Part 56

7.8K 1.2K 31
                                    

Mengikuti ucapan Xuan Wu dan kegelisahannya, Baihee kini tengah bersiap untuk pergi. Baihee sendiri telah menulis sebuah surat agar Xiao Yi tidak kelabakkan mencarinya meski tetap akan heboh ketika membaca isinya yang menyatakan bahwa Baihee akan menyusul Hongli ke tempat perasingan.

Ya, Baihee berbicara jujur.

Baihee memutuskan jujur karena bisa saja disaat dirinya masih dalam perjalanan ternyata Hongli pulang dan tak mendapati dirinya, lebih baik Baihee sampaikan pada Xiao Yi kemana tujuannya.

Namun Baihee meminta Xiao Yi agar tak membocorkannya pada siapapun juga. bila ada yang bertanya, cukup katakan bahwa Baihee tengah sakit atau sibuk dengan pekerjaan, apapun alasannya, Baihee serahkan pada Xiao Yi.

Tindakan Baihee memang nekad namun dirinya yakin bahwa Xuan Wu memintanya segera menyusul Hongli, pastilah telah terjadi sesuatu.

Meski Baihee bertindak gesa tapi Baihee memastikan segala keperluannya telah dirinya masukkan ke dalam gua dimensi bila di gua dimensi tidak ada. Tak lupa, Baihee juga mengajak ketiga ksatria bayangan miliknya. Baihee cukup sadar diri bahwa dirinya tengah mengandung dan dirinya juga tidak memiliki kemampuan elemen selain duplikasi. Akan merepotkan bila dirinya bertemu hewan liar. Baihee hanya mampu menduplikasi kemampuan sihir dan elemen bukan kemampuan bertarung binatang. Dirinya akan langsung ditendang dari dunia bila memaksa bertarung tanpa kekuatan.

Ketiga ksatria pun tidak mampu melarang terlebih dengan kekeras kepalaan Baihee. Lagipula mereka juga diajak, jadi mereka hanya perlu menguatkan diri untuk melindungi Baihee bila masih ingin kepalanya utuh.

Perintah dari Hongli adalah terus berada disisi Baihee, bila Baihee memerintahkan mereka pergi, maka jangan laksanakan. Berbeda dengan saat ini, Baihee meminta mereka ikut mendampinginya untuk mencari Hongli.

Itu kasus yang berbeda, kan?

Setelah semuanya siap, Baihee dan ketiga ksatrianya langsung pergi dengan kuda masing-masing.

Ya, kuda. Bukan kereta kuda.

Baihee lagi-lagi bersikeras menggunakan kuda agar lebih cepat sampai. Baihee sendiri meyakini bahwa janinnya kali ini sangatlah kuat alias tahan banting karena telah dilindungi oleh inti naga. Jadi untuk guncangan itu pasti aman.

Baihee sendiri telah meminum ramuan agar semakin meyakinkan diri bahwa kandungannya begitu kuat. Yang harus dirinya khawatirkan adalah nyawanya sendiri. Tapi Baihee percaya dengan pilihan Hongli yang jatuh pada ketiga ksatrianya.

Jangan lupakan Baihee yang memiliki armor dalam tubuhnya dari sisik naga bila keadaan darurat tiba-tiba mencoba melukainya.

Meski armor itu tidak mampu melindunginya dari serangan tangan kosong, namun untuk menghalau benda maupun sihir, itu masih sangat mampu.

Ketiga ksatria yang melihat betapa gesitnya Baihee menunggangi kuda, hanya mampu merapal doa dalam hati agar ibu hamil itu baik-baik saja. Mereka hanya terus mengejar, menyesuaikan kecepatan tunggangan kuda Baihee.

Gelora rindunya pada Hongli, membuat Baihee memacu dengan begitu semangat. Baihee merasa, sepertinya bukan hanya dirinya yang bersemangat, melainkan bayi dalam kandungannya juga begitu, terasa dengan membuncahnya energi Baihee meski kini dirinya di kategorikan kurang tidur.

Lokasi tujuan mereka saat ini adalah desa terpecil di bawah kaki gunung bagian timur. Desa yang dipilih sebagai tempat pengasingan Putra Mahkota Henix.

Desa tersebut diberi nama Desa Lioth.

Desa Lioth sendiri dikenal dengan desa termiskin karena sulitnya perputaran ekonomi disana. Mereka masih melakukan transaksi dalam bentuk barter kepada sesama tetangga.

Para warga di desa Lioth memiliki tanaman masing-masing dan akan saling bertukar sesuai kebutuhan. Mata uang seperti tembaga, perak, maupun emas, sangat sulit ditemukan disini karena mereka tidak bertransaksi dengan itu. Itu sebabnya tak dapat menagih pajak pada desa ini dan itu pulalah mengapa dikatakan paling miskin.

Kategori kaya atau miskin dalam sistem kehidupan di dunia ini adalah berupa perputaran ekonomi dalam bentuk pangan ataupun pajak kepada kekaisaran atau kerajaan. Bila penguasa bahkan tidak mendapatkan apapun, itu karena menilai bahwa kota tersebut memang tidak mampu.

Desa Lioth adalah salah satu kota dengan kategori tak mampu itu karena mereka memang tak mampu memberikan hasil tani nya pada penguasa wilayah, apalagi pajak. Mereka menanam untuk menyambung hidup mereka sendiri, itupun mereka terkadang kekurangan. Lahan yang kecil membuat mereka memiliki keterbatasan bertani ataupun berkebun.

Jarak dari desa Lioth ke kota terdekat yang mulai menggunakan mata uang, itu sangatlah jauh. Terlebih kesulitan transportasi karena lokasi desa Lioth yang berada di kaki gunung, membuat kereta kuda tidak mungkin dapat lewat dengan keadaan baik. Itu sebabnya pula, desa Lioth tidak dipandang oleh para pedagang.

Mengetahui krisis ekonomi di desa Lioth, membuat Baihee cukup iba. Entah apa yang terjadi pada desa Lioth setelah Pangeran Mahkota kesana dan bahkan menjadi lokasi terduga kasus pembunuhan seorang putra Kaisar tersebut.

Sungguh malang nasib warga di desa Lioth.

Karena lokasi yang cukup jauh, Baihee dan ketiga ksatrianya memerlukan waktu lima jam bila berkuda tanpa henti. Namun kondisi Baihee yang hamil, memaksa mereka tidak dapat menerobos langsung. Baihee sendiri sangat mengetahui batasannya. Ketika dirinya lelah, maka dirinya akan beristirahat. Ketika dirinya lapar pun akan tetap makan. Karena Baihee tidak hanya membawa dirinya sendiri melainkan buah hatinya.

Seperti saat ini, mereka tengah beristirahat setelah tiga jam berkuda dengan pemberhentian untuk istirahat sebanyak tiga kali pula. Setiap sejam sekali Baihee memutuskan istirahat karena pinggangnya yang terasa pegal.

Matahari mulai muncul menandakan waktu telah pagi.

Baihee yang tengah meluruskan kakinya di batu besar, menerka bahwa Xiao Yi pasti telah membaca suratnya saat ini dan tengah histeris pula.

Merasakan sejuknya udara pagi, membuat Baihee terpejam untuk sesaat. Sebentar lagi dirinya akan tiba di desa Lioth.

Membayangkan akan bertemu sang suami, senyumnya sedikit mengembang. Berbagai doa masih terus terlantun dalam hatinya agar keadaan suaminya baik-baik saja.

"Chen?" panggil Baihee pada salah satu ksatrianya.

Chen mendekat dan membungkuk. "Hamba, nyonya."

Baihee mendengus melihat sikap Chen. Tidak, lebih tepatnya ketiga ksatrianya masihlah kaku terhadapnya. "Sudah kukatakan bersikap santai lah. Ck! Tapi yasudahlah, sekarang lebih penting daripada itu, apa kau sudah berhasil mengirim signal telepati pada suamiku?"

Chen menggeleng. "Maaf nyonya tapi saya belum berhasil melakukan telepati."

Baihee menghela nafas berat. "Apa mereka juga sama?" yang dimaksud Baihee adalah Jun dan Kai.

Chen mengangguk membenarkan. "Ya, nyonya."

Baihee mengangguk lalu dirinya segera bangkit berdiri dan sedikit merapihkan pakaian uniknya.

Ya unik, karena Baihee mengenakan hanfu dengan potongan sebatas lutut dan di padu padankan dengan stocking tebal yang masih tergolong awam di dunia ini. Memperlihatkan kaki dan bahkan bentuknya, itu masih dianggap tabu. Tidak dilarang, hanya fashion jaman sekarang belum begitu terbuka di bagian bawah.

Itu sebabnya di pandangan Chen, Jun, dan Kai, nyonyanya ini memiliki selera berpakaian yang cukup unik. Tak dipungkiri, itu terlihat begitu memukau ketika dikenakan oleh sang nyonya.

Baihee sendiri ingin menyamankan diri ketika berkuda sehingga enggan mengenakan hanfu panjang. Itu sungguh merepotkan.



To Be Continued

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang