S2- Part 28

5.8K 1K 129
                                    

Baihee tercengang ketika kini dirinya berdiri di puncak gunung putih. Benar terdapat kubangan besar berisi air yang berwarna putih. Tapi bukan itu yang membuat Baihee tercengang. Melainkan karena dugaannya tak salah.

Setelah perbincangannya di tepi danau dengan Permaisuri. Baihee tanpa ingin membuang waktu langsung meminta hari itu juga untuk melihat. Terlebih dengan teleportasi, seharusnya semua akan lebih mudah, cepat, dan praktis.

Baihee meminta Hongli untuk menjaga si kembar selagi dirinya pergi sebentar. Namun dengan tegas Hongli menolak dan berakhir saat ini Baihee, Hongli, Jia Li – sang Permaisuri, dan Jing Mi – sang penyihir ruang, berada di gunung putih.

Untuk si kembar, Baihee dengan terpaksa menitipkannya sebentar pada Kaisar Wigon, Wang Yi Ze, atas keinginan Kaisar itu sendiri, yang ternyata sangat menyukai anak kecil.

Beruntung Wei Long dan Nan Fei adalah bayi yang cerdas dan pengertian, sehingga tidak merengek seperti bayi lainnya bila ditinggal orangtuanya.

Bukan Baihee tidak ingin mengajak kedua putra putrinya, hanya saja Baihee belum tahu kebenaran apa yang terjadi di gunung putih yang katanya beracun, sampai kini dirinya melihat langsung.

Jujur saja, Baihee merasa alam semesta sedang mempermainkannya. Bagaimana bisa masalah 'besar' yang terjadi pada Kekaisaran Wigon, ternyata mampu Baihee selesaikan dengan mudah? Bukankah itu sama saja seolah mengkonfirmasi bahwa dirinya lah orang yang di ramalkan?

"Jadi, apa nyonya Han tahu apa yang terjadi disini dan bagaimana penangannya?" Jing Mi yang ternyata memiliki watak to the point, langsung menembak Baihee dengan pertanyaan tanpa basa-basinya.

Baihee menghela nafas kecil dan melirik suaminya yang berjongkok menatap air berwarna putih di pinggiran kubah seperti danau di puncak gunung berapi ini. Terlihat fokus mengamati namun nihil. Hongli pun tak tahu jawabannya karena ini baru pertama kali dirinya lihat.

Bersyukur gunung berapi ini belum tampak akan meletus dalam periode seratus tahun dari sekarang. Sehingga tidak ada lava panas yang menjadi ancaman.

"Ya..." Baihee ikut berjongkok dan hendak meraup air menggunakan telapak tangannya, hingga membuat Hongli reflek mencengkram pergelangan tangannya sembari melotot horror.

Hongli panik karena dikabarkan bahwa air berwarna putih ini beracun. Bagaimana bisa sang istri dengan santainya hendak menyentuhnya dengan tangan kosong?

Baihee tersenyum lembut menenangkan pada Hongli. "Tenanglah. Aku tahu air apa ini." Baihee berusaha melepaskan cekalan Hongli dan bersikeras meraih air berwarna putih itu.

"Lihatlah. Air ini tidak berbahaya bila disentuh." Baihee menunjukkan bahwa tangan putihnya baik-baik saja.

Dengan ragu, Hongli ikut menyentuh air yang ternyata sangat hangat. Tidak heran karena memang ada asap mengepul di permukaan. Hongli sempat mengira bahwa itu adalah asap beracun, tapi ternyata kini dipatahkan dengan suhu air. Kepulan itu bukan asap melainkan uap yang menandakan air tersebut dingin atau panas.

Jia Li dan Jing Mi yang semula membeku dengan keberanian Baihee pun akhirnya ikut menyentuh air yang membuat banyak penduduknya mati keracunan dan bahkan membuat tumbuhan sekitar jadi mati di buatnya.

Melihat ketiga manusia itu terkejut karena merasakan hangatnya air. Baihee tersenyum kecil.

"Ini dinamakan belerang. Belerang adalah unsur kimia yang memiliki bau menyengat dan biasanya terdapat di gunung berapi, seperti gunung ini. Belerang merupakan sebuah mineral yang disebut juga dengan sulfur. Sulfur dapat menjadi senyawa seperti asam sulfat, sulfida, dan sulfat yang berguna untuk kesehatan. Melihat danau alami ini tidak berbau, sudah dipastikan bahwa ini adalah sulfur murni."

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang