S2 - Part 73

3.4K 432 21
                                        

Sudah begitu lama Baihee tidak memasuki gua dimensinya. Kini, demi menenangkan perasaannya, Baihee memutuskan berendam dan berenang di danau yang penuh crystal lotus itu. Bila Baihee perhatikan, rasanya semua kristal itu tidak pernah berkurang dan justru tampak semakin banyak.

Baihee mencoba memetik satu dan membawanya ke permukaan. Dirinya ingin menjadikannya bubuk dan mencampurkannya dengan produk Skincare yang dikembangkannya.

Baihee berusaha menyibukkan diri untuk menghilangkan perasaan bersalah yang menggerogotinya.

Meski dirinya berkata bisa bersikap kejam. Bukan berarti hatinya berubah menjadi batu. Dirinya tetap memiliki simpati yang tinggi.

Melihat tatapan putus asa dan jeritan kesakitan para korban perang itu, membuat hatinya terketuk brutal. Dirinya ikut sedih. Namun, Baihee tidak ingin melepaskan mereka juga. bagaimanapun, bersikap begitu baik di dunia seperti ini, tidak begitu diperlukan. Yang ada hanyalah dimanfaatkan dan dianggap lemah.

Melepaskan musuh yang mengibarkan perang, hanya akan membuat rakyat merasa takut dan tidak aman.

Sebagai seorang pemimpin, Baihee harus tegas.

Dirinya akan menjadi baik pada mereka yang berlaku baik. Begitupun sebaliknya.

Dan perang ini adalah peringatan yang harus semua Kerajaan dan Kekaisaran ketahui. Dreamland bukanlah wilayah yang dapat seenaknya mereka sentuh.

Mereka boleh mencoba beraliansi atau hanya sekedar mengetahui. Tapi sebaiknya jangan memutuskan untuk bermusuhan dengannya.

Bukannya tinggi hati. Namun memang Baihee percaya diri. Dirinya membawa pengetahuan dari masa depan. Dan itu sangat membantu perekonomian suatu wilayah. Akan rugi bila mereka memilih bermusuhan dengan mafia bisnis sepertinya.

Ya, sebagai manusia, Baihee masih memiliki rasa serakah.

Dirinya ingin memonopoli pasar agar dapat terus menghidupi Negaranya dan rakyatnya dalam kemakmuran.

Baihee ingin membuat Dreamland sebagai sebuah Negara maju dan menjadi pusat bisnis di dunia ini. Seperti China dan America di masa depan. Mereka banyak memonopoli pasar dunia. Dan disini, Dreamland lah yang menjadi seperti dua negara raksasa itu.

Baihee dengan teliti meracik setiap bahan. Dan saking fokusnya, Baihee tak menyadari kehadiran dua anak kembarnya yang dalam wujud anak kecilnya.

Wei Long yang tak ingin mengganggu, langsung mengambil pedang kayu dan berjalan kearah tanah lapang, tempatnya berlatih.

Dan Nan Fei yang biasanya banyak bicara pun, membiarkan ibunya tetap fokus dan melupakan perasaan sedihnya akan penampakan perang sebelumnya. Sehingga, Nan Fei pun berjalan mendekati kebun tanaman racunnya.

Sejak si kembar lahir, mereka memang mendapatkan ingatan setiap generasi. Namun, untuk menyaksikannya sendiri di depan mata. Perang ini adalah pertama kalinya.

Dan jiwa patriot keduanya sudah berkobar sejak saat ini.

Mereka merasa bahwa mereka harus kuat untuk mellindungi Negaranya dan seluruh rakyatnya. Oleh sebab itu, dengan perasaan membara, Wei Long terus menggerakan tangannya untuk memukul boneka jerami yang dibuatnya.

Begitupun dengan Nan Fei yang menatap dalam pada aneka tumbuhan racun yang berada di depannya. Dirinya ingin membuat racun yang akan Nan Fei ajukan pada sang ibu untuk dilumurkan pada setiap panah dan pedang prajurit yang hendak perang. Dengan begini, prajurit musuh secara perlahan akan kehilangan daya ototnya dan tentu menjadi menguntungkan di pihak Dreamland.

Ketiga manusia berbeda generasi itu sibuk dengan urusannya masing-masing. Hingga Baihee yang pertama kali menyudahi kegiatannya.

Senyum manis terbit di bibir Baihee. Setelah menunggu lama, akhirnya dirinya berhasil membuat serum dan krim yang sangat bagus.

Baihee mencoba mengoleskannya pada punggung tangan dan menghirup aromanya.

Enak. Menenangkan.

Itulah yang Baihee rasakan. Dan sebagai dokter kecantikan. Menemukan 'resep' baru sangatlah membanggakan.

Dan berkat crystal lotus juga, penyerapannya menjadi lebih cepat. Baihee yakin banyak bangsawan yang rela membayar mahal untuk produknya ini.

Meski status perempuan belum dianggap setara. Namun kecantikan tetap utama. Bagaimanapun perempuan masihlah asset untuk pertukaran.

Miris memang. Tapi beginilah hukum dunia ini bergerak saat ini.

Saat Baihee selesai memasukkannya ke wadah. Barulah Baihee menyadari ada suara lain di gua itu. dan ketika menoleh, barulah Baihee melihat putra putrinya yang juga sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Baihee langsung tersenyum cerah. Dan saat akan melangkah. Tiba-tiba telinganya berdengung. Pijakan pada kakinya pun terasa bergoyang.

Baihee beberapa kali menggelengkan kepalanya agar tersadar. Namun, karena rasa sakit yang menyerang tiba-tiba di kepalanya. Baihee memasrahkan tubuhnya yang akan jatuh ke tanah.

"MAMAAAA!!!!" Nan Fei yang jaraknya paling dekat pun berteriak panik ketika melihat sang ibu tak sadarkan diri dan jatuh tergeletak di tanah.

Teriakan Nan Fei, tentu membuat Wei Long pun menoleh kearah dimana Nan Fei memandang.

Reaksi Wei Long lebih pada diam dengan mata melotot. Dirinya turut berlari menghampiri sang ibu yang terlihat pucat.

"Ada apa ini, ge?" Nan Fei menangis karena ibunya tiba-tiba pingsan.

Wei Long memejamkan matanya. Mencoba menelisik apakah ada seseorang di kamar sang ibu? karena Wei Long merasa harus segera membawa sang ibu untuk beristirahat dan memanggil dokter terbaik, tanpa siapapun melihat wujud aslinya.

Merasa tak ada orang, Wei Long menarik tangan sang ibu untuk diletakkan di punggung kecilnya.

Meski tubuhnya kecil, namun kekuatannya tak perlu diragukan lagi. sehingga, menggendong sang ibu tentu bukan hal yang sulit.

Nan Fei membantu membuka portal dimensi mereka dan akhirnya mereka tiba di kamar sang ibu.

Beruntung Wei Long dan Nan Fei memang ditempatkan di kamar orangtuanya bila waktu sore hari.

Mereka pun segera merubah fisik mereka menjadi yang seharusnya. Dan Nan Fei yang mengambil alih tugas dengan menangis dengan suara nyaring.

Suara tangisan bayi tentu akan mengusik penjaga yang menjaga di depan kamar Hongli dan Baihee.

Dan benar saja, tak berapa lama lengkingan tangis Nan Fei mengudara, pintu terbuka kasar dan menampilkan sosok Hongli yang bergerak panik.

"Sssshhh. Putri baba kenapa menangis?" Hongli dengan lembut menimang Nan Fei yang wajahnya sudah memerah.

Dan Nan Fei langsung bergumam dengan lidah bayinya. "Mamamamamaaa.." tangan kecilnya juga terus menunjuk Baihee, berusaha membuat Hongli menoleh kearah kasur dan melihat kondisi Baihee secara langsung.

Hongli yang berusaha mengerti pun, menoleh. "Mama masih tidur, sayang. Sama baba dulu ya?"

Wei Long yang dalam wujud bayinya, seketika dengan tak wajarnya, berekspresi datar, menatap sang ayah.

Nan Fei juga rasanya ingin memukul pria tampan yang menjadi ayahnya ini. Dengan kesal, Nan Fei kembali menangis dan bergerak liar, tangannya merentang seolah ingin didekatkan dengan tubuh Baihee.

Hongli yang mengerti pun, membawa Nan Fei dalam pelukannya dan mendekati sang istri.

Dan barulah Hongli menyadari bahwa bibir Baihee terlihat pucat. Tangan Hongli langsung menyentuh kening sang istri, dan matanya membulat karena Baihee terserang demam tinggi.

Hongli dengan gerakan cepat, menjauhkan Nan Fei dari Baihee. "Maaf ya sayang, Fei Fei disini dulu bersama Long ge ya. Baba hanya tak ingin kalian ikut sakit. Nanti mama akan marah."

Wei Long dan Nan Fei hanya mengerjap lucu, seolah mengerti ucapan Hongli.

Hongli sendiri langsung menggunakan telepati untuk memanggil dokter. Sembari Hongli kembali mendekati sang istri dan menggenggam tangannya. Sungguh, suami macam apa dirinya ini, karena tak mengetahui sang istri yang sedang sakit. Justru anak mereka lah yang mengetahuinya lebih dulu. 




To Be Continued

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang