Part 19

16.8K 2.7K 102
                                    

Waktu berlalu tanpa banyak hambatan setelah kejadian aula dan kini Hongli serta Baihee sedang perjalanan menuju perbatasan, tempat dimana Hongli tinggal selama ini.

Sepanjang perjalanan ini, tubuh Baihee dibuat meresahkan karena dirinya yang terus mual hingga muntah. Wajahnya sudah pucat pasi namun bila mereka memilih berhenti di suatu daerah, waktu tiba mereka di perbatasan akan semakin lama dan Baihee menolak keras gagasan tersebut.

"Bisakah kau jangan keras kepala? Kondisimu sudah sangat memprihatinkan" Hongli lagi-lagi membujuk Baihee yang muntah kesekian kalinya. Sebenarnya bisa saja Hongli memaksa namun Baihee mengancam akan mogok berbicara dengannya setahun penuh dan tentu saja Hongli mati-matian tidak menjitak istrinya yang keras kepala itu.

Baihee menggeleng lemah dan seketika matanya membulat, betapa bodoh dirinya, dirinya kan dapat kabur ke ruang dimensi agar tidak merasakan penat seperti ini, bahkan lebih bermanfaat pula "aku ingin tidur saja"

Hongli memandang Baihee aneh, baru beberapa detik lalu dirinya muntah-muntah dan seperti orang sekarat namun tiba-tiba sekarang matanya berbinar dan mengatakan ingin tidur?

"Hah~ baiklah, kemarilah" Hongli menepuk pahanya untuk dijadikan bantalan oleh sang istri namun Baihee yang tengah pusing menangkap salah arti tepukan paha itu dengan menjatuhkan dirinya pada pangkuan Hongli, membuat Hongli kikuk sejenak sebelum akhirnya berdeham dan memeluk Baihee sekaligus menjaganya agar tak terjatuh dari gonjangan kereta kuda.

Baihee perlahan memfokuskan pikiran agar jiwanya memasukki gua dimensi milik sang naga.

Setibanya disana, Baihee menghirup dalam aroma segar dari taman lapang yang tertanami berbagai macam tumbuhan. Menyempatkan diri berendam di danau abadi, ya kini, Baihee menamai satu-satunya danau disana dengan danau abadi karena danau itu dipenuhi crystal lotus yang membuat pengkonsumsinya menjadi awet muda, bahkan efek danau itu sendiri yang ampuh untuk kesehatan dan kecantikkan kulit.

Tanpa Baihee sadari bahwa tubuhnya yang berada di dekapan Hongli bersinar mengikuti fase perubahan kulit yang membaik akibat air di danau itu.

Hongli menatap rumit tubuh sang istri yang tiba-tiba bersinar walau tidak menyilaukan namun sesaat kemudian meredup dan tampaklah kulit Baihee yang sebelumnya sedikit pucat karena mabuk perjalanan menjadi cerah kembali, bahkan lebih cerah.

Hongli langsung menotok keningnya sendiri untuk mengaktifkan salah satu kemampuan dari sang Phoenix, mata jiwa. Dan barulah dirinya menyadari bahwa jiwa istrinya tidak berada dalam tubuhnya sendiri.

Jiwa yang terlihat bukanlah seperti melihat roh orang mati, dimana lengkap memiliki anggota tubuh dan wajah, melainkan hanya kumpulan cahaya berbentuk raga tanpa kejelasan lebih lanjut, hal inilah yang membuat Hongli tak mengetahui bahwa jiwa Baihee berisikan sosok Mayleen dan bukan Baihee sendiri.

Hongli tersenyum kecil dan mengecup kening Baihee "kau harus menjelaskannya setelah ini"

Hongli sama sekali tidak khawatir karena Hongli yakin bahwa Baihee memiliki tujuannya sendiri dengan tiba-tiba meminta tidur, walau dirinya belum tahu apa namun firasat Hongli tidak pernah salah. Bila saja Baihee memiliki elemen, mungkin Hongli akan berpikir bahwa Baihee tengah berkultivasi namun fakta Baihee yang tak memiliki elemen, pastilah Baihee melakukan hal lain dan hal itu lah yang akan Hongli tanyakan nanti.

Di gua dimensi, setelah Baihee selesai berendam, dirinya langsung mengecek produk kecantikan miliknya yang memang disimpan rapi dan juga bibit tanaman-tanaman yang dirinya bawa ke dunia asli.

Mengingat sesuatu, Baihee langsung menuju salah satu lemari buku yang membahas tentang pulau buangan yang diminta Baihee pada Kaisar. Dirinya membaca ulang, memastikan bahwa langkahnya sudah tepat.

Feng Huang Dao

Buku yang terbuat dari kulit dan sudah sangat tua, entah siapa penulisnya. Dikatakan bahwa ada sebuah pulau bernama Feng Huang Dao dimana memiliki arti sebagai pulau Phoenix, yang terletak di laut bebas Hala. Namun kini perairan Hala telah dikuasai oleh Kekaisaran Henix dan resmi menjadi kepemilikannya berdasarkan kesepakatan dua Kekaisaran.

Pulau yang diketahui tandus dan beracun sesungguhnya bukan beracun karena kondisi alam, melainkan karena ada sesuatu yang di jaga di pulau tersebut dan demi melindungi hal itu, darah Phoenix terakhir digunakan untuk menyegel pulau tersebut hingga menyebabkan tandus dan dibuat beracun, agar tak seorang pun dapat menemukannya kecuali orang terpilih dan itu adalah Hongli, sosok pewaris keturunan Phoenix. Hanya dengan darahnya lah, segel darah Phoenix akan hilang dengan sendirinya dan sesuatu yang dijaga itu akan dapat ditemukan.

Baihee menyalin peta dimana lokasi 'harta karun' itu berada. Baihee akan segera mengajak Hongli ke pulau tersebut setelah pulau tersebut resmi menjadi miliknya. Baihee bukan orang bodoh yang tidak melihat situasi dan kondisi. Bahkan setelah segel pulau tersebut terlepas, dirinya akan menggunakan tanaman beracun untuk sementara melindungi pulau tersebut dari keserakahan manusia.



To Be Continue

***

Hai hai~ makasih loh bisa smpe 600 lebih VOTE, terhura aku tuh.

Hmm, kira-kira harta karunnya di pulau itu apa, bisa tebak?

Kmrn yang nebak tu pulau buat nanam tanaman Baihee, gak salah kok, tu pulau kan pasti di budidayakan, ni dibocorin sikit lah hehe

yuk yang penasaran, Vote lagi yawww




See yaaa

Love yaaa~

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang