"APA YANG KAU LAKUKAN?!!" pekik Ratu pada Baihee yang masih memegang pedangnya. Ratu langsung bergegas menghampiri putrinya dan mengecek seluruh tubuhnya.
Baihee sendiri hanya menatap datar dan saat matanya berpapasan pada Raja, Raja menunjukkan raut wajah tak terbaca namun mengandung kekecewaan. Baihee berdalih menatap Hongli dan Hongli sendiri memberikan senyuman tipis lalu menghampiri Baihee, memperbaiki gaun Hanfu yang terkibar sebelum merangkul pinggang Baihee "apa ada yang terluka?" tanya Hongli sedikit berbisik.
Baihee menggeleng "seperti yang terlihat, aku baik-baik saja"
"Jadi apa yang sebenarnya terjadi?" Kaisar membuka suara karena melihat tatapan menuduh semua orang pada menantunya.
"Ya, kenapa kau tega melukai putriku?" sambung Ratu dengan wajah sendu menampilkan seolah Baihee melakukan kesalahan besar.
"Ekhem, lebih baik dengar penjelasan putri Baihee terlebih dahulu" suara seorang perempuan lembut mengalihkan tatapan Baihee dan terlihat lah sosok selir pertama yang kini telah menggantikan posisi ibunya menjadi selir agung.
Baihee langsung menghilangkan pedang es nya dan bahkan menyerap seluruh serangan es sebelumnya dari sekeliling Bai Rong dan Bai Xin.
Baihee, "terimakasih ibunda Selir Agung berbijaksana dalam bersikap, disini saya hanya melakukan pembelaan diri karena putri kedua dan ketiga yang lebih dulu menyerang saya"
"BOHONG!!" pekik Bai Rong dan Bai Xin bersamaan dengan wajah teramat panik.
Ratu pun ikut membela "ya, putriku tidak mungkin mencelakakan saudarinya sendiri"
Baihee berdecih sinis dengan perkataan Ratu, namun tak seorangpun menyadarinya kecuali Hongli "putri Bai Hua menjadi saksinya, saya tidak mengarang-ngarang cerita"
Raja langsung menoleh menatap Bai Hua yang senantiasa berwajah datar seolah biasa saja "benarkah demikian, putri Bai Hua?"
Bai Hua tanpa ragu mengangguk "benar, ayahanda Raja. Saya tadi kemari bersama kakak kedua dan ketiga namun entah ada permasalahan pribadi bagaimana, mereka terlibat perdebatan lalu kakak kedua dan ketiga menyerang kakak pertama yang hanya menghindar namun tak ayal, terakhir kalinya, kakak pertama ikut menyerang seperti yang kalian semua lihat" jujur Bai Hua.
Bai Rong dan Bai Xin menatap tak percaya pada Bai Hua, yang lebih membela Baihee dibandingkan mereka "kenapa kau berkhianat, Bai Hua?" geram Bai Xin.
Bai Hua mengangkat alisnya, bingung "ibunda saya berkata, kami keturunan Wigon, bersumpah untuk selalu jujur dalam berbicara dan bijaksana dalam bertindak, karena kami mengalirkan darah keturunan seorang Wigon dan sebuah pantangan apabila menodainya"
Ya, Selir Agung saat ini sama seperti Selir Agung terdahulu, keduanya sama-sama keturunan Wigon, lebih tepatnya masihlah saudari sepupu dari kerajaan Drag.
Raja yang mendengar itu menghela nafas berat, dirinya jelas percaya dengan Bai Hua karena benar adanya, bahwa keturunan Wigon tidak pernah berbohong "maka diputuskan, putri kedua dan ketiga akan menerima hukuman, kalian dilarang keluar dari kediaman kalian selama sebulan penuh, kalian akan diikutsertakan dalam pendidikan tingkat berikutnya selama sebulan itu dan dilarang menolak, tidak ada pula uang belanja untuk berfoya-foya, renungilah sikap kalian selama sebulan itu"
"Tapi ayahanda..." ucapan Bai Rong terpotong ketika mendapatkan tatapan tajam dari Raja.
Selir kedua yang sedari tadi diam, langsung mencoba membalikkan keadaan "bukankah Raja juga perlu menghukum putri Bai Hee? Bagaimanapun putri Bai Hee telah membohongi semua orang perihal dirinya yang tak memiliki elemen sihir, tapi apa buktinya sekarang?"
Hongli ingin membela istrinya namun tangan Baihee mencegahnya, karena permasalahan ini sangatlah mudah diatasi "mengapa Selir Kedua berkata demikian? Yang mengumbar hamba tidak memiliki sihir itu bukanlah hamba melainkan seluruh penghuni istana. Hamba bahkan mengetahuinya karena para pelayan dan prajurit membicarakan hamba yang tidak berguna karena tidak memiliki elemen, lalu dimanakah kebohongan yang hamba perbuat?"
Selir Kedua merutuk dalam hatinya, setahunya, Baihee adalah putri bodoh yang tidak akan menjawab semua perkataan orang-orang, tapi mengapa baru tidak melihatnya beberapa bulan, sikapnya berubah menjadi lebih berani dan dapat menyangkal. Sebelumnya, Selir Agung dan Selir Kedua memang sedang melakukan perjalanan ke kuil suci untuk tugas rutin tahunan, itu sebabnya, baru hari ini lah, Baihee melihat keduanya, bahkan saat di pernikahannya pun tak ada.
Kaisar tersenyum dalam hati, berbangga diri karena menantunya bukanlah orang bodoh, Kaisar melirik pada Hongli dan terlihat jelas, binaran bangga di kedua mata Hongli.
"Kalau begitu, bukankah mendiang Selir Agung yang berbohong? Karena beliau lah yang mengatakan bahwa putrinya terlahir tidak memiliki elemen" Ratu berusaha menjatuhkan Baihee dengan membawa sang ibu. Tapi sayang, bukannya jatuh, Baihee justru marah dan itu membangkitkan jiwa pendebat seorang Mayleen.
Baihee tertawa sinis, tidak peduli lagi apabila dirinya dikatakan tidak sopan, namun mereka harusnya sadar, bahwa bukankah tidak baik bila membawa seorang yang telah meninggal dunia?
Baihee, "wah wah mengapa ibunda saya dibawa-bawa. Asal yang mulia Ratu dan Selir Kedua ketahui, ibunda saya adalah seorang keturunan Wigon, dia tidak pernah berbohong. Kalian semua mempertanyakan elemenku? Seperti apa yang ibundaku katakan, saya tidak memiliki elemen"
Baihee bahkan melupakan ucapan formalnya, amarahnya tersulur dan tanpa disadari Baihee, mata Baihee lebih membiru terang.
"Bila tidak memiliki elemen, lantas penyerangan menggunakan elemen es ini, bagaimana?" tanya Permaisuri, ikut memojokkan Baihee.
Baihee tersenyum miring "saya terlahir dengan bakat menduplikasi, pedang yang saya buat hanya mengikuti pedang Bai Rong dan Bai Xin, sedangkan es karena saya melihat Bai Hua. Bila kalian semua tidak percaya, kalian bisa cek nadi saya atau kalian lebih suka menguji saya langsung?"
"Hahahaha" tawa menggelegar pecah dari seorang Kaisar, dirinya puas dengan sosok menantunya itu "menarik, menarik. Bila menantu memang berbakat menduplikasi, cobalah duplikasi elemen milik ayahandamu ini" Kaisar menepuk dadanya sendiri.
Permaisuri, Ratu, Selir Kedua, Bai Rong, dan Bai Xin, langsung tersenyum kecil tanda mengejek Baihee. Bukan hal umum lagi bilamana elemen Kaisar Henix merupakan elemen langka, yakni api biru, atau yang lebih dikenal api abadi. Api biru adalah elemen jabatan alias hanya Kaisar Henix lah yang memilikinya, keturunan Henix hanya diberkati elemen api namun itu, hanyalah api biasa, dan saat keturunannya memegang tahta Kaisar, penyerahan api biru akan dipindahkan dari tubuh Kaisar Henix sebelumnya kepada yang baru. Itulah sebabnya mengapa Permaisuri, Ratu, Selir Kedua, Bai Rong, dan Bai Xin begitu senang mendengarnya karena menganggap ucapan Baihee hanyalah keteledoran semata, demi menjaga nama baik sang ibunda.
To Be Continue
***
Hola, maaf ya kmrn ga update, aku kemarin kerja sampe malem dan flashdisk isi draft WP ketinggalan di kantor pula.
Karena yang baca bisa sampe 1.4k, aku naikkin lagi jadi 500 Vote
Kejamkah? Hmm sebenernya karena aku berharap kalian juga kasih aku waktu bersantai sih wkwkw
350 aja mau 3 hari bru terealisasi, jadi 500 sedeng lah, aku puas bersantai juga jadinya hehehe.
See yaaa
Love yaaa~
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Her
FantasyMayleen, seorang dokter kecantikan tradisional yang ber transmigrasi ke seorang perempuan jaman kuno yang diperkosa oleh jelmaan naga. Langsung di baca aja beberapa part, bila menarik silahkan lanjut, bila tidak menarik, hapuslah dari perpustakaanm...