Part 48

9K 1.3K 48
                                    

Sesuai prediksi Baihee bahwa Hongli langsung datang bersama beberapa prajurit miliknya dengan menggunakan teleportasi.

Melihat Baihee yang membungkukkan tubuhnya sembari memegang perutnya dan tatapan khawatir juga bingung Xiao Yi, membuat Hongli tak dapat untuk tidak berpikir buruk.

"Kalian langsung tangkap mereka. Saya akan segera menyusul begitu melihat istri saya baik-baik saja." Perintah Hongli pada ke sepuluh prajurit pilihannya, yang tentunya bukan sembarang prajurit. Mereka semua telah berada di level tinggi dan bahkan ada dua orang, telah berada di tingkat tujuh, tiga tingkat lagi maka akan berubah menjadi level master.

Hongli langsung membakar habis perisai mawar milik Baihee dengan elemen api miliknya. Bersyukur Hongli mampu mengendalikan apinya agar tidak berasap dan membahayakan sang istri.

"Kenapa ini?"

Suara Hongli mengalihkan Baihee dan Xiao Yi yang baru saja berjeletuk perihal bayi kembar.

Xiao Yi yang melihat Hongli langsung bernafas lega karena kini dapat dipastikan bahwa dirinya dan nyonya muda keras kepalanya akan selamat. Dan karena sudah merasa lega, kini ekspresi Xiao Yi berubah ceria ketika mengingat perihal bayi kembar.

"Selamat tuan, nyonya muda hamil anak kembar!" pekik Xiao Yi gembira. Berbeda dengan raut pias Baihee yang kini meneguk ludah gugup ketika melihat alis Hongli terangkat menuntut maksud atas kalimat pelayan pribadinya itu.

"Ekhem, sebaiknya sekarang kalian membantuku karena perutku sakit." Ucap Baihee mengalihkan dan memang benar pula bahwa perutnya masih ngilu akibat tendangan super keras dari bayi di dalam kandungannya.

Hongli langsung bergegas kembali mendekat setelah tadi sempat berhenti karena kalimat sambutan Xiao Yi yang tiba-tiba.

Hongli menggendong Baihee untuk berteleportasi namun ketika mengingat sosok Xiao Yi. Hongli langsung bersiul dan datangnya seorang pria yang cukup kekar namun wajahnya tertutupi karena tudung yang dikenakannya.

"Yun, bawa nona Xiao Yi ke kediaman." Perintah Hongli pada pemuda yang kini diketahui bernama Yun.

Yun adalah sosok ksatria bayangan atau hampir sama dengan pengawal pribadi namun tidak secara terang-terangan terlihat. Mereka bersembunyi dalam bayangan, itulah sebabnya mengapa di katakan ksatria bayangan.

Hongli menolak keberadaan pengawal pribadi sejak kecil namun harus pasrah dengan ksatria bayangan yang diberikan oleh ayahnya, sang kaisar Henix.

Yun memiliki elemen petir dengan level tinggi tingkat 5. Meski Hongli berada di atasnya karena ber level tinggi tingkat 10, namun namanya manusia pasti ada lengah dan keberadaan Yun akan sangat membantu.

Xiao Yi yang tiba-tiba di rangkul oleh sosok Yun, membeku. Dirinya hampir tak pernah bersentuhan fisik dengan lelaki dan kini sosok Yun merangkul pundaknya, sungguh membuat seakan akal sehatnya melayang.

Di dunia ini, untuk dapat berteleportasi, yang menggunakan sihir haruslah menyentuh subjek yang ingin di bawa pergi. Jadilah Yun memilih merangkul Xiao Yi dibandingkan menggandeng tangan Xiao Yi atau merengkuh pinggang ramping Xiao Yi.

Padahal bila Baihee pikir kembali, bukannya cukup meraih pergelangan tangan Xiao Yi? Entahlah, Baihee yang melihat hanya tersenyum kecil. Sepertinya dirinya akan menjadi cupid dadakan untuk Xiao Yi kecilnya. Oh tentunya ketika umur Xiao Yi sudah mencukupi.

"Apa masih sakit?" Kalimat Hongli langsung membuyarkan pemikiran Baihee yang tak sadar kini keduanya telah tiba di kediaman mereka.

"Ah tiba-tiba rasa sakitnya menghilang. Mungkin bayinya merindukan ayahnya jadi tadi menendang begitu kuat." Jujur Baihee tak mengada-ngada kali ini.

Hongli mengangguk kecil lalu dengan gerakan lembut meletakkan tubuh Baihee di atas ranjang. "Tetaplah panggil tabib dan maaf, aku perlu membantu membasmi pemberontakan terlebih dahulu. Nanti sesaat ku kembali, kau harus menjelaskan perihal keberadaan ketiga pengawalmu dan tentunya perihal bayi kembar."

Tanpa menunggu jawaban Baihee, Hongli langsung berteleportasi kembali karena dirinya tak bisa meninggalkan medan kerusuhan begitu saja.

Baihee tersenyum kecil. Menikah di jaman yang suka bertarung, memang harus siap mental ketika memiliki pasangan yang memang berdiri di garis depan. Keamanan masyarakat pasti lebih di prioritaskan karena itu adalah tanggung jawabnya.

Baihee tidak marah dan justru bangga karena sang suami begitu bertanggung jawab.

Pintu kamar diketuk beberapa kali dan akhirnya terbuka ketika Baihee mengizinkan orang diluar pintu itu untuk masuk. Saat pintu terbuka, hadirlah sosok Xiao Yi dengan wajah memerah padam.

"Hmm. Nyo.. nyonya, apakah saya perlu memanggil tabib sekarang?" ucap Xiao Yi masih gugup entah karena apa.

Baihee yang mendengar pemikiran Xiao Yi langsung terkekeh. Oh Xiao Yi kecilnya bukankah begitu imut? Dirinya pasti kini tengah salah tingkah karena Yun.

"Kenapa wajahmu memerah, A Yi? Apa kau sakit? Sepertinya bukan aku yang memerlukan tabib tapi dirimu, A Yi." Goda Baihee dengan wajah pura-pura serius.

"Ti.. tidak nyonya. Saya tidak sakit. Bila nyonya tidak memerlukan tabib, saya izin undur diri untuk membersihkan tubuh karena cuaca begitu panas." Xiao Yi sama sekali tak berani menatap wajah Baihee.

Baihee mengulum bibirnya agar tak tertawa. "Wah tubuhmu unik juga karena kepanasan di musim dingin seperti ini. Baiklah, kau bisa pergi. Tapi sebelum pergi tolong ambilkan selimut tebal untukku karena aku sangaattt kedinginan."

Wajah Xiao Yi semakin memerah karena tak kuasa menahan rasa malunya. Dengan langkah tergesa dan terlihat buru-buru. Xiao Yi berlari menuju ruang ganti pakaian dan mengambil selimut yang memang tersimpan rapi di dalam lemari.

Membantu menyelimuti Baihee yang kini sudah berbaring. Xiao Yi langsung berlari keluar untuk menenangkan dirinya sendiri.

Sepeninggalan Xiao Yi. Baihee langsung terlelap karena merasa sangat lelah.

***

Di ruangan kerja Hongli, kini telah berdiri tiga orang yang dirinya tunjuk untuk menjadi pengawal pribadi Baihee. Dirinya menuntut penjelasan mengenai mengapa mereka meninggalkan sang istri tanpa penjagaan?

Sebelumnya, setelah menangkap para pemberontak yang bersyukurnya tidak begitu banyak seperti di medan perang. Hongli langsung memukul Chen, Jun, dan Kai karena telah berani meninggalkan sang istri hanya bersama pelayan pribadi. Itulah sebabnya mengapa mereka berada di ruangan kerja Hongli saat ini karena Hongli yang menyeret mereka.

Meski ketiganya telah menjawab dengan jujur dan Hongli masih belum puas memberi pelajaran bagi ketiganya namun akal sehat Hongli masih berfungsi karena ini semua atas kekeras kepalaan sang istrinya sendiri. Akan tidak adil bila Hongli masih menghukum mereka dengan berat.

"Sejak saat ini saya tegaskan. Kalian saya utus untuk menjaga istri saya, kalian wajib berada di sekitar istri saya, maka kedepannya saya tidak akan mentolerir lagi tindakan seperti ini apapun alasannya. Bila istri saya yang bersikeras, kalian bisa lebih keras kepala. Bila istri saya mengancam, kalian bisa menjadi ksatria bayangan untuknya. Tapi tidak boleh pergi meninggalkannya begitu saja. Apa kalian mengerti?" tegas Hongli pada Chen, Jun, dan Kai.

Ketiganya menunduk hormat. "Kami mengerti, tuan."

Hongli mengangguk. "Bila istri saya sungguh nekad. Saya mengizinkan kalian untuk membuatnya terlelap tanpa menyakitinya maupun janin di kandungannya. Jangan memukul untuk membuatnya pingsan. Hanya gunakan sihir pengantar tidur."

Ketiganya dengan kompak menunduk kembali. "Baik, tuan."

"Kalian boleh pergi." 



To Be Continued

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang