S2 - Part 48

5.5K 764 38
                                    

"Lapor Yang Mulia. Seperti yang Yang Mulia perintahkan. Saya telah mencari tahu kebenaran perihal kabar dimana Jenderal Han dan istrinya tengah menawarkan banyak orang untuk pindah ke pulau itu. Saya juga telah mencari tahu informasi terbaru perihal keadaan di pulau. Dan maaf, begitu sulit untuk menyusup ke dalam sana karena tak ada jalur masuknya."

PRANG

"Tujuh hari saya menunggu hanya untuk jawaban seperti ini?! Sudah jelas tidak mungkin tidak ada jalur masuknya. Kita jelas dapat melihat ada pembangunan besar-besaran disana. Lalu darimana para pekerja itu bisa masuk, hah?! Gunakan otakmu itu untuk berpikir!" Murka sosok wanita paruh baya dengan tubuh yang cukup menggugah karena berisi dengan beberapa bagian penting.

Mahkota dan jubah mewah yang dikenakannya pun semakin memperindah parasnya. Namun sayang, kecantikan itu tidak sama dengan hatinya.

Ma Rong Yi.

Dirinya lah yang tengah murka karena orang suruhannya tidak membawakan hasil yang memuaskan baginya.

Rong Yi jelas mendapatkan informasi bahwa segel pulau itu terbuka dan kini semua orang dapat dengan jelas melihat meski dari jarak yang cukup jauh.

Suara tempaan pada tanah yang cukup nyaring, masih mampu terdengar. Hal itu jelas membuktikan bahwa memang tengah ada pembangunan besar.

Bahkan meski dari jarak yang cukup jauh, Banyak orang sudah mulai melihat benteng kokoh mengelilingi dataran pulau. Dan para pemilik elemen udara yang mampu terbang cukup tinggi pun berhasil melihat ada sinar mewah berkelip megah akibat pantulan sinar matahari di tengah pulau dengan bentu indah menyerupai bunga.

Ketika mereka mencoba mendekat, sebuah lingkaran sihir yang cukup kuat menghalangi mereka masuk. Berapa kali pun mereka mencoba, mereka tidak dapat menembus perisai sihir tersebut. Sehingga mereka berasumsi bahwa keindahan pulau itu hanya dapat dilihat dari jauh.

Rong Yi yang juga mendapatkan kabar ini tentu berang. Rong Yi yakin bahwa ada sesuatu di pulau itu dan itu pastilah berharga. Rong Yi tidak terima bila Baihee yang memilikinya.

Wanita yang telah merenggut kebahagiaannya dan putrinya itu tidak layak hidup penuh sukacita. Rong Yi tidak terima.

Pada akhirnya Rong Yi mencoba mengirim orang lain untuk menyusup. Bila melalui jalur udara terlindungi perisai sihir. Maka mereka bisa menggunakan jalur laut, bukan?

Mereka tidak dapat menggunakan jalur darat karena memang belum ada jembatan untuk menyeberanginya.

Tidak, beberapa orang telah melihat adanya pembangunan jembatan namun itu belum selesai.

Rong Yi jelas ingin mengetahui keuntungan itu lebih dahulu dan tidak sabar bila harus menunggu pembangunan jembatan selesai. Lagipula akan mencurigakan bila pihaknya meminta masuk pulau. Pasti Baihee tidak mengizinkan.

Dan inilah hasil dari suruhan Rong Yi yang melalui jalur laut.

Kegagalan.

"Maaf, Yang Mulia. Tapi ada sebuah cairan aneh yang mengelilingi perairan. Ketika salah satu orang saya mencoba menyentuhnya. Tanpa memerlukan waktu yang lama, tangannya langsung melebur begitu saja. Kami telah mencoba menyelam, memutari pulau. Dan hasilnya sama. Pulau itu benar-benar dikelilingi cairan abu itu tanpa sedikit pun ruang meski kami mencoba menyelam lebih dalam. Bila melalui jalur laut justru kami benar-benar buta. Bahkan ketika mencoba menggunakan perahu kayu, ketika mencoba melintasi cairan abu itu, lagi-lagi perahu kayu kami meleleh dan lebur. Apapun yang bersentuhan dengan cairan abu itu akan melebur, Yang Mulia."

Rong Yi mengepalkan tangannya. "Sialan! Sebenarnya apa yang anak itu sembunyikan? Pasti ada sesuatu disana sampai Baihee membuat perlindungan seperti itu. Lalu bagaimana dengan orang yang ku suruh untuk menyelundup sebagai calon kandidat yang menginginkan pindah kesana?"

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang