Galih menjemput Ica dan yang lain setelah semua siswa kembali ke rumah masing-masing.
Sebelum pulang, Galih lebih dulu mengajak tim Delta berkeliling desa.
"Dari semua tempat di desa ini, hanya hutan yang tak jauh dari sekolah yang tidak boleh kalian datangi." Ucap Galih sambil memimpin jalan.
"Kenapa?" Tanya Ica.
"Menurut cerita, dulu pernah ada seorang wanita dan putri kecilnya tinggal di tengah hutan itu. Namun suatu kali beberapa perampok mendatangi rumah wanita itu, membunuhnya dan membawa anak perempuannya. Beberapa bulan setelahnya, banyak yang mengatakan bahwa hantu wanita itu terus berkeliaran di dalam hutan mencari putrinya yang hilang, bahkan dua tahun lalu seorang anak perempuan dari salah satu keluarga di desa ini hilang di hutan itu."
"Maksudmu, anak perempuan itu kemungkinan diculik oleh arwah wanita itu karena mengira putrinya sendiri?" Tanya Daffa.
Galih mengangguk. "Seperti itulah cerita yang kudengar."
"Mungkin karena itu juga salah satu siswi tadi memintaku untuk menemaninya ke toilet, karena cerita yang sudah menyebar di desa ini." Ucap Ica.
"Beberapa bulan kemarin, beberapa pria yang bertugas meronda mengatakan bahwa mereka sering melihat bayangan putih melayang di tengah hutan. Bayangan itu terlihat dari luar hutan. Serta suara wanita menangis yang juga berasal dari dalam hutan." Lanjut Galih.
Daffa merasakan tangannya di genggam cukup erat. Dan Daffa sudah tahu siapa yang melakukannya. Siapa lagi kalau bukan Windy.
"Kita ini agen rahasia apa pemburu hantu sih Fa?" Bisik Windy dengan nada takut.
Daffa tersenyum kecil lalu mengusap puncak kepala Windy dengan tangannya yang tidak digenggam gadis itu, "ngga perlu takut, ada gue."
Windy mengangguk sekilas, merasa sedikit tenang karena ucapan Daffa.
"Bayangan itu biasanya muncul pada jam berapa?" Tanya Ica penasaran.
"Lewat dari tengah malam." Jawab Galih.
Galih segera mengganti topik obrolan agar mencairkan suasana yang mulai tegang. Namun Ica masih belum melepaskan pikirannya dari cerita yang diceritakan Galih tadi.
👊👊👊
"Ada apa?"
Ica berhenti melamun dan menatap ke samping. Ken sudah duduk di sampingnya.
Satu jam lalu, Galih mengantarkan tim Delta pulang kembali ke rumah tempat mereka menginap.
Ica langsung lebih dulu mandi dan berganti pakaian lalu duduk di ruang tamu sambil menatap langit-langit ruangan dengan tatapan kosong.
"Masih terpikir cerita tadi?"
Ica mengangguk kecil, "cukup penasaran, kayaknya gue kurang percaya sama cerita itu."
"Lo ngga percaya kalo hantu itu ada?"
"Ya bukan gitu, gue tau kalo arwah kayak gitu pasti ada. Tapi entah kenapa perasaan gue ngga bisa mempercayai cerita Galih tadi."
"Jadi maksud lo Galih membohongi kita?"
Ica menggeleng singkat, "Galih merupakan salah satu warga yang mempercayai cerita itu."
"Lalu sekarang apa yang lo mau buat?"
"Yang jelas menyelidikinya." Ucap Ica yakin.
"Sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romansa"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance