Part 12

19K 2.7K 209
                                    

Sesuai janjiku kalau sudah VOTE 250 maka akan percepat update

So

Enjoy!

______________

Tok Tok Tok

Bunyi pintu kamar Hongli dan Baihee diketuk dengan tempo teratur membuat Hongli terpaksa membuka mata sedangkan Baihee menggeliat terganggu. Hongli dengan gerakan lembut mencoba melepaskan dekapannya.

"Hmm? Aku masih lelah, lao gong~" (*lao gong = suami) suara serak Baihee mengalun manja kepada Hongli.

Seketika wajah Hongli memerah karena tersipu malu, entah mengapa, mendengar rengekan manja dari istrinya, cukup menyenangkan. Apalagi mendengar sang istri berbahasa non formal, membuatnya semakin dilanda euforia.

Hongli membenarkan tatanan selimut yang sempat tersingkap karena pergerakannya "tidurlah kembali" lalu mengambil pakaiannya dan membuka pintu, terlihatlah beberapa orang pelayan dari laki-laki hingga perempuan berdiri membungkuk dengan barisan yang rapi, dimana mereka siap bertugas menjalankan kewajibannya masing-masing. Pelayan laki-laki bertugas membantu Hongli bersiap dan pelayan perempuan membantu Baihee bersiap.

"Istri saya masih perlu istirahat, kalian pergilah" perintah Hongli pada para pelayan, saat hendak berbalik masuk kembali ke dalam kamar, Hongli kembali bersuara "tidak perlu datang bila kami tidak membunyikan lonceng" lalu masuk tanpa menunggu jawaban.

Tanpa disadari Hongli, perkataannya pada para pelayan, berakhir dengan rumor yang luar biasa heboh di istana Iger. Memang sesuai tradisi bahwa pasangan pengantin akan tinggal di pihak keluarga sang istri selama tiga hari sebelum akhirnya pindah permanen ke tempat tinggal pihak suami.

Pihak kerajaan Iger memang tidak mengetahui bahwa Hongli sesungguhnya tidak pernah menggunakan pelayan untuk membantunya mandi dan berpakaian karena Hongli membenci sentuhan asing, kecuali pengisian air bak mandi tentu saja, itu sebabnya Hongli memilih mandi dan bersiap sendiri.

Berhubung kini di ranjangnya ada sosok bidadari yang tertidur pulas, Hongli memilih mengisi air bak mandi nya sendiri daripada ada pelayan yang masuk dan tanpa sengaja maupun sengaja, melihat tubuh Baihee yang tengah polos itu. Sekalipun tertutupi selimut namun Hongli memilih tidak mengambil resiko sekecil apapun.

Entah Hongli yang mandinya terlalu lama atau Baihee yang mandinya terlalu cepat, ketika Hongli keluar tempat pemandian, Baihee telah duduk cantik dengan rambut yang tidak dihias berlebihan, hanya diurai menggunakan rantai tipis permata di puncak kepalanya, dan itu telah menguarkan aura kecantikan yang dapat menundukkan semua orang, begitulah pemikiran Hongli.

"Kapan putri mandi?" tanya Hongli memulai pembicaraan.

Baihee yang tengah memandang keluar jendela langsung menoleh "aku menggunakan pemandian kamar tamu" bohong Baihee, faktanya Baihee mandi di gua dimensinya sendiri "bisakah kau tidak perlu lagi terlalu formal padaku?" tanya Baihee mengalihkan topik.

Hongli terdiam sesaat sebelum mengangguk "aku bisa"

Baihee tersenyum puas "ayo kita makan siang bersama keluargaku", Baihee menarik lembut tangan Hongli namun tubuh Hongli bak patung yang sulit digerakan, membuat Baihee mengernyit bingung "ada apa?" tanya Baihee menatap Hongli.

"Dimana cadarmu? Dan jenis pakaian apa ini? mengapa banyak kulitmu yang terbuka?" protes Hongli ketika melihat pakaian unik dan asing, melekat cantik di tubuh istrinya.

"Ya? Cadar kan hanya digunakan sampai malam pertama, bukan? Dan ini Hanfu rancanganku agar memudahkanku bergerak leluasa dan tidak panas" Baihee memang sengaja tidak menggunakan cadar karena Baihee ingin hari ini menunjukkan fisik aslinya namun sepertinya sang suami berpikiran sesuatu yang memperumit keadaan.

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang