Part 52

8.4K 1.4K 59
                                    

Baihee menyelam dan dirinya tampak terpukau dengan keindahan di dalam kolam. Bila danau abadi miliknya memiliki keindahan cahaya dari crystal lotus yang melimpah. Maka di air mata Phoenix, masih banyak makhluk hidup yang anehnya sangat cantik dan aneh?

Terlihat banyak tumbuhan air yang menutupi banyak ikan kecil yang bersembunyi. Anehnya, meski kolam ini memiliki makhluk hidup, namun air di dalam kolam tidaklah amis.

Baihee sungguh terpukau dengan keindahan di dalam air mata Phoenix ini. Keindahan yang benar-benar hidup.

Mata Baihee terus bergulir sembari terus mengepakkan kakinya untuk terus berenang dan ketika nafasnya sudah tidak kuat dirinya tahan, Baihee akan berenang ke permukaan sebelum akhirnya kembali menyusuri kolam.

Meski tampak indah, Baihee bersyukur karena kolamnya tidak sebesar danau abadi miliknya. Karena di dalam kolam ini, Baihee tidak dapat bernafas bebas, tidak seperti di danau abadi miliknya. Seberapa lama Baihee berkeliling di danau abadi, dirinya tidak perlu takut kehabisan nafas, seolah danau abadi memang menerima eksistensinya sebagai salah satu penghuni bawah air. Mungkin itu karena inti naga yang dimilikinya dan danau abadi adalah milik sang naga. Berbeda dengan air mata Phoenix.

Baihee berpikir, mungkin bila Hongli yang berenang, mungkin dirinya dapat bernafas bebas di kolam ini?

Terhitung sudah dua puluh kali Baihee menyembulkan kepalanya di permukaan sebelum akhirnya kembali berenang. Namun eksistensi telur yang dibayangkan, sama sekali tak nampak.

Kesabaran Baihee mulai habis dan dengan cepat kembali ke permukaan, menghampiri Xuan Wu yang tengah terduduk santai, menunggu.

"Sebenarnya kau benar merasakan aura telur itu atau tidak? Aku bisa mati kehabisan nafas bila begini caranya. Aku sedang hamil dan aku mulai lelah." Protes Baihee dengan nafas tersengal.

Xuan Wu menggaruk kepalanya yang sama sekali tak gatal. "Aku sungguh merasakannya aura Phoenix."

Mata Baihee memicing curiga. "Kau bisa membedakan aura Phoenix Zhu Que dan aura telur Phoenix, kan?"

Terlihat tubuh Xuan Wu membeku sesaat sebelum akhirnya menatap Baihee dengan tatapan tak berdosa. "Apakah berbeda?"

Mata Baihee langsung membulat dengan mulut yang menganga. Bukan ekspresi terkejut biasa melainkan ekspresi kesal yang begitu kental. "Jangan bilang, kau hanya menebak? Aku sudah berenang kesana kemari dan itu semua karena tebakanmu semata? Hei! Ini adalah pulau milik sang Phoenix, bukankah wajar bila aura Phoenix tertinggal disini?"

Seketika Xuan Wu langsung tertawa kikuk. "Aiyaaa jangan marah. Kita kan mencari tahu. Lagipula, kolam itu bagus untukmu terlebih janinmu. Ingat bukan bahwa kolam ini bukan kolam biasa. Jadi tidak ada ruginya."

Perempatan siku rasanya muncul di kepala Baihee. Dirinya merutuk sosok yang katanya legendaris ini. dirinya kira bahwa binatang mythic begitu sempurna sampai tak pernah terpikirkan akan sembrono seperti ini.

Jujur saja, memang Baihee merasa tubuhnya merasa segar apalagi sesekali tak sengaja menelan air di kolam namun tetap saja, ego nya merasa di permainkan oleh Xuan Wu. "Kau! Hah~ sudahlah, aku ingin kembali kepada suamiku saja."

Xuan Wu mengangguk pasrah sebelum akhirnya mengejar langkah Baihee yang telah pergi meninggalkannya begitu saja. "Tapi firasatku mengatakan bahwa telur itu berada di kolam. Nanti bisa kan, kau bantu aku lagi." Ucap Xuan Wu memelan di akhir.

Langkah Baihee terhenti sesaat, hanya untuk memberikan tatapan permusuhan pada Xuan Wu. "Tidak! Kau berenang sendiri!"

"Oh ayolah~ jangan tega begini." Melas Xuan Wu dengan tak berwibawanya.

Baihee mendengus dan dengan menghentakkan kaki kesal sembari menghentikkan langkahnya lalu mendelik pada Xuan Wu sambil bersedekap dada. "Baiklah. Tapi setiap aku berenang satu jam, maka satu tambang harus menjadi milikku."

Mata Xuan Wu melotot, tak percaya. "Wah, aku baru menemukan orang tak tahu malu sepertimu.... Eh! Banyak ternyata. Ekhem, tapi tetap saja kau salah satunya."

Baihee tersenyum meledek. "Terima atau tidak, aku tidak rugi apapun. Tapi yang pasti, aku harus diuntungkan bila menggunakan tenagaku."

Xuan Wu memijat pangkal hidungnya karena pusing dengan kelakuan Baihee yang diluar nalarnya. "Kau bisa membuatku jatuh miskin seketika. Bagaimana bila kau dengan piciknya, berputar-putar di dalam kolam hingga akhirnya membuang waktu dan tambangku?"

"Hahahahaha itu ide yang menarik! Tapi jangan khawatir, aku tidak berniat melatih paru-paru ku untuk itu. Lebih cepat lebih baik karena aku jadi dapat mengerjakan pekerjaan yang lain." Tawa Baihee, senang melihat Xuan Wu frustasi.

Oh ayolah, hidup di dunia yang keras, segala hal harus timbal balik, terlebih pada saudagar unlimited seperti Xuan Wu.

Xuan Wu menghela nafas. "Aku tidak bisa terus-menerus memberikan tambang di setiap jam yang kau habiskan. Begini saja, aku akan memberikan hadiah yang sangat menguntungkanmu, lebih dari tambang. Kau telah memiliki satu tambang yang cukup besar, menurutku itu sudah cukup untuk memperkayamu dalam membangun pulau ini. tapi ada hal lain yang kau lupakan. Dalam membangun suatu wilayah kekuasaan, tidak hanya kekayaaan yang diperlukan, melainkan keamanan. Tanpa keamanan, siapa yang bersedia tinggal di wilayahmu untuk menjadi rakyatmu? Dan oleh sebab itu, aku menawarkan bantuan dalam membangun benteng keamanan itu."

Alis Baihee terangkat, dengan senyuman miring tercipta di bibirnya yang manis. Baihee tertarik dengan penawaran Xuan Wu.

Bukan Baihee tak memperhitungkan hal itu, dirinya sudah berniat membangun benteng kokoh untuk memberikan keamanan wilayahnya. Namun bila Xuan Wu menawarkan sesuatu yang lebih menarik, bukankah itu tak boleh ditolak?

Baihee, "keamanan seperti apa yang akan kau berikan?"

Xuan Wu, "kau tahu aku memiliki lumpur pelebur. Aku akan membuatkan parit lumpur yang cukup besar, disekeliling pulau ini, agar tak ada seorang pun yang dapat mencuri masuk ataupun keluar, bila tidak menggunakan gerbang utama yang akan kau ciptakan. Tidak perlu khawatir, karena lumpurku tidak akan mencemari air laut, mereka ada kesatuan yang tak akan melebur bersama air."

Baihee mengangguk kecil. "Tapi bila lumpurmu mengelilingi pulau ku, bukankah itu tandanya, aku maupun para pendudukku nanti, tidak akan dapat berlayar mencari ikan di laut?"

Xuan Wu, "kita akan membuka dua jalur. Satu jalur utama dan satu jalur para nelayan. Keduanya harus memiliki izin darimu agar dapat keluar masuk. Dan aku tentunya tidak akan menutupi jalur itu dengan lumpur. Perihal ada penyusup melalui jalur nelayan, itu bukan urusanku. Disanalah kemampuanmu dalam melindungi kawasanmu, dipertaruhkan. Ah~ dan jangan khawatir. aku akan melemparkan lumpurku, setidaknya satu kilometer dari pinggiran pulau. Agar kalian tetap dapat melihat indahnya laut, maupun berenang kecil di tepi pantai."

Senyum Baihee mengembang puas. "Tawaran yang menarik. Dan benar, ini sama berharganya dengan tambang. Tidak! Bahkan jauh lebih berharga. Bagaimanapun, lumpur pelebur, adalah anugerah dewa yang tak ada seorang pun memilikinya. Dan karena aku sangat tahu diri perihal ini, cukup dengan memberikan perlindungan pulauku dengan lumpur itu, aku akan mencari telur itu sampai ditemukan."

Xuan Wu akhirnya dapatbernafas lega. Bukan dirinya tak ingin memberikan tambang, namun Xuan Wu takingin Baihee berubah menjadi tamak hanya karena hal berkilau itu. Penawaranlumpur ini pun, membuktikan bahwa Baihee benar serius ingin membangunwilayahnya sendiri dan melindungi orang-orang yang nantinya akan berada didalamnya. 



To Be Continued

***

Author lagi good mood ni jadi 3 hari berturut-turut update terus. 

Kalian yang vote and comment, thank you yaaaa. kalian penyemangatku hehehe

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang