Holaa~
Wah sudah 20 hari berlalu, tapi Vote nya masih 800an aja. kalau aku gak mikirin pembaca lainnya, sungguh aku mulai malas juga, semangat nulisnya kaya hilang T_T
Chapter lanjutan ini aku persembahkan buat para pembaca setiaku dan pastinya bermurah hati udah Comment dan Vote. ^_^
Enjoy love!
***
Kedatangan Hongli tidak disambut siapapun kecuali sang ibunda kandung, Selir Agung kekaisaran Henix, Yan Yihua.
Hongli, "salam horma..."
"Berhentilah, nak. Angkat kepalamu. Disini hanya ada ibu." Yihua menghentikan sikap formal Hongli padanya dan langsung merengkuh tubuh sang putra dengan perasaan teramat rindu.
Hongli, "bagaimana kabarmu, ibunda?" Hongli membalas pelukan hangat ibu yang begitu dirindukannya.
Meleraikan pelukan, tangan Yihua terulur untuk mengusap wajah Hongli dengan lembut. "Kabar ibu baik. Maaf karena tidak menghadiri pernikahanmu. Kau tahu bukan bahwa bila Kaisar dan permaisuri meninggalkan istana, maka status ibu sebagai selir agung haruslah menggantikan mereka dalam menjaga ketentraman istana."
Hongli mengangguk kecil, "sangat mengerti, ibu."
Tanpa berlama lagi, Yihua menggandeng lengan Hongli dan mulai berjalan memasukki istana, diikuti beberapa pelayan pribadi Yihua.
Dalam penyambutan seperti ini, sudah hal biasa bila sang ayah atau Kaisar, tidak akan menyambutnya. Hongli mengerti alasan dibalik itu adalah sang Permaisuri yang selalu cemburu dan berpikir bahwa Hongli diperlakukan spesial. Padahal bila ingin ditelaah kembali, jelas sang putra mahkota lah yang dimanjakan.
Kaisar telah memberitahukan alasan dimana dirinya tidak ingin Hongli menjadi sasaran keserakahan permaisuri dan putra mahkota, itu sebabnya Kaisar harus menahan diri untuk memanjakan Hongli.
Selain karena Hongli, Kaisar juga mengatakan demi keamanan sang ibunda. Bukan rahasia umum lagi bila dinyatakan Kaisar begitu mencintai selir agungnya. Sangat disayangkan bahwa Yan Yihua yang berasal dari Wigon, tidaklah bisa menjadi Permaisuri atas kebijakan sejak dahulu kala.
Meski telah memiliki kebijakan tersebut, Permaisuri masihlah tetap ketakutan apabila tahta kelak akan turun bukan pada putranya melainkan putra Selir Agung. Konyol memang namun akibat semua orang pula mengetahui perangai Permaisuri yang nekad, maka Kaisar dan Hongli mencegah terjadinya hal tak diinginkan.
Ketika mereka sampai di aula, Kaisar dan Permaisuri telah menunggu di kursi kebesaran mereka. Sontak Yihua dan Hongli langsung membungkukkan badan sembari menunduk, mengucapkan salam hormat nan formal.
"Bangunlah." Perintah Kaisar Haocun menatap lembut pada Yihua dan Hongli. Keduanya pun langsung kembali berdiri tegap. Yihua kemudian menuju kursi khusus Selir Agung sedangkan Hongli tetap berdiri di tengah aula.
Haocun melirik singkat pada Yihua sebelum membuang pandangannya ketika Permaisuri menolehkan kepalanya.
Haocun, "khem, maksud dan tujuan ayah memintamu datang kemari adalah karena telah terjadi pemberontakan di wilayah Selatan. Ayah menginginkan kau pergi kesana untuk menyelesaikannya."
Alis Hongli berkerut samar, terlihat tanda tidak suka dengan perintah Kaisar padanya. Terlebih karena wilayah selatan merupakan tanggung jawab Putra Mahkota. "Maafkan hamba baginda Kaisar, namun, bukankah wilayah Selatan berada dibawah pengawasan Putra Mahkota? Hamba rasa tugas ini lebih cocok dikerjakan oleh beliau daripada hamba yang telah memiliki wilayah hamba sendiri di Utara."
"Putra Mahkota sedang diharuskan mengurus keperluan festival di Utara. Lebih tepatnya perbatasan Hegon karena memang disana adalah perbatasan kekaisaran Henix dan Wigon." Ujar Permaisuri.
Wajah Hongli semakin masam karena dirinya yang berkuasa di wilayah Utara justru dilempar ke Selatan sedangkan Guang Shan, Putra Mahkota, yang seharusnya mengurus wilayah Selatan justru ditugaskan ke Utara, terlebih wilayah kekuasannya, perbatasan Hegon. Hongli merasa pastilah Permaisuri dan Putra Mahkota tengah merencakan sesuatu bagi dirinya ataupun keluarga kecilnya. Mereka seolah sengaja menjauhkan Hongli dari wilayahnya sendiri.
"Maaf baginda, apakah memungkinkan bila hamba yang bertukar pekerjaan? Terlebih wilayah Utara adalah wilayah hamba, begitupun wilayah Selatan merupakan wilayahnya Putra Mahkota." Hongli berusaha bernegosiasi dengan sang ayah. Berharap semoga ayahnya mengerti bahwa Hongli keberatan.
Kaisar Haocun menghela nafas. Dirinya melirik kepada Permaisuri namun Permaisuri memilih pura-pura tidak peka dan memilih menjawab pertanyaan Hongli. "Sejak dahulu, pengurusan festival selalu dikepalai oleh penerus pemimpin. Apa dengan meminta alih pekerjaan tersebut, menandakan bahwa kau menginginkan tahta pewaris?"
Diam
Hongli tidak dapat menjawab karena perkataan Permaisuri memang benar adanya. Dirinya seketika merutuki penanggalan yang ada, Bisa-bisanya acara festival memiliki waktu yang berdekatan dengan hari pernikahannya. Tidak seharusnya memang Hongli menikahi Baihee sejak lama.
Tidak ingin menyerah, Hongli lantas kembali bersuara, "tapi hamba tidak dapat meninggalkan istri hamba begitu saja. Istri hamba masihlah asing berada di kekaisaran Henix maupun kediaman kami di wilayah Utara. Terlebih kemarin istri hamba baru mengalami insiden keracunan."
"Apa?! Lalu bagaimana keadaan menantuku?" Kaisar Haocun bahkan sampai berdiri karena terkejut dengan berita tersebut. Bagaimana tidak terkejut? Pasalnya, kedua pasangan muda yang baru menikah tersebut, masihlah hitungan jari berpulang ke perbatasan Hegon. Namun mengapa insiden buruk langsung terjadi?
Hongli, "istri hamba telah membaik keadaannya walau terlihat masih lemah, itu sebabnya hamba tidak dapat meninggalkannya begitu saja, terlebih pelaku masih belum ditemukan. Hamba khawatir pelaku tersebut akan kembali berulah."
Kaisar menghela nafas kasar.
"Tidak bisa. Kau tetap harus pergi ke Selatan." Permaisuri dengan egois masih memaksa Hongli agar mengikuti sesuai keinginannya.
"Permaisuri." Kaisar menegur Permaisurinya karena merasa kali ini tidak dapat memenuhi keinginan egois Permaisuri. "Gunakan akal sehatmu, Permaisuri. Bila menantu celaka, bagaimana hubungan kita dengan kerajaan Iger kedepannya. Kita masih banyak terikat hubungan dengan mereka. Apa kau ingin memicu pertikaian dengan kita tidak menjaga putri mereka?"
"Kata siapa kita tidak menjaganya? Putra Mahkota akan berada di Utara, maka selagi Pangeran Kedua ke Selatan, kita dapat meminta Putra Mahkota tinggal di kediaman Pangeran Kedua guna menjaga Putri Baihee juga. Bukankah masalah ini terselesaikan?" Permaisuri bersikukuh dengan keinginannya dan sialnya adalah jawaban Permaisuri memang cukup masuk akal bagi semua orang namun tidak bagi Hongli. Hongli kini mengepalkan tangannya karena menahan gejolak amarah dalam dirinya.
Satu hal yang Hongli yakini kali ini. target mereka adalah istrinya, Baihee.
Tidak akan Hongli biarkan, siapapun mengusik keluarga kecilnya sekalipun itu anggota keluarga Kaisar.
Sesuai perkataan Hongli sebelumnya, bahwa mereka boleh saja mengambil apapun yang dimiliki Hongli, selama itu bukan Baihee, ibunya, dan tentu adalah nyawanya. Mengapa Hongli keberatan dengan nyawanya? Tidak lain adalah karena ingin menjaga ibunya. Dan kini bertambah lagi seseorang yang ingin Hongli lindungi dan bahagiakan. Yakni, Baihee dan calon anaknya.
To Be Continue
***
1000 Vote = Next cepat
Kalau engga, tungguin aku mood ya say ^_~
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Her
FantasyMayleen, seorang dokter kecantikan tradisional yang ber transmigrasi ke seorang perempuan jaman kuno yang diperkosa oleh jelmaan naga. Langsung di baca aja beberapa part, bila menarik silahkan lanjut, bila tidak menarik, hapuslah dari perpustakaanm...