S2 - Part 59

4.2K 520 16
                                    

Di sebuah pusat ekonomi yang akan menopang masa depan Dreamland. Berkumpulah beberapa orang yang sudah sangat akrab satu dengan yang lainnya.

Mereka berbincang sembari memuji setiap rancangan design dalam bangunan yang sangat megah yang disebut dengan Supermall.

Tak mampu menutupi rasa terpukau mereka. Mereka masih terus berdecak kagum. Berkali-kali mereka merasa bersyukur bahwa mereka memilih pindah ke Dreamland. Melihat betapa luar biasanya pulau ini, mereka yakin bahwa visi 'pemimpin' mereka, pasti akan terwujud.

Menjadi Negara yang berpenghasilan tinggi dan menjadi wilayah yang berpengaruh.

"Apa kalian semua menunggu lama?"

Suara lembut yang sudah sangat mereka hafal, menyapa. Membuat mereka sontak menoleh pada sosok yang sangat cantik itu.

Baihee bagaikan seorang dewi yang jatuh ke dunia. Itulah penilaian mereka ketika melihat betapa rupawan dan dermawannya seorang Baihee.

"Salam, nyonya Baihee." Dengan serempak mereka membungkuk lima belas derajat, tanda penghormatan mereka.

Mulanya mereka ingin memanggil Baihee dengan sebutan 'Yang Mulia', namun Baihee menolak keras panggilan itu. Baihee mengatakan padanya untuk memanggilnya seperti sebelumnya sebagai istri seorang Jenderal.

Baihee sendiri datang ke Industries setelah perundingan panjang dengan Hongli. Menurut Baihee, akan lebih cepat bila Hongli dan Baihee membagi tugas.

Hongli yang melanjutkan rapat penentuan posisi Wakil Presiden dan Hakim Agung serta tanggung jawabnya. Lalu Baihee yang mengurus perihal pelaksanaan bisnis. Sehingga kini dirinya ke Negara Bagian Barat miliknya, untuk mengadakan pertemuan dengan para pemimpin produksi miliknya.

Baihee sengaja meminta lokasi pertemuan mereka di bangunan yang akan menjalani fungsi sebagai pusat berbelanjaan. Karena mereka harus tahu barang mereka akan dipasarkan dimana.

Baihee juga memilih salah satu tempat makan yang sudah diisi dengan berbagai furniture. Dan memilih salah satu private room untuk rapat mereka.

"Selagi menunggu menu makan siang tiba. Mari kita membahas perihal laporan produksi dan penjualan di setiap bidang. Mungkin boleh di mulai dari tuan Xiao." Baihee langsung menunjuk pria paruh baya yang menjadi ayah Xiao Yi dan juga seorang yang dirinya percayai untuk memimpin produksi produk kecantikan.

Xiao Yang dengan mantap berdiri. "Produksi shampoo dan sabun setiap harinya stabil di jumlah lima ribu setiap produk. Ini menimbang karena pasar kita baru di Kekaisaran Henix. Sedangkan untuk lilin aromaterapi, diproduksi lebih sedikit mengingat penggunaannya lebih lama habis daripada shampoo dan sabun."

Baihee mendengarkan sembari membaca laporan tertulis yang telah disusun dengan rapi oleh Xiao Yi.

Xiao Yang, "selain itu, kami kelompok penelitian sedang menguji coba aroma baru dari bunga dan buah yang belum pernah kita pasarkan. Beberapa orang kita telah melakukan pencarian perihal aroma apa yang tengah digandrungi oleh masyarakat. Dan aroma itulah yang sedang kita teliti manfaatnya. Apakah kiranya cocok atau tidak untuk dijadikan sebuah komposisi produk kecantikan Nyonya."

Baihee mengangguk sembari tersenyum puas. Baihee yakin bahwa kecerdasan Xiao Yi pastilah menurun dari bakat ayahnya. Meski mereka lahir dari golongan budak. Mereka memiliki IQ yang tampaknya luar biasa hebat. Baihee selalu senang ketika mengajarkan sesuatu yang baru pada Xiao Yang maupun Xiao Yi, karena keduanya sangat mudah menyerap ilmunya.

Xiao Yang, "selain itu, kita telah berhasil mengolah hasil panen dari Desa Lioth, Nyonya."

Alis Baihee menukik dan mendongak, menatap Xiao Yi yang memberikan lembaran kertas baru sembari tersenyum penuh wajah bangga. Pasalnya, desa Lioth berada dibawah kepemimpinan Xiao Yi di bidang bisnisnya.

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang