S2 - Part 27

6.5K 989 94
                                    

"Jadi, apakah kamu sudah menyiapkan nama untuk kedua putra dan putri kita?" Baihee kini tengah bersandar pada dada bidang Hongli, menatap kedua bayi yang tengah terlelap manis di sampingnya.

Hongli yang tengah asyik mengusap kening lembut bayi laki-lakinya, melirik singkat sembari tersenyum. "Sudah. Untuk pangeran kecil kita bernama Han Wei Long yang berarti seorang pria sejati yang akan menjadi pemimpin hebat dan agung seperti Naga. Seseorang yang berani melindungi yang lebih lemah. Nama ini juga menyimbolkan sebuah kesejahteraan dan kemakmuran."

"Lalu untuk putri kita bernama Han Nan Fei yang memiliki arti seorang putri yang cantik dan mempesona namun tetap kuat, tangguh, dan bijaksana seperti Phoenix. Seseorang yang akan terus bercahaya dan menjadi cahaya bagi orang lain. Nama ini juga menyimbolkan sebuah kebangkitan." Lanjut Hongli, mengalihkan tangannya menjadi mengusap kening sang putri.

Baihee tersenyum lembut mendengar nama yang begitu berarti, yang telah dipersiapkan oleh suaminya. "Nama yang sempurna." Gumam Baihee.

Hongli menunduk menatap Baihee. "Apa kamu tidak keberatan?"

Baihee mendongak membalas tatapan Hongli. "Kenapa harus keberatan?"

Hongli, "karena tidak ada namamu di nama mereka."

Pada jaman ini, bukan hal aneh bila mendapati nama sang ayah dan ibu pada nama anaknya. Seperti Baihee yang berasal dari nama sang ayah, Bai Xue, dan sang ibu, Xia Hee.

Bukannya tidak mungkin untuk tidak melampirkan nama orangtua pada anaknya, hanya saja masih sedikit awam. Contohnya Hongli. Namanya sama sekali tidak mencakup nama sang ayah, Haocun, maupun sang ibu, Yi Hua.

"Tentu itu bukan masalah. Tanpa harus kita sematkan nama kita pada anak-anak kita pun, semua orang sudah tahu bahwa mereka adalah anak-anak kita. Yang lebih penting adalah arti dari nama itu sendiri. Dan bagiku, nama Wei Long dan Nan Fei sudah sangat sempurna. Naga dan Phoenix. Sangat indah." Puji Baihee dengan wajah penuh kegembiraan.

Hongli tersenyum dan memajukan wajahnya sehingga bibirnya dapat menyentuh kening sang istri. "Syukurlah kalau kamu menyukainya. Maka, hari ini juga aku akan mengurus surat-surat kelahiran putra putri kita."

"Hm." Baihee memejamkan mata, menikmati kecupan lembut sang suami. Sikap Hongli selalu membuat Baihee nyaman dan merasa begitu dicintai.

"Ah benar, aku lupa menanyakannya. Bukannya bermaksud menyinggung atau apapun itu. Aku hanya penasaran dengan paras mereka. Bagaimana mungkin mereka menyerupaiku?" Dengan hati-hati Hongli bertanya. Bukannya Hongli tidak senang. Tentu dirinya bahagia. Hanya saja cukup tidak masuk akal di kepala Hongli.

Baihee tertawa kecil melihat raut wajah Hongli yang bertanya dengan mimik tak enak hatinya. Akhirnya Baihee memilih berbicara jujur dan menceritakan semuanya. Dimana putra putri mereka telah memiliki kesadaran diri sejak dalam kandungan. Dan mereka pula yang memikirkan ide perubahan fisik ini.

"Tapi apa sungguh tidak apa? Bukankah menggunakan sihir perubah wujud, memerluka Qi yang besar. Akankah mereka baik-baik saja?" Khawatir Hongli menatap sendu kedua bayinya yang masih tidur.

Dengan lembut, tangan Baihee terulut dan mengusap rahang Hongli. "Jangan khawatir. mereka istimewa. Mereka bahkan tidak menggunakan sedikitpun Qi untuk merubah fisik mereka. Mungkin itu kemampuan bawaan dari ayahnya."

Bibir Hongli mengerucut seketika. Ada perasaan tak rela ketika mendengar bahwa putra putri lucunya, bukanlah miliknya sepenuhnya. Mereka memiliki ayah kandung mereka sendiri. Dan rasanya Hongli sedikit sedih.

"Hei, jangan berpikir aneh-aneh. Mereka sangat menerimamu sebagai ayah mereka dan bahkan mereka juga menyayangimu." Melihat raut sendu Hongli, tentu Baihee cukup mengerti perasaan Hongli. Oleh sebab itu, Baihee mencoba menenangkan.

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang