikan diri. Milikmu itu lebih merepotkan, kau tahu?"

Qian Qu terkekeh dengan dan mengangguk setuju. "Meski mereka orang-orang yang melarikan diri. Tapi jangan khawatir. Pekerjaan mereka sebagai sosok 'bayangan' itu tidak diketahui dan dikenal banyak orang. Sekalipun mereka menghilang, yang dapat murka hanyalah majikan mereka. Itupun mereka tak akan mampu berbuat macam-macam seperti melaporkannya pada istana. Karena tindakan mereka sendiri sudah melanggar hukum Kekaisaran maupun Kerajaan."

Baihee menjepit pelipisnya dengan jari lentiknya. "Ya aku percaya padamu. Jadi, kamu bisa menempatkan mereka sesuai keahlian mereka masing-masing. Bagi para cendikiawan mungkin bisa ditempatkan di Akademi. Lalu para prajurit, ksatria bayangan, maupun pembunuh bayaran, tanyakan saja mereka ingin bekerja di bidang apa."

Alis Qian Qu terangkat sebelah. "Mengapa para Cendikiawan langsung diarahkan ke Akademi sedangkan para pekerja otot, kamu berikan pilihan?"

Baihee, "itu karena kamu bilang mereka sebenarnya tidak ingin bekerja sebagai penjahat, bukan? Jadi aku menghargai keinginan mereka. Sedangkan untuk para cendikiawan, itu kasusnya berbeda. Mereka memang berbakat dan berminat di bidang tersebut. Hanya saja orang lain yang mengaku-ngaku karya dan pekerjaan mereka. Jadi, disini aku memberikan mereka kesempatan untuk membuat nama mereka sendiri. Ide mereka adalah milik mereka sendiri."

Tepuk tangan berat membuat kedua perempuan tersebut menoleh. Dan ternyata Xuan Wu lah pelaku tepuk tangan tersebut. "Memang ini yang diharapkan dari seorang pemimpin."

Qian Qu juga turut tersenyum, menyetujui ucapan Xuan Wu.

Sedangkan Baihee tersenyum pongah sembari mengibaskan rambut hitam lurusnya. "Oh tentu. Terimakasih pujiannya. Aku sadar diri bahwa aku memang sangat bijaksana dan berwibawa."

Senyum kebanggaan Xuan Wu langsung pudar.

Qian Qu sendiri hanya tertawa kecil dengan sikap Baihee yang cukup tak terduga.


***

Enam bulan berlalu begitu cepat dan kini Dreamland sudah dipenuhi dengan aktivitas rakyat yang berlalu lalang.

Baihee tak pernah menduga bahwa hanya dalam kurun enam bulan, Dreamland nya sudah benar-benar hidup.

Bahkan laporan migrasi semakin menumpuk. Ternyata berita perihal kehidupan damai dan nyaman di Dreamland telah sampai di pelosok Kerajaan dan Kekaisaran tetangga. Mereka semakin berbondong-bondong ingin pindah ke Dreamland karena telah mendengar begitu banyak saksi dan bukti bahwa tak ada penindasan sosial disana.

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang