Acara ulang tahun sekolah tinggal satu hari lagi. Hari ini Ica dan Ico ke sekolah untuk mendekorasi.
Ica yang menghandle semua dekorasinya dibantu Ken. Sekarang mereka sedang akur walau terpaksa demi kelancaran acara sekolah ini. Para panitia bernafas lega melihat kedua rival yang tak pernah absen saling serang beberapa waktu sebelum persiapan acara ini.
"Ca, gue pergi dulu ya, tadi Mama telpon ada perlu penting." Izin Ico.
"Oke Co."
"Kalau udah beres dan gue belum balik, telpon aja nanti gue jemput."
"Sip."
Ico berlari kecil ke arah lapangan parkir.
"Ke mana Ico?" Tanya Daffa baru saja muncul di dekat Ica.
"Ada urusan katanya di rumah."
Daffa hanya mengangguk lalu kembali pergi meneruskan pekerjaannya.
Beberapa umbul-umbul selesai dipasang di dekat gerbang sekolah. Ica berlari ke auditorium sekolah, melihat kegiatan di sana.
Rencananya di ruangan ini akan diadakan lomba band antar kelas. Jadi para panitia yang cowo sedang sibuk menyusun alat musik yang mereka bawa dari ruang musik sekolah.
"Udah semua alat musiknya?" Tanya Ica pada salah satu siswa.
"Tinggal beberapa lagi yang bagian drumnya Ca."
Ica mengangguk dan mengangkat jempol kanannya lalu beralih ke panitia lain.
"EH AWAS!"
BRAK!
Sebuah tangga alumunium yang cukup berat dari arah panggung tiba-tiba terjatuh ke arah seorang siswi di dekat Ica. Namun Ica berhasil melindungi siswi tersebut dengan merelakan lengan atas tangan kirinya yang tertimpa tangga.
"Siapa yang tanggung jawab ini?!" Ica menatap beberapa panitia yang berdiri di panggung.
"Maaf Ca, tadi gue ngga sengaja nyenggol, beneran gue ngga sengaja soalnya lantainya agak licin tadi."
Ica mendesah pelan. "Oke lanjutkan aja kerjaannya."
"Lengan lo Ca?" Tanya siswi yang ditolong Ica.
Ica mengangkat tangan kanannya memberi isyarat bahwa dirinya baik-baik saja. "Lanjutin aja."
Siswi tersebut menggangguk meski tetap merasa cemas karena ia yakin tertimpa tangga seberat itu pasti sangat sakit.
"Lo kenapa Ca? Muka lo pucat." Tanya Daffi melihat Ica yang kebetulan lewat.
Ica hanya menggeleng.
"Lo--"
"Arggh!"
Ica meringis saat Daffi tidak sengaja menyentuh lengan kiri Ica yang tertimpa tangga tadi.
"Lengan lo kenapa Ca?" Daffi terlihat cemas.
"Ngga apa Fi, mendingan lanjutin aja kerjaannya."
"Tapi Ca--"
"Gue bilang ngga apa Daffi!" Ica kembali berjalan meninggalkan Daffi yang masih terdiam menatap kepergian Ica.
"Fi, mendingan lo bawa Ica ke UKS."
Daffi menengok ke samping kirinya, "memang dia kenapa?" Tanya Daffi pada siswi yang tadi bicara padanya.
"Tadi lengan kirinya ketimpah tangga karena nolongin gue."
"Oke makasih!" Daffi segera berlari mengejar Ica.
"Lo mau ke mana Fi?" Tanya Daffa melihat saudara kembarnya nampak terburu-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance