S2 - Part 65

2.6K 432 16
                                    

Ketika mereka tiba di Pelabuhan Dreamland, mereka tercengang karena mereka hanya melihat gerbang tinggi dan besar sedang terbuka dan menunjukkan jembatan yang mengarah ke sebuah gerbang lain.

Meski bingung, mereka juga terpana dengan kokohnya benteng terbentang dan mereka bahkan mampu menerka bahwa benteng itu takkan mudah dihancurkan.

Mereka semakin menganga tak percaya ketika melihat banyaknya meriam yang seharusnya hanya berada di medan perang, kini tersampir kuat di atas benteng.

Pantas saja Dreamland berani meng klaim wilayah mereka adalah wilayah aman.

Dulu, mereka hanya menganggap bahwa Dreamland terlalu membesar-besarkan. Tapi kini, ketika mereka berdiri tepat di gerbang Dreamland. Mereka baru menyadari bahwa itu semua adalah kenyataan.

Kini mereka semakin antusias untuk masuk ke dalam karena teman maupun saudara mereka yang lebih dulu tinggal di Dreamland, sudah mengatakan betapa indahnya Dreamland.

Sekali masuk, mungkin mereka akan enggan untuk pergi lagi.

Dreamland adalah gambaran kehidupan sejahtera bagi kaum tak dipandang seperti mereka.

Dreamland benar-benar surga!

Sekarang, sebuah suara menggema dan memerintahkan mereka berbaris menjadi dua jalur. Seorang pria bertubuh kekar dan besar, menggunakan alat yang mereka tak tahu itu apa. Namun yang pasti, ketika mulut pria tersebut berbicara di depan alat tersebut, suara pria itu menjadi sangat besar hingga mampu di dengar oleh semua orang disana.

Pria tersebut menyebut dirinya sebagai Kepala Gerbang Utama dan mereka semua dapat memanggil pria tersebut dengan panggilan Gong Niu atau nama lainnya ialah Banteng.

Entah apa yang dipikirkan Dreamland ketika memberikan julukan itu. Tapi yang pasti mereka semua cukup tahu bahwa laki-laki kekar yang menjuluki dirinya dengan Banteng itu, sangatlah kuat. Tatapan matanya begitu tajam dan menyorot siapapun dengan dalam menyelidik. Seolah menyiratkan bahwa siapapun tak akan lepas dari pantauannya. Dan ketika merasakan sesuatu yang salah, Gong Niu tak akan berbaik hati untuk tidak menyerang.

Gong Niu memberitahu semua para pelancong bahwa mereka yang ingin masuk, diwajibkan meneteskan darah di cawan. Gong Niu juga menjelaskan apa fungsi penetesan darah tersebut.

Meski banyak yang protes. Gong Niu tidak ambil pusing dan hanya berucap dengan tegas bahwa mereka yang ingin masuk, wajib mengikuti aturan tersebut. Bila tidak suka dan tidak setuju, mereka dapat kembali pulang.

Para mata-mata yang dikirim oleh 'musuh', kini merasa dilemma. Mereka bingung apakah mereka harus masuk atau tidak.

Tapi ketika mendengar bahwa bila mereka 'berkhianat' dan segel akses di tangan mereka menghilang dan bukan meninggal. Mereka akhirnya nekad.

Toh, hanya akses masuk yang hilang. Ketika suatu hari nanti mereka ingin kembali ke Dreamland, mereka tinggal berpura-pura bahwa mereka adalah orang baru.

Mereka tidak mengetahui bahwa sesungguhnya, bila tanda di pergelangan tangan mereka menghilang, mereka secara otomatis akan langsung ter blacklist dan bahkan tak akan pernah dapat dibuat kembali.

Kenyataannya, simbol kunci tersebut tidak pernah hilang melainkan berubah warna dan langsung melekat pada jantung mereka. Memastikan bahwa sampai mereka mati, simbol kunci masuk itu tidak akan pernah terbuka kembali untuknya. Dan bila mereka memaksa masuk, jantungnya akan langsung berhenti berdetak.

Ya pengaturan para pelancong dan para penduduk tinggal memang dibuat berbeda. Baihee hanya bersikap adil dan membiarkan semua orang bebas berpendapat.

Ingin mengatakan bahwa Dreamland tidak menarik, Baihee tak akan sakit hati. Faktanya, setiap orang pasti memiliki selera yang berbeda.

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang