Part 31

12.1K 1.9K 820
                                    

Ketika Hongli keluar dari pemandiannya, terlihat bahwa kini sang istri tengah tertidur pulas. Teringat dengan sesuatu. Hongli langsung beranjak menulis surat untuk ditinggalkan di nakas samping ranjang sebelah sang istri terbaring. Dirinya perlu kembali ke istana untuk mengambil hadiahnya demi Baihee.

Hongli percaya bahwa sang istri memiliki sesuatu hal yang penting perihal pulau itu, bukan hanya sekedar untuk dijadikan investasi usaha semata dan entah mengapa Hongli percaya bahwa itu adalah sebuah keinginan yang dirinya juga harapkan.

Ya, memang Baihee menceritakan perihal tujuannya dengan pulau itu hanyalah untuk berinvestasi usaha. Baihee mengatakan bahwa dirinya ingin membuat tanah disana menjadi subur dan menjadikannya sumber pendapatan. Tidak berbohong namun tidak sepenuhnya diceritakan.

Tapi Hongli tidak sebodoh itu untuk memikirkan bahwa tidak mungkin hanya untuk itu, Baihee meminta tanah yang jelas dikabarkan beracun. Pasti ada sesuatu yang bagai kelangkaan di muka bumi ini. Hongli hanya tetap diam karena Hongli percaya bahwa cepat atau lambat, Baihee akan memberitahunya.

Untuk saat ini, Hongli hanya berharap bahwa dirinya akan selesai dengan cepat dan surat ini tidak perlu dibaca oleh Baihee. Namun ibu hamil itu suka terbangun tanpa dirinya dapat duga kapan waktunya. Lagipula sudah sewajarnya pula bila Baihee akan terbangun lebih cepat, pasalnya hari masih sore hari.

Hongli menyesal karena telah menggunakan teleportasinya dari jarak yang begitu jauh. Utara ke Selatan dan itu membuat tubuhnya harus berkultivasi terlebih dahulu baru aliran qi nya akan stabil. Bila dirinya terlalu memaksa, maka akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.

Jadi saja dirinya kembali terpaksa menggunakan kereta kuda yang dapat memakan waktu 9 jam pulang pergi itu. Tapi demi dapat pulang dengan teleportasi, maka Hongli lebih menggunakan kereta kuda daripada menunggangnya sendiri, karena dalam kereta kuda, dirinya dapat berkultivasi. Siapa tahu dalam waktu empat setengah jam, aliran qi tubuhnya membaik dan dapat digunakan.

Tapi baru saja hendak pergi, tiba-tiba dirinya teringat pangeran mahkota. Entah kenapa Hongli jadi meragu untuk meninggalkan Baihee sendirian. Dirinya khawatir karena Guang Shan adalah orang yang sangat nekad dalam menginginkan sesuatu.

Berdiam sejenak.

Berpikir keras.

Menghela nafas berat.

Mengapa kini dirinya menjadi plin plan?

Terserahlah, yang penting perasaan Hongli kembali tenang dan nyaman.

Setelah mendapatkan ide. Hongli langsung memasukki kereta kudanya, mengatakan padanya untuk berangkat ke istana. Namun ketika di dalam kereta, bukannya berkultivasi, Hongli memilih memanggil kupu-kupu sihir untuk mengirimkan pesan kepada ayahnya agar mengirimkan surat tersebut kekediamannya saja. Katakanlah tidak sopan namun Hongli memberitahukan kebohongan kecil, bahwa baru saja Baihee dinyatakan tabib tengah mengandung muda, sehingga membuatnya tidak ingin berpisah jauh dari sang istri. Demi menjaganya.

Bukan kebohongan besar kan? Karena perihal kehamilan itu benar adanya, bedanya hanyalah kehamilan itu bukan baru diketahui.

Dengan alasan ini pasti sang ayah akan memaklumi dan mengabulkan permintaannya bagaimanapun caranya. Hongli juga meminta agar sang ayah tidak memberitahukan perihal kehamilan Baihee pada siapapun kecuali ibu kandungnya, demi menjaga keselamatan Baihee sendiri, yang memang sempat diracuni.

Setelah mengirim kupu-kupu tersebut. Hongli segera berteleportasi menuju kamarnya untuk membuang surat yang ditulisnya. Karena jarak yang cukup dekat membuat dirinya masih mampu menggunakan teleportasinya.

Ketika tiba di kamar, Hongli bersyukur karena Baihee belum bangun. Dengan senyuman senang karena tidak jadi meninggalkan istrinya, Hongli langsung merebahkan tubuhnya disamping Baihee, menarik lembut tubuh Baihee untuk dipeluknya.

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang