Part 47

9.2K 1.5K 579
                                    

BRAK

"KENAPA BISA MEREKA MENYERANG PASAR??!!" pekik Hongli yang emosi karena informasi dari bawahannya itu. "Sial! Kita telah dikelabui. Ling, cari tahu siapa yang membocorkan rencana penyerangan kita hingga membuat pemberontak itu beralih lokasi."

Ling, seorang kepercayaan Hongli yang diam di barak untuk melatih prajurit dan mengawasi keadaan barak selama Hongli tidak ada. Ling memiliki pangkat wakil jendral dan tentunya setelah Hongli diatasnya.

Ling mengangguk dan langsung melesat pergi setelah mengucapkan salam pamitnya.

Hongli mengacak rambutnya frustasi, dirinya berharap semoga sang istri tidak berada di pasar, beruntung sebelum dirinya pergi, Hongli sudah memberikan tiga prajurit bayangan yang memiliki kemampuan mumpuni, demi menjadi pengawal pribadi sang istri. Hongli yakin bahwa ketiga orang itu akan mampu melindungi Baihee.

Hongli tak tahu saja bahwa Baihee menyuruh ketiga orang itu untuk menumpas pemberontak dan meninggalkan dirinya hanya dengan Xiao Yi.

***

"Sebaiknya kita membentuk suatu strategi penyerangan bertahap dengan aku berada di paling depan, Kai di tengah dan Jun di paling belakang. Aku akan menyerang mereka di garis depan, bila mereka berhasil lolos dariku, maka Kai adalah tahapan kedua yang perlu mereka lalui, dan bila lolos lagi, maka terakhir adalah Jun. kita tidak bisa menyerang secara serempak karena itu akan menimbulkan kekacauan yang besar, saat ini kita bukan tengah berada di medan perang. Jadi, ide ini sepertinya tak buruk." Ucap Chen yang memang lebih pandai mengatur strategi, dirinya juga adalah yang paling tua sehingga cukup dihormati oleh Jun dan Kai, meskipun kemampuan Chen tak sekuat Jun dan sehebat Kai, namun dirinya tetap mampu bijaksana dan tak menaruh iri hati. Memang beginilah sifat seorang keturunan Wigon.

Chen, Jun, dan Kai, adalah prajurit terpilih yang dimiliki Hongli, kekuatan mereka bahkan hampir setara dengan panglima perang namun karena status mereka yang adalah seorang 'budak', maka gelar tertinggi tak mampu diberikan. Hukum akan lebih memprioritaskan mereka yang memiliki status sosial.

Memang Hongli jelas tak mungkin memberikan orang tak pandai disisi istri tercintanya.

"Baik." Jun dan Kai langsung segera bergerak mengikuti instruksi.

Jujur, bila saja ketiganya tak memikirkan warga setempat, maka ketiganya dapat meluluh lantakan pemberontak dengan kekuatan mereka begitu saja. Hanya saja lokasi umum seperti ini lah yang mereka dapatkan dan mereka harus memikirkan dampak pada sekitar.

Mereka tidak ingin mengecewakan nyonya mudanya yang memberikan kepercayaan pada mereka untuk melindungi warga.

***

Xiao Yi bergerak gelisah. Dirinya terus melirik keluar 'benteng mawar' buatannya. Terlihat bahwa pasar sudah sepi dengan kondisi begitu kacau.

"Nyonya, apa tidak sebaiknya kita melarikan diri? Ini masih sempat, nyonya." Bujuk Xiao Yi entah sudah yang keberapa kalinya.

Baihee yang tengah duduk di salah satu kursi kayu entah milik siapa, mendongak menatap Xiao Yi yang seperti cacing kepanasan. "Aku tidak sejahat itu meninggalkan pengawal pribadiku berjuang sendirian disana. Setidaknya aku akan menunggu disini dalam diam dan pulang kerumah bersama-sama."

"Tapi nyonya.." rengek Xiao Yi yang sudah gelisah tak karuan.

Baihee tersenyum menenangkan. "Akan lebih buruk jika kita pulang tanpa mereka. Mereka akan terkena hukuman karena dianggap lalai menjagaku. Lalu mereka akan dihukum oleh tuanmu, Hongli. Apa kau tega mereka di salah pahami seperti itu? Padahal mereka pergi karena aku menyuruhnya. Jadi, diamlah dan tetap tenang. Aku percaya dengan kemampuan mereka dimana mereka tidak akan membiarkan seorang pemberontak lolos dan tiba disini."

Journey of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang