S2 - Part 67

2.9K 423 20
                                    

Surat berstempel yang belakangan ini mengganggu Baihee, kembali datang. Namun kali ini berupa pernyataan resmi dari Permaisuri.

Baihee curiga bahwa keputusan Permaisuri ini ada karena hasutan para 'musuh' yang dimaksud oleh Guang Shan. Dan kecurigaan itu terbukti ketika mata-mata Hongli yang berada di istana mengkonfirmasinya.

Dalam laporan mata-mata Hongli, Permaisuri tampak enggan mengusik Dreamland. Toh, Henix mendapatkan keuntungannya sendiri. Namun, Permaisuri sendiri tak begitu berdaya karena para partai pendorongnya, salah satunya adalah ayahnya sendiri.

Ini pula yang membuat Guang Shan muak. Dirinya tak ingin lagi dijadikan pion. Dirinya ingin hidup sebagaimana Guang Shan menghendakinya. Bukan atas kehendak orang lain.

Bila tidak mendengar cerita dari persepsi Guang Shan. Mungkin Baihee akan berpikir buruk pada Permaisuri.

Baihee sesungguhnya tidak keberatan bila harus bekerja sama dengan Henix selama seluruh orang Henix dapat dipercaya.

Meski itu adalah tempat lahir dan tanah air Hongli. Namun, Dreamland adalah miliknya. Dan Baihee tak akan membiarkan siapapun berniat mencuri sesuatu miliknya. Sekalipun itu keluarganya sendiri.

Bila prinsip tersebut diterapkan oleh Baihee, bahkan pada keluarganya sendiri. Lantas, mengapa mereka berpikir bahwa Baihee akan tunduk pada keluarga sang suami?

Berapa kali pun mereka memprovokasi bahwa Baihee tidak menghargai keluarga suami dan lebih memilih bekerjasama dengan Wigon. Baihee tak peduli.

Baihee hanya kesal karena pihak Henix ini sampai mengancamnya dengan tidak mengizinkan siapapun melewati jalur Henix ke Dreamland. Sementara hanya itulah satu-satunya jalan menuju ke Dreamland.

Ya~ setidaknya itulah yang mereka percayai.

Membaca surat resmi Kekaisaran Henix. Baihee mendengus sinis. Dirinya menatap putra putri kembarnya yang sudah mulai merangkak dan mencoba berdiri sendiri. Baihee hanya mengawasinya.

Dengan malas, Baihee menyerahkan surat tersebut pada Xiao Yi yang semula mengantarkannya. "Bakar saja. Tidak penting. Mereka pikir dengan mengancam kita seperti itu, kita akan terpojok? Kita justru masih menggunakan jalur Henix karena menghargai Kaisar Haocun yang memberikan pulau ini padaku. Sehingga aku ingin berbagi keuntungan melalui jalur transportasi. Bila jalur menuju Dreamland diputuskan oleh mereka. Kita tidak rugi sama sekali. Merekalah yang akan merugi."

Xiao Yi memandang Baihee dengan sedikit ragu. "Tapi bagaimana bila Jenderal tersinggung? Bagaimanapun Henix adalah tanah kelahiran Jenderal, nyonya."

"Tidak perlu khawatir dengan itu. Saya mendukung segala keputusan istri saya." Suara tegas seorang pria terdengar menggema di kamar bermain Wei Long dan Nan Fei. Sontak si kembar langsung menoleh dan dengan langkah kecilnya, berusaha merangkak menuju Hongli yang menghampiri putra putri kembarnya.

Memang Wei Long dan Nan Fei ini tampak lengket sekali dengan Hongli. Mungkin karena mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama Hongli dibandingkan Baihee.

Bukan karena Baihee tak peduli. Namun, dirinya masih harus menstabilkan Dreamland. Tanggung jawab Baihee sangat besar, menimbang banyaknya rakyat mereka sekarang. Dan tentu si kembar sangat mengerti. Mereka juga setuju bahwa Baihee harus memperkokoh pondasi Dreamland di mata kekuasaan lain.

Kestabilan Negara diperlukan untuk kedamaian dan kesejahteraan para rakyatnya. Dan tentunya untuk Baihee dan keluarga sendiri.

Si kembar justru sangat ingin cepat besar agar dapat membantu kesibukan ayah dan ibunya. Terutama Baihee.

Meski Hongli merupakan kepala keluarga dalam keluarga kecil mereka. Namun, Baihee memiliki peran lain, yang berperan paling besar dalam pengurusan Dreamland.

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang