"Jadi, ada masalah apa, A Yi?"
Baihee yang sedang berlatih terpaksa berhenti karena tiba-tiba Xiao Yi datang padanya dengan nafas terengah-engah, bahkan raut wajahnya tampak panik.
"I.. itu nona.. ada toko sabun kita yang dipusat kota, dibakar."
"APA?" Reflek Baihee berteriak karena tidak terima dengan berita yang di dengarnya. "Bagaimana bisa?! Siapa yang berani membakarnya?"
Xiao Yi tampak ketakutan namun berusaha berani berbicara. "Toko di bakar oleh beberapa orang yang mengaku sebagai pengguna sabun dan justru kulitnya lama-lama gatal, memerah, dan berakhir luka seperti luka bakar."
Alis Baihee berkerut dengan nafas memburu. Siapa yang berani menyentuh bisnis yang susah payah dijalankannya.
Menghela nafas penuh emosi. Tangan Baihee mengepal. "Kita ke pusat kota sekarang. A Yi, cepat siapkan kereta kuda. Jun, pastikan tangkap pihak anarkis yang seenaknya membakar tokoku dan seret mereka ke lokasi toko pusat kota. Kai, ambil sabun yang mereka berkata telah mereka gunakan. Chen tetap bersamaku."
Dengan cepat semuanya langsung mengikuti perintah karena suasana hati Baihee yang kini tengah hancur berantakan.
Sungguh, Baihee sangat murka saat ini. Bila memang semua ini akibat alergi sabun, seharusnya ajukan keluhan terlebih dahulu. Bukan asal membakar property milik orang lain.
Baihee marah karena ini jelas ulah seseorang. Tidak benar-benar karena alergi sabun. Bagaimanapun sabun buatannya dan para bawahannya, semua ber komposisi alami. Hampir kecil kemungkinan terjadinya reaksi hingga pengelepuhan kulit.
Chen sendiri langsung memanggil beberapa prajurit untuk ikut dengannya ke pusat kota karena menghindari bentrokan yang mungkin saja dapat terjadi.
Selama perjalanan. Baihee menggunakan kesempatan untuk masuk ke gua dimensi dan bertukar pakaian. Tak lupa memakai cadar dan mengambil jarum beracunnya. Cadar digunakan karena masih belum ada yang benar-benar mengetahui pemilik usaha sabun sebenarnya. Baihee hanya bersembunyi di balik punggung keluarga Xiao. Tapi kini, amarahnya tak mampu dirinya tahan. Hal ini harus segera diselesaikan atau akan semakin memburuk.
Chen sendiri menggunakan kuda dan bergerak disisi bagian jendela kereta Baihee.
Membutuhkan waktu sekitar satu jam dengan kecepatan tinggi dari perbatasan Hegon ke pusat kota. Namun karena menggunakan kereta kuda, perjalanan jadi harus tertempuh dalam waktu dua jam.
Tiba di lokasi. Pemandangan yang terlihat adalah asap hitam yang menandakan api telah padam, meninggalkan reruntuhan toko.
Banyak yang berkumpul entah untuk menyaksikan ataupun mencari pembenaran bahwa sabun yang mereka beli, sungguhkah mampu membuat melepuh?
Wajah Baihee benar-benar terlihat buruk saat ini. Aura kecantikannya yang sempurna justru kini terlihat mematikan. Aura lembutnya benar-benar hilang. Terlebih cadar yang senantiasa menutupi wajahnya, membuat Baihee semakin terlihat misterius sekaligus mengerikan.
Melihat Jun telah berhasil meringkus lima orang laki-laki dan satu perempuan. Cukup membuat Baihee bangga karena entah bagaimana cara Jun mendapatkan pelaku pembakaran dan penyebar tuduhan palsu. Tapi yang pasti memang tim suaminya tak dapat di remehkan.
Kaki Baihee melangkah mendekati ke enam orang yang terikat. Wajah mereka terlihat tenang namun pikiran mereka terus melontarkan makian, kebingungan, maupun ketakutan. Baihee jelas mendengar itu semua.
Menoleh pada Kai. Kai hanya menggeleng, yang membuat Baihee mengangguk kecil. Benar saja, ini pasti ulah seseorang yang ingin menjatuhkan usahanya.
"Jadi kalian yang membakar tokoku?" Tanya Baihee datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Her
خيال (فانتازيا)Mayleen, seorang dokter kecantikan tradisional yang ber transmigrasi ke seorang perempuan jaman kuno yang diperkosa oleh jelmaan naga. Langsung di baca aja beberapa part, bila menarik silahkan lanjut, bila tidak menarik, hapuslah dari perpustakaanm...