Part 37

12.2K 2K 403
                                    

Beberapa minggu belakangan ini, tak ada masalah serius yang terjadi. Hubungan Baihee dengan Hongli menjadi begitu erat. Hongli bahkan tak malu untuk bersikap manja sekalipun itu dilihat oleh orang lain. Peduli apa Hongli dengan pandangan orang?

Dalam beberapa minggu itu pula, Baihee telah merekrut para paruh baya dari desa Xiao Yi sebagai penjahit pakaiannya karena kini telah mulai banyak yang memesan rancangannya, baik dari pihak bangsawan maupun saudagar kaya raya. Itu bermula dari Baihee yang membuat seragam hanfu cantik meski sederhana untuk para pelayan perempuan dan juga merancangkan hanfu maskulin untuk pelayan pria maupun para penjaga bayangan. Sedangkan khusus para prajurit penjaga, Baihee rancangkan jubah besi yang cukup ringan namun mampu melindungi diri. Model yang dipadu padankan dengan design negara wilayah barat yang cikup simple namun tetap gagah.

Akibat seluruh pekerja di kediaman Hongli merubah gaya berpakaian mereka, semua orang yang memang merasa itu indah dan elegan pun berbondong-bondong menghampiri kediaman Hongli, demi menanyakan sang tuan rumah membelinya dimana, tanpa mereka ketahui bahwa itulah memang rencana Baihee dan Xiao Yi.

Darisanalah, Baihee menunjukkan design-design nya pada calon pembeli potensialnya dan tanpa memerlukan banyak bujukan, mereka langsung jatuh cinta dengan model hanfu yang Baihee rancang. Itu tampan cantik, indah, dan sepertinya ringan. Itulah bayangan mereka. Selama ini mereka harus dipaksa mengenakan hanfu yang begitu tebal dan sesungguhnya membuat mereka kesulitan untuk bergerak bebas. Dengan rancangan Baihee, mereka seolah menemukan solusi atas masalah mereka. Sepele namun terasa.

Karena begitu banyaknya pesanan, Baihee memutuskan untuk membuka lowongan pekerjaan penjahit dan dalam waktu singkat, sekitar tiga hari, telah terdapat tiga ratus orang lebih yang menawarkan diri. Mereka kebanyakkan para paruh baya, lansia, bahkan ada para remaja yang memang belum menjalin kontrak kerja bersama pihak manapun. Namun paling banyak adalah lansia. Mereka yang telah tidak dibutuhkan tenaganya karena dianggap lamban dan tidak kompeten, membuat mereka di pecat paksa dan berakhir kesulitan dalam ekonomi.

Beruntung bila mereka memiliki anak dan cucu yang bekerja, bila tidak? Mereka hanya mampu menahan laparnya.

Tawaran pekerjaan dari Baihee, memberikan secercah harapan bagi mereka karena kini mereka tidak perlu merasakan lapar lagi karena Baihee menjanjikan makanan tiga kali sehari sebagai tunjangan bila menjadi pekerjanya. Baihee tidak begitu memusingkan usia selama mereka mampu bertanggung jawab dalam pekerjaannya.

Meski demikian, Baihee tidak sebaik itu. Dirinya tetap berlaku professional. Mereka yang bekerja padanya akan ada masa training atau disebut masa pelatihan. Bila mereka dianggap mampu bekerja, maka mereka akan langsung menandatangani kontrak kerja. Baihee membawa aturan dunia modern dalam bisnisnya kali ini karena itu memang win-win solution.

Tidak sedikit orang yang memanfaatkan orang lain karena orang itu baik dan Baihee tidak akan menjadi orang baik itu. Dirinya hanya seorang perempuan yang professional dan adil. Dirinya tidak ingin ada benalu dan parasit dalam lingkup usahanya.

Baihee memberikan gaji pokok sebanyak satu tael perak dalam sebulan. Nominal ini dianggap sudah sangat banyak.

Mari kita pelajari mata uang di jaman ini.

Satu lembar uang kertas = sepuluh tael emas

Satu tael emas = seratus tael perak

Satu tael perak = seribu koin tembaga

Di jaman ini, seorang budak bangsawan bahkan hanya diberikan sepuluh koin tembaga dalam sehari. Bila di akumulasikan maka hanya mendapatkan tiga ratus koin tembaga dalam sebulan. Bila budak itu bekerja di istana, mungkin akan mendapatkan dua kali lipatnya yakni enam ratus koin tembaga dalam sebulan. Upah tersebut bahkan tidak termasuk makan dan transportasi mereka.

Sungguh, ini benar-benar definisi perbudakkan. Baihee bahkan tidak dapat membayangkan, seberapa susahnya para budak mencari makan ketika bahkan harga satu roti keras saja seharga dua koin tembaga. Tiga kali makan sehari maka telah menghabiskan enam koin tembaga. Tersisalah hanya empat koin. Bersyukur bila jarak tempat kerja dan tempat tinggal mereka itu dekat sehingga tidak memerlukan transportasi. Namun bagaimana dengan yang jauh?

Untuk ikut menumpang kereta sayur bangsawan saja, mereka diharuskan membayar satu koin tembaga sekali jalan. Maka dapat ditebak bahwa mereka hanya akan mengantongi dua koin saja.

Itu sebabnya, dari mereka bahkan memilih makanan sisa majikannya agar tidak perlu merogoh uang mereka. Terlebih mereka yang memiliki keluarga.

Dan karena masalah ekonomi inilah, mengapa begitu banyak yang melamar bekerja pada Baihee. Bayangkan saja, Baihee menawarkan upah satu tael perak dalam sebulan dan bahkan telah mendapatkan makan tiga kali sehari.

Bagi mereka yang bekerja jauh pun, Baihee telah menyediakan rumah di dekat kebun kecilnya yang berfungsi sebagai mess atau homestay pada mereka dengan bayaran bahwa mereka harus menjaga dan merawat kebunnya juga. bayaran yang cukup mudah bagi kaum kecil seperti budak di jaman ini.

Tidak sedikit bagi mereka yang telah terikat kontrak, merasa ingin beralih kerja dengan Baihee, hanya saja mereka tidak mampu karena kontrak dengan bangsawan itu mengerikan. Bila mereka melakukan hal yang tak disenangi, mereka akan bebas di cambuk oleh majikan mereka.

Begitulah sistem kasta disini, yang bahkan disetujui oleh pihak kerajaan dan kekaisaran.

Baihee bertekad, di pulaunya nanti, yang akan dirinya buat sebagai 'kerajaan' nya bersama Hongli. Tidak ada yang namanya budak. Baihee akan menerapkan sistem hukum hak asasi manusia dimana tidak ada lagi transaksi budak. Mereka bekerja dan mereka dibayar. Bila melakukan kesalahan, akan di investigasi ulang duduk perkaranya, apakah perlu hukuman fisik atau hanya hukuman denda. Baihee telah mengaturnya sejak sekarang.

Memang bukan Baihee pencetus utamanya karena di dunia modern, dunia telah menjunjung tinggi hak asasi manusia, bahkan telah dipisahkan hak dan kewajiban seorang manusia itu sendiri. Tidak seperti di jaman ini.

Baihee harus mengucap maaf sebesar-besarnya karena mulai saat ini, sejarah akan mencatatnya sebagai orang pertama yang mencetuskan HAM itu.

Terserahlah. Yang penting Baihee tidak merugikan orang lain. Hanya merugikan seseorang yang bernama John Locke yang berasal dari negara Inggris. Seorang pencetus pertama perihal hak asasi manusia.

'Oh maafkan aku, mr. John. Karena aku akan menerapkannya lebih dulu disini.' Ucap Baihee dalam hatinya berulang kali setiap dirinya mendapatkan pujian dari para pekerjanya.

Ya, Baihee telah menerapkan sistem ini di kediamannya namun menyuruh mereka bungkam karena masih ingin merahasiakan sistem barunya. Dirinya tidak ingin pihak kerajaan atau kekaisaran mendengar ini terlebih dahulu. Takut disangka menyalahgunakan hukum.

Baihee mengatakan bahwa di pulaunya nanti, dimana tidak ada hukum kekaisaran dan kerajaan yang berlaku disana, barulah mereka boleh menggemborkan, karena pulau itu telah terbebas menjadi kepulauan tanpa hukum luar. Dan bersyukurlah bahwa para pekerjanya itu patuh dan sepakat untuk bungkam. Mereka setuju dengan pemikiran Baihee dan lebih tepatnya mereka tidak ingin mengecewakan Baihee karena mereka ingin dipilih untuk ikut diboyong ke pulau itu juga, meski rumor mengatakan bahwa pulau itu pulau mati namun mereka percaya dengan kecerdasan dan bakat Baihee, Baihee pasti memiliki caranya sendiri.

Cukup baik nasib Baihee kali ini karena hanya memerlukan waktu singkat, dirinya telah mampu memikat hati para pekerja di kediaman Hongli menjadi berkubu dengannya. Awal mula yang bagus, bukan? 



To Be Continued

***

Maaf ya disini agak lama updatenya. 

Minta Vote susah, comment juga gak capai target, jadi aku lebih sering update di Karya Karsa. 

Meski ga sampai target yasudahlah, berdoa saja aku mood yaaaaw update disini >_<

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang