Part 45

10.4K 1.5K 118
                                    

Baihee sedang menatap berkas laporan penjualan produknya. Melihat itu semua, dirinya teringat beberapa rencana yang berubah tanpa di duga. Seperti Tuan Lu, penjahit yang sempat di rekomendasikan oleh Xiao Yi, sekaligus mantan pekerja dari butik ternama – butik Tulip, itu tak jadi bernaung bersamanya karena kehendak takdir lebih berkuasa. Tuan Lu sudah meninggal sehari sebelum bertemu Xiao Yi, sehingga kini posisi kepala penjahit yang sempat ingin diberikan kepada Tuan Lu, jadi diberikan pada Tuan Luo.

Tuan Luo masihlah pria tua dari kampung halaman Xiao Yi juga, namun bedanya, dia tidak se berpengalaman Tuan Lu, yang memang pernah bekerja di bidang yang serupa. Itu sebabnya, Baihee masih tetap harus turun tangan untuk membimbing.

Lalu rencana lainnya yang berakhir berbeda adalah rencana perilisan dan distribusi produk kecantikkan.

Mulanya Baihee berencana untuk memasarkan produk kecantikkannya ketika sudah tinggal di pulau miliknya sendiri. Dan untuk langkah pertama cukup butik lebih dahulu. Namun, kebutuhan Baihee akan perlengkapan mandi dan menginginkan semua orang di kediamannya juga harum, Baihee memutuskan merilisnya lebih dahulu.

Beruntung teknik pembuatan sabun hanyalah hal mudah sehingga tidak perlu ada pemikiran dari pihak istana, bahwa komponennya begitu langka, dan mungkin hanya berada di pulau.

Baihee dapat menjadikan alasan usahanya ini adalah untuk kebutuhan membangun di pulaunya sendiri.

Sibuk dengan tumpukan kertas. Mata Baihee tak sengaja menangkap map kertas yang memiliki cap merah tanda kerajaan.

Baihee tahu bahwa di dalam sana berisikan sertifikat kepemilikan pulau dan surat pernyataan bebas dari hukum kekaisaran dan kerajaan, yang tentunya telah di cap oleh seluruh pemimpin itu.

Tapi, seingat Baihee ada kertas lain yang belum sempat dirinya baca. Lalu, tangan lentik Baihee bergerak meraih map itu dan membukanya satu per satu.

Seketika matanya membulat.

Sertifikat kepermilikan tambang emas.

Astaga. Baihee sungguh melupakan hadiah yang diberikan oleh Kaisar ketika dirinya berhasil menunjukkan bakat duplikasinya.

Mata Baihee berbinar cerah. Ah bukankah kini dirinya sungguh, sangat, teramat kaya?

Ya memang terkesan berlebihan namun kekayaan sang naga saja sudah tak manusiawi.

Tapi ada bagusnya juga dirinya memiliki tambang emas. Karena kebetulan dirinya pun memiliki pohon emas, maka bila dirinya menjual daun emas dari pohonnya, maka tak ada seorang pun yang curiga, darimana emas itu berasal.

Berarti kini bertambah rencana Baihee adalah membuka toko emas. Dirinya akan membuat perhiasan dari emas dimana di jaman ini belum ada. Jaman ini masih menggunakan perhiasan dalam bentuk untaian Mutiara yang dijadikan satu menggunakan benang. Bila menghadiahkan emas, maka itu pastilah emas batang dan bukan dalam bentuk perhiasan.

Baiklah. Cukup empat usaha yang kini menjadi rencananya.

1. Butik

2. Produk Kecantikkan

3. Apotek

4. Toko Emas

Pulaunya akan menjadi pelopor penghasil pakaian, produk kecantikan, obat, dan perhiasan terbaik.

Sepertinya ini cukup untuk membangun suatu kekuasaan sendiri di pulau Feng Huang Dao.

Baihee tersenyum puas dengan rencananya. Tinggal dirinya meminta izin sang suami lalu merealisasikan.

Lebih tepatnya, izin membuka usaha tambahan. Karena untuk butik dan produk kecantikkan, itu sudah mulai dijalankan meski belum begitu besar dan terkenal sampai ke seluruh kekaisaran maupun kerajaan tetangga. Baihee memang sengaja agar pihak luar nantinya mengetahui bahwa produknya berasal dari Feng Huang Dao. Jadi, Baihee menahan penyebaran produk hingga keluar wilayah Logos.

Baihee menghela nafas pelan dan menyandarkan punggungnya pada kepala kursi empuknya. Sembari mengelus perutnya yang kini berusia 4 bulan.

"Ah benar, bagaimana cara memanggil Xuan Wu? Aku masih harus menanyakan perihal pembekuan janin itu. Perutku mulai rentan terlihat. Beruntung gaya pakaian hanfunya bisa menutupi tapi bayiku semakin besar di dalam." Ucap Baihee. Beruntung kini di kamarnya hanya ada dirinya sendiri.

"Eh tunggu. Aku juga perlu menanyakan perihal kehamilan para binatang mytic, apa aku tetap mengandung sembilan bulan atau bagaimana. Kalau ternyata kehamilan ini akan memakan waktu lebih dari sembilan bulan, berarti tidak perlu ada pembekuan. Eish aku perlu bertemu dengannya." Baihee menggigit kukunya karena terlalu gelisah memikirkan perutnya yang semakin membesar ini.

Lama bergelut dalam pikirannya, akhirnya Baihee memutuskan untuk meninggalkan kekhawatirannya sementara untuk masuk ke dalam gua dimensinya. Dirinya akan mencoba berendam di danau abadi atau yang sempat dirinya juluki danau crystal. Dirinya akan berpikir sembari berendam.

***

SRET

SRET

SRET

CRASH

Hongli terus mengayunkan pedangnya untuk menebas pemberontak kecil yang entah mengapa tak ada habisnya di perbatasan Logos ini. ini pula sebabnya mengapa sang ayah meminta Hongli untuk segera pindah ke perbatasan Hegon agar keselamatan Baihee juga terjamin.

Namun Hongli bukanlah pria tak bertanggung jawab yang akan meninggalkan rakyat di bawah naungannya dalam kondisi masih tidak damai.

Hongli terlalu fokus hingga tak menyadari bahwa seseorang di balik pepohonan, membidiknya dengan anak panah.

TRANG

Seseorang tiba-tiba datang dan membantu Hongli menghalau anak panah yang hampir saja menusuk punggung Hongli.

Hongli ingin berbalik namun musuh di depan matanya masih banyak. Dirinya berpikir, nanti akan berterimakasih.

Keadaan sudah semakin buruk karena mayat sudah bertebar dimana-mana. Bahkan banyak genangan darah yang begitu amis.

Hongli menghirup nafasnya dengan cepat. Cukup lelah menghadapi para manusia pemberontak yang tak ada habisnya. Hongli sudah mencoba mencari tahu dalang dibalik semua pemberontakan di perbatasan Logos ini, namun nihil, setiap Hongli menemukan petunjuk, pastilah orang itu mati sebelum Hongli berhasil menginterogasinya. Musuh selalu selangkah lebih di depan, membuat Hongli merasa begitu bersalah pada rakyat Logos ini.

Teringat sesuatu, Hongli langsung berbalik mencari sosok yang menyelamatkannya. Hongli sempat melihat dari ekor matanya bahwa sosok itu menggunakan pakaian serba putih yang kontras dengan keadaan mengerikan disana. Sosok itu seperti seorang perempuan?

Hongli menelisik ke penjuru lapangan yang sudah hancur itu, namun tak menemukan sosok yang diyakini perempuan itu.

"Jendral, seluruh pemberontak hari ini telah tumbang." Lapor salah seorang anak buah Hongli dan langsung di angguki oleh Hongli. "Bersihkan semua kekacauan ini agar masyarakat tidak ketakutan seperti biasa."

"Baik, Jendral."

Melihat bawahannya hendak pergi, Hongli mencegahnya. "Ah tunggu, apa kau melihat seorang berpakaian putih yang membantuku tadi?"

Alis sang bawahan bertaut tanda dirinya tak mengerti. "Maaf, Jendral, tapi saya tadi bertarung di sisi sebelah sana, sehingga saya bahkan tak melihat Jendral saat kekacauan terjadi. Maafkan saya."

Hongli menghela nafasnya pelan. "Baiklah, pergilah." Sesungguhnya Hongli merasa berhutang budi. Karena tanpa sosok itu, Hongli pasti kini terluka begitu parah.

Sebenarnya siapa perempuan itu?

Mengapa bisa berada di wilayah ini? Dan bahkan datang di waktu yang begitu tepat ketika dirinya hampir celaka?

Sudahlah, Hongli memilih pulang untuk segera menceritakan harinya pada sang istri.

Selalu seperti ini, keduanya akan membicarakan aktivitas yang mereka lalui ketika malam hari sebelum tidur. Memastikan keduanya saling terbuka dan akan semakin mempererat hubungan suami-istri diantara dirinya dengan sang istri tercantiknya, Baihee.



To Be Continued

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang