Part 51

9.2K 1.4K 59
                                    

Ketika Hongli telah membuka segelnya dan hendak ikut masuk, Hongli menangkap panggilan dari sang tangan kanannya melalui mindlink.

Alis Hongli mengernyit ketika mendapatkan informasi bahwa kasim istana datang untuk menemuinya. Perasaan Hongli sudah tidak enak berkat itu namun berusaha berpikir positif terlebih dahulu.

"Maaf, sepertinya...." Baru saja Hongli ingin berbicara. Xuan Wu langsung memotongnya. "Iya kau di panggil, kan? Pergilah. Istrimu aman bersamaku. Aku harus segera mencari telur itu jadi mari kurangi basa-basinya. Aku dapat merasakan aura Phoenix, membuatku tak sabar."

Hongli tanpa kata langsung pergi setelah mengecup singkat kening Baihee.

Sepeninggalan Hongli, Baihee langsung mendelik tak suka pada sikap Xuan Wu yang memotong ucapan suaminya. "Suamiku bahkan belum selesai berbicara." Gerutu Baihee.

Xuan Wu mengendikkan bahunya acuh. Tanpa membalas ucapan Baihee, Xuan Wu langsung melesat masuk ke dalam wilayah yang semula di segel oleh Hongli. Baihee sendiri mengikutinya meski kesal.

Ketika tiba di danau yang cantik itu. Xuan Wu menghentikkan langkahnya dan menoleh pada Baihee, mengundang tatapan bingung dari sang empu.

"Katanya mau cari telur. Ya sana, silahkan berenang masuk ke dalam." Ketus Baihee yang masih kesal.

Xuan Wu dengan senyuman konyol, berjalan mendekati Baihee, membuat alis Baihee semakin terangkat naik karena bingung dengan maksud dan tujuan Xuan Wu bertingkah seperti anak-anak secara tiba-tiba.

"Jadi begini, kami para binatang dewa yang kalian sebut mythic itu, tidak bisa bersentuhan dengan asset masing-masing. Seperti Qing Long, Zhu Que, dan Bai Hu yang tidak bisa menyelami lumpurku, aku pun tak bisa menyelami para kolam Qing Long maupun Zhu Que." Jelas Xuan Wu agar Baihee mengerti.

Namun Baihee yang memiliki rasa ingin tahu cukup besar justru mengejar jawaban. "Kalau lumpurmu memang masih masuk akal karena dapat meleburkan. Tapi kan danau abadi dan air mata Phoenix itu tidak memakan korban, kan? Bahkan manusia merebutkannya karena ingin hidup abadi."

Xuan Wu, "masalahnya aku sudah abadi. Intinya aku memang tidak bisa, bila aku memaksanya, yang ada keabadian ku justru luruh. Begitu lah hukum alamnya. Kau pikir, kami abadi lalu kami bisa sesuka hati. Tetap hukum alam yang lebih besar."

"Ck! Bilang saja bahwa kau tidak bisa berenang." Cibir Baihee. "Ohh, jadi ini mengapa kau dengan baik hati memberikan portal, itu karena kau sendiri membutuhkan kami untuk dapat kemari dan mencari disini."

Xuan Wu tertawa kecil dengan pasangan sahabatnya itu. Entahlah, dapat dikatakan pasangan atau tidak karena memang hanya sebatas mengawininya demi keturunan saja. "Sudahlah, berenang saja. Nanti akan ku berikan hadiah yang berharga. Lagipula kolam itu bagus untuk manusia sepertimu, dapat menyembuhkan segala macam penyakit loh."

Baihee mengangkat sebelah alisnya. "Aku tidak percaya dengan kata-kata tak pasti seperti itu. Hadiah apa yang berharga itu? Harus dijelaskan sedari awal."

"Hah~ dasar. Aku akan memberikanmu tambang emas." Nego Xuan Wu.

Baihee bersedekap dada, memandang remeh Xuan Wu. "Itu berharga? Maaf, aku menolak karena aku telah memilikinya." Ya, memang benar bukan, Baihee telah memiliki tambang emas dari Kaisar Henix. Bahkan Baihee memiliki pohon emas yang tak perlu repot di ditambang lagi.

Xuan Wu mengangguk, "Hmm, tambang permata sihir? Ini tambang paling berharga bagi umat manusia. Terlebih dunia penuh sihir seperti dunia ini. Kau bisa memanen uang dari hasil penjualan batu permata sihir."

Senyum kecil tersungging di bibir peach Baihee. Itu memang menarik namun Baihee merasa perlu memoroti sosok legenda di depannya. Hidupnya telah ratusan atau mungkin jutaan tahun, bukan? Pastilah hartanya melimpah ruang dimana-mana. "Bagaimana dengan luas tambangnya? Kau tidak memberikanku sebuah tambang kecil sebagai upahku menyelami kesana kemari di kolam ini, kan?"

Xuan Wu terkekeh, "Kau lebih cocok menjuluki seekor rubah kecil daripada manusia. Kau terlalu cerdik mengarah ke licik. Namun, jangan sampai serakah, Baihee. Itu tak baik."

Baihee mengangguk. "Masalahnya manusia selalu diliputi rasa tak pernah puas. Aku pun mengakui itu. Tapi yang penting, dalam aku menggapai ke tidak puasan itu, aku tidak merugikan orang lain."

"Hei, kau merugikanku." Pelotot Xuan Wu tidak terima.

Tawa renyah Baihee keluarkan. Dirinya merasa terhibur dengan sosok tetua seperti Xuan Wu namun tingkahnya tidak mencerminkannya. "Kau pikir aku bodoh? Hidup begitu lama, tidak mungkin dirimu tak memiliki ratusan tambang penting. Kau sengaja menyembunyikannya dari manusia agar mereka tak semakin serakah, kan? Apa susahnya memberikanku satu yang cukup besar? Aku menginginkannya untuk dijadikan alasan darimana kekayaan pulauku berasal. Tambang emas dan usaha kecantikanku saat ini, tak dapat menutupi materi yang diperlukan untuk membangun suatu wilayah kekuasaan di seluruh penjuru pulau. Mereka akan mulai berspekulasi yang tidak-tidak dan parahnya memberontak masuk ke dalam pulau karena merasa perlu mencari harta karun. Daripada mereka menerka-nerka, lebih baik kita umumkan bahwa di pulau ini ternyata memiliki tambang batu permata sihir. Aku yakin kemampuanmu sangat besar untuk memindahkan tambang itu ke pulau ini, bukan?"

Xuan Wu bertepuk tangan kecil. "Wah wah. Semua orang telah di bodohi olehmu ya. Kau begitu kaya raya tapi tak ada siapapun yang mengetahuinya. Kau bahkan dapat menjadi orang terkaya setelah aku tentunya."

Baihee tertawa, "sepertinya kekayaanku memang sudah setara denganmu sebenarnya. Jangan lupakan warisan yang diberikan oleh tuan Qing Long padaku. Bahkan dia memberikan seluruh sisik naganya."

Xuan Wu tertawa kecil. "Benar, kau mampu menyaingi kekayaanku ini. dan kau masih memorotiku dengan meminta tambang batu permata sihir yang besar."

Baihee, "aku memerlukan itu untuk alibi cepat kaya, karena mereka tentu tak tahu bahwa aku memiliki gua dimensi milik tuan Qing Long yang bahkan tak sebanding dengan ratusan tambang permata sekalipun."

"Baiklah, aku akan memberikan tambang batu permata sihir yang terbesar nomor tiga padamu. Anggap itu hadiahku pula untuk para keponakanku. Agar mereka hidup berlimpah nantinya. Dan ya, aku akan memindahkan tambangnya ke pulau ini." Xuan Wu akhirnya menyetujuinya.

Baihee mengangguk puas. Baginya itu sudah lebih dari cukup.

Ketika ingin terjun ke dalam kolam, Baihee langsung menyadari sesuatu dan dengan wajah polosnya, menatap Xuan Wu. "Berhubung aku tak bisa sihir sedangkan kau bisa. Bisa tolong bantu ubah pakaianku menjadi pakaian renang? Bila aku menyelam menggunakan hanfu ini, yang ada aku kesulitan bergerak karena kain yang memberat."

Xuan Wu mengangguk setuju. Dirinya ketika melintasi dimensi untuk sekedar melihat-lihat, pernah melihat apa dan bagaimana pakaian menyelam itu. Dan dalam sekali jentikkan jari, pakaian Baihee langsung berubah menjadi pakaian menyelam khas diving dimana seluruh bagiannya tertutup meski sedikit ketat namun tanpa menyesakkan dirinya dan perutnya.

Tanpa banyak debat lagi, Baihee langsung menceburkan dirinya ke dalam kolam air mata Phoenix.

Fokusnya dalam memindai adalah telur, telur, telur, dan telur.



To Be Continued

***

Yang bilang kurang. nih aku tambahin wkwkwk 

Makanya yuk comment. baca comment kalian seru buat aku. apalagi votenya banyak. beuhh!!

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang