S2 - Part 47 (17+)

6.3K 712 100
                                    

Baihee mendesah lega karena pertemuannya dengan ke sepuluh kepala keluarga akhirnya selesai. Pinggangnya sudah pegal dan lehernya juga terasa ngilu karena duduk selama ber jam-jam.

Dari ke sepuluh kepala keluarga. Hanya delapan kepala keluarga yang diterima karena dua kepala keluarga lainnya itu terlalu menuntut banyak hal.

Hei~ Lagipula mereka pikir mereka siapa? Apa dua paruh baya itu berpikir bahwa Baihee membutuhkan mereka hingga mereka layak mengajukan syarat?

Disini Baihee lah yang memberikan kesempatan hidup lebih baik pada mereka. Kenapa pula harus Baihee yang ditekan?

Ya, dua kepala keluarga yang tidak dipilih Baihee adalah mereka yang tampaknya haus akan kekuasaan.

Pasalnya mereka dari keluarga pihak bangsawan yang dihukum oleh istana puluhan tahun silam. Hingga mereka kehilangan asset dari property maupun uang-uang mereka.

Mereka mengatakan bahwa mereka bersedia pindah ke Negara Dreamland selama Hongli dan Baihee setuju untuk memberikan jabatan tinggi di bawah mereka.

Jabatan dibawah Hongli dan Baihee adalah Chief, seorang pemimpin Negara Bagian. Dan orang tamak seperti mereka meminta itu?

Sudah Baihee katakan bahwa orang yang ditunjuk menjadi Chief adalah orang yang cerdas, berbudi luhur, dan bijaksana.

Sedangkan dua pria tua itu bahkan tidak mencakup ketiganya dan hanya ada kelicikan.

Akhirnya tanpa merasa bersalah, Baihee mengusir mereka dengan kata-kata pedas yang sudah lama dirinya tahan untuk menjaga image.

"Memangnya kalian siapa hingga pantas mengajukan syarat? Dengarlah, pak tua. Tanpa kalian pun, Negara ku tetap akan berdiri kokoh dengan sempurna. Jangan berpikir kalian adalah mantan bangsawan sehingga percaya diri bahwa hanya kalian yang berpendidikan. Daripada menyombongkan pendidikan kalian yang tak ada apa-apanya dibandingkan diriku. Sebaiknya kalian tutup mulut dan pergi darisini. Orang seperti kalian itu tidak pantas mendapatkan kesempatan kedua. Sudah tidak memiliki nilai lebih, congkak, angkuh, sombong pula."

Mengingat kembali perkataannya. Rasanya Baihee sedikit puas. Ya sedikit. Karena tiba-tiba dirinya menyesal karena tidak menghujat lebih pedas lagi.

Setelah diusir pun mereka bahkan masih sempat mengutuk dan mengancam akan melaporkannya pada istana Henix dengan tuduhan Baihee tengah merekrut masyarakat untuk pindah ke pulau terkutuk.

Memang tidak sepenuhnya salah. Tapi bila hanya mendengar seperti itu, pastilah pihak istana akan salah paham dan berpikir ini adalah aksi pemulaan dari sebuah pemberontakan.

Tapi terserahlah. Baihee memiliki banyak bukti yang menepis tuduhan itu.

Satu, Baihee tidak merekrut masyarakat. Yang Baihee tawarkan adalah mereka yang tidak terdaftar di catatan sipil.

Dua, dimana ada perencanaan pemberontakan secara terbuka? Hanya orang bodoh yang mempercayai itu.

Tiga, apa keuntungan dari melakukan pemberontakan? Ingin tahta? Hei! Rasanya semuanya tidak lupa, bukan? Bahwasannya, Hongli bahkan melepas begitu saja jabatan Pangeran Mahkota hanya demi dirinya dan anak-anaknya?

Sangat mudah menyangkal.

Tapi bila mereka percaya dan berniat menghukumnya. Baihee akan sukarela memboyong keluarga dan semua bawahannya ke Dreamland. Disana adalah wilayah tanpa kekuasaan pihak Kekaisaran dan Kerajaan.

Dan bilamana ada yang masih nekad dengan mengabaikan hak ekstrateritorial, itu sama saja dengan mengajukan perang dengan Dreamland.

Oho~ Baihee memang membenci kekerasan. Tapi bukan berarti Baihee lemah.

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang