S2 - Part 51

4.7K 657 43
                                    

Ketiga penyusup itu membeku dengan mata meliar mencoba mencerna situasi. Apakah mereka sudah ketahuan? Tapi bila ya, mengapa mereka dibiarkan masuk hingga sejauh ini? berarti kekhawatiran mereka tidak berdasar, bukan?

Akhir salah satu penyusup laki-laki maju dan meneteskan darahnya, hingga timbulah simbol di pergelangan tangannya. Lagipula dia yakin bahwa dia akan baik-baik saja. Dirinya hanya diminta mencari informasi. Itu bukan pengkhianatan, bukan? Pengkhianatan itu terjadi kita dirinya telah bersumpah setia. Tapi dirinya tak pernah mengucap janji setia itu. Laki-laki itu benar-benar meremehkan sumpah darah Baihee.

Baihee menghela nafas. Itulah mengapa penyusup yang dikirim harusnya lebih cerdas dan mencari tahu lebih dahulu list apa saja yang diwajibkan mereka yang bersumpah darah tidak akan berkhianat.

Sumpah darah setia yang Baihee maksud bukan hanya sekedar berkhianat secara langsung. Namun segala sesuatu yang dapat menyebabkan kerugian bagi Dreamland pun sudah masuk ke dalam pengkhianatan, termasuk membocorkan informasi.

Semua yang telah bersumpah darah pertama secara tulisan sebelum tiba disini, sudah diberitahukan perihal rincian lengkap apa saja yang masuk dalam kategori pengkhianatan. Dan jelas ketiga penyusup itu tidak mengetahuinya.

Dan hanya karena niatnya yang sudah tidak baik. Cukup melewatkan waktu selama satu menit. Maka, dirinya akan melebur.

Mengapa satu menit? Tidakkah itu terlalu lama? Atau sihir sumpah Baihee tidak sehebat itu?

Oh bukan! Melainkan Baihee ingin mereka merasa senang dulu sebelum akhirnya dijatuhkan dengan realitas.

Terbukti saat ini.

Di menit ke tiga puluh, laki-laki itu mengembangkan senyum lebar karena tidak ada sesuatu terjadi pada dirinya. Membuat kedua penyusup lainnya saling melempar pandangan.

Baru saja kedua penyusup sisa itu ingin maju menuju kolam kecil. Namun langkahnya tiba-tiba membeku karena genap satu menit, rekannya itu tiba-tiba merasa nyeri dijantungnya. Wajah hingga lehernya bahkan memerah seolah tak dapat menghirup nafas apapun. Matanya melotot penuh kengerian, menyorot penuh permohonan minta tolong.

Hingga sesuatu mendesak dari perut menuju tenggorokannya dan dirinya muntah.

Semuanya terkesiap karena muntahan tersebut bukanlah muntahan menjijikan atau semacam darah, melainkan sebuah cairan berwarna keemasan penuh kemilau seperti padatan emas yang dicairkan.

Mata Baihee berbinar melihat itu.

Bukan karena cairan ema situ adalah emas sungguhan namun karena hal penting lainnya yang menguntungkannya.

Laki-laki itu terus muntah hingga rasanya nyawanya tertarik paksa dan akhirnya meleleh menjadi cairan yang serupa. Dan seolah memiliki nyawa, cairan itu bergerak menuju jembatan kecil dan menjatuhkan dirinya sendiri pada perairan laut di bawah jembatan tersebut.

Pertunjukkan mengerikan meski dihiasi kilauan emas. Namun cukup membuat semua orang bergidik, terutama dua penyusup lainnya yang kini wajahnya sudah sangat pucat pasi.

PROK

PROK

PROK

"Nah, jadi begitulah nasib kalian yang melanggar sumpah." Seolah tak merasa bersalah. Baihee yang memakai hanfu putih bak dewi suci, justru kini tampak mengerikan di pendengaran semuanya.

"Apa kalian penasaran cairan emas itu apa dan kemana perginya? Hmm akan ku beritahu meski kalian tak penasaran sekalipun. Sejak semula membuat sumpah darah, ya aku tetap tidak mau tanah Negaraku harus berceceran darah atau tergeletak mayat tak terduga di suatu tempat. Sehingga aku meminta penyihir tingkat tinggi dari Kekaisaran Wigon untuk merombak cara kematiannya." Baihee dengan antusias menjelaskan tanpa ada rasa bersalah.

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang