Part 50

9.2K 1.3K 55
                                    

Hari telah berganti begitu cepat dengan segala kegiatan rutinitas yang monoton. Hingga kini telah 3 bulan berlalu sejak Hongli dan Baihee menikah dan berakhir tinggal di perbatasan Logos ini.

Sesuai perkataan Hongli bila sudah 3 bulan maka mereka akan pindah ke perbatasan Hegon, tempat dimana kekuasaan wilayah baru diberikan oleh Kaisar Henix sebagai hadiah pernikahan, tempat yang jauh lebih aman karena itu adalah perbatasan kekaisaran Wigon dan Henix.

Selama itu pun, usaha produk kecantikkan Baihee dibidang kebutuhan mandi seperti sabun dan shampoo pun telah merajalela di wilayah Logos. Banyak pedagang yang memintanya agar mendistribusikannya ke luar wilayah namun ide tersebut masih belum disetujui oleh Baihee dengan alasan sibuk mengurus kepindahan dirinya beserta seluruh keluarga.

Perihal pemberontak, Hongli telah memberantas habis hingga satu bulan belakangan, wilayah Logos telah berakhir damai. Meski demikian, Hongli yakin bahwa dalang dari pemberontakan kecil yang diduga berada di bawah perlindungan kekuasaan bangsawan tinggi itu masihlah ada dan tengah diam menyusun rencana berikutnya.

Bagaimanapun, kematian pemberontak yang mencapai ratusan orang itu, pastilah akan membuat otak pemberontakan itu kalang kabut. Dan memerlukan waktu untuk mengumpulkan orangnya kembali.

Bukan Hongli tidak ingin mengusut lebih dalam namun keterlibatan bangsawan tinggi membuat Kaisar akhirnya menyerahkan kasus ini pada Pangeran Mahkota yang tengah diasingkan sebagai bentuk pembuktian bahwa dirinya memang tetaplah layak menggelar jabatan itu.

Dan kini, Baihee dan Hongli telah berada di kediaman baru mereka yang jauh lebih besar dan mewah. Kaisar ternyata tidak main-main memberikan hadiah pernikahan. Baihee merasa menjadi sultan seketika. Melupakan seolah dirinya memang bukan orang berkecukupan.

"Waaah lihatlah air terjun itu. Sangat cantik! Bagaimana bisa yang mulia Kaisar memikirkan membangun taman indah ini? Astaga! Ini benar-benar cantik!" pekik Baihee yang selalu takjub dengan setiap sudut yang berada di kediaman barunya.

Hongli sendiri tersenyum karena Baihee terlihat begitu antusias. Kini keduanya tengah menelusuri kediaman baru mereka, hanya berdua. Para pelayan pribadi mereka masih sibuk dengan menata barang-barang bawaan mereka yang begitu banyak. Dan memang Hongli menyuruh semuanya untuk tak perlu mengikutinya dan Baihee.

"Yang merancang kediaman ini adalah ibundaku. Ayahanda hanya memberikan lokasi dan sisanya ibunda yang mengaturnya." Jawab Hongli.

Baihee menoleh menatap Hongli dengan senyuman lebarnya. "Ah keturunan Wigon tak perlu diragukan lagi, memang begitu berbakat apalagi memanfaatkan alam tanpa merusaknya."

Hongli mengangguk setuju. Ibunya memang begitu pandai mempercantik wilayahnya tanpa merusak tatanan alam. Wigon memang begitu memuja alam, itu sebabnya mengapa para fairy memilih berada di bawah naungan Wigon.

"Oh lihatlah disana. Ada sebuah rune sihir?" Ucap Baihee dengan wajah bingung dan penuh tanda tanya.

Di samping air terjun, Baihee dengan jelas melihat ada sebuah gambar yang persis seperti sebuah rune dan terbukti karena gambar itu bercahaya. Baihee tanpa ragu mendekat, begitupun dengan Hongli.

Hongli menelisik lebih dalam dan saat tangannya menyentuh rune tersebut. Sebuah portal sihir terbuka, membuat Hongli dan Baihee reflek mundur karena terkejut.

Mereka saling bertatapan sejenak sebelum akhirnya Hongli meraih tangan Baihee untuk digenggamnya. Sebelum memasukki portal sihir, Hongli mengeluarkan pedang miliknya untuk berjaga-jaga.

Ketika mereka melangkah masuk, betapa terkejutnya mereka ketika mendapati bahwa mereka berada di pulau milik mereka sendiri. Feng Huang Dao.

"Kenapa bisa disini? Siapa yang membuat rune itu?" Baihee menatap Hongli dengan wajah khawatir. Bagaimana tidak khawatir ketika seseorang ternyata mengetahui eksistensi pulau tersebut telah menjadi miliknya.

Mungkin bila kepemilikan masih tak menjadi masalah. Tapi masalahnya seseorang yang membuat rune portal itu menandakan bahwa seseorang itu pasti sering bolak balik ke tujuan itu. Dan sejauh ini, hanya Baihee, Hongli, dan para pelayan dan pengawal pribadi mereka saja yang tahu. Bahkan Kaisar saja masih belum tahu maksud dan tujuan Baihee meminta pulau tersebut jadi tak mungkin Kaisar membuatkan rune itu. Terlebih rumor pulau tersebut yang katanya beracun.

"Jangan memasang wajah panik seperti itu. Itu hadiahku untuk kalian." Jawab seorang pria yang terdengar familiar di pendengaran Baihee dan Hongli.

Hongli dan Baihee langsung menoleh dan terkejut mendapati Xuan Wu berada di depan mereka dengan berjubah hitam khas miliknya.

"Bagaimana kau bisa kemari?" Tanya Baihee yang lupa sopan santunnya karena Xuan Wu baginya adalah orang yang cukup menyebalkan. Xuan Wu sendiri tidak mempermasalahkan sikap itu karena Xuan Wu tahu bahwa Baihee bukanlah berasal dari dunia yang penuh kekakuan akan tata karma seperti jaman ini.

Berbeda dengan Baihee, maka Hongli masih menundukkan kepalanya karena merasa sungkan pada makhluk mytic tersebut.

"Hahaha kau ini memang benar-benar. Tentu aku bisa kemari karena dulu aku dan yang lain sering kemari sebelum pulau ini di segel oleh Zhu Que. Karena kalian telah membuka segelnya, maka aku dapat bebas lagi kemari untuk mencari sesuatu yang berharga." Tukas Xuan Wu.

Hongli menatap Xuan Wu dengan tatapan menuntut jawaban pasti. "Apa itu?"

Xuan Wu terkekeh. Dengan asal dirinya mencabut sebuah daun dan memelintirnya untuk dimainkan jemarinya. "Tentu saja anaknya Zhu Que. Telur Zhu Que masih menghilang dan aku yakin, pasti telur itu berada di dalam kolam air mata Phoenix. Aku harus memastikannya."

Baihee bersedekap dada. "Lalu apa hubunganmu mencari telur dengan membuat rune portal?"

Xuan Wu, "eiish sudah ku katakan bahwa itu hadiah. Aku tahu bahwa kalian pasti akan bolak balik kemari jadi dengan baik hati ku buatkan rune yang tentunya hanya kalian berdua yang dapat menggunakannya. Ingat bukan aku ini siapa? Aku bahkan tahu rencana kalian kedepannya dengan pulau ini. Jadi, aku hanya memudahkan kalian agar tak dicurigai oleh manusia pengkhianat yang bila mengetahui kalian mondar mandir ke pulau itu, pasti petaka akan terjadi lagi. Jadi, kalian hanya perlu sembunyi-sembunyi kemari menggunakan portal ini. Bagaimana? Aku baik hati, bukan?" Sombong Xuan Wu menepuk dadanya dengan bangga.

Baihee meringis malu namun tak ayal dirinya merasa bersyukur. Apa yang dikatakan oleh Xuan Wu benar adanya dan dengan keberadaan portal ini, pastilah menguntungkan dirinya. Lagipula, Baihee yakin bahwa Xuan Wu bukanlah makhluk jahat sehingga ini semua dapat diterima sebagai hadiah.

"Terimakasih atas hadiahnya." Ucap Hongli penuh kesopanan. Membuat Baihee dan Xuan Wu saling melirik sebelum akhirnya terkekeh bersama.

"Suamimu itu kaku sekali. Mirip seperti Zhu Que. Apa semua keturunan Zhu Que begitu? Hmm." Xuan Wu memasang pose berpikir.

Baihee mengendikkan bahunya. "Sudahlah, ayo segera melihat-lihat, kita tak dapat berlama-lama atau kediaman baruku akan heboh karena tuan dan nyonyanya menghilang tiba-tiba. Sayang, tolong buka segelnya agar pak tua ini dapat masuk."

Ya, meski Xuan Wu dapat menginjak pulau tersebut namun segel Phoenix tetaplah hanya darah Phoenix dan keturunannya yang dapat membukanya. Dan Baihee sangat peka mengapa Xuan Wu kemari disaat mereka pun kemari, itu karena Xuan Wu tidak dapat masuk tanpa Hongli, karena Hongli menyegel wilayah sekitar air mata Phoenix.




To Be Continued

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang