Pagi, sekitar jam 9, weekend. Ica dan kelima anggota inti OSISnya berkumpul di sekolah sesuai dengan rencana mereka minggu lalu bahwa hari ini akan ada bakti sosial.
Dana yang mereka dapatkan dari bazar cukup banyak untuk disumbangkan ke beberapa panti asuhan.
"Oke," Sandra membuka diskusi sebelum berangkat, "gue udah list panti asuhan yang akan kita datangi, seperti usulan sebelumnya kalau kita akan dibagi kelompok dua-dua."
"Okelah, ayo berangkat." Ica akan melangkah namun langkahnya terhenti karena panggilan Vika.
"Sabar dulu ketua, kita akan bagi dulu kelompoknya."
"Maksudnya?" Tanya Ken.
"Pasti kalian pikir kelompoknya sesuai jabatan kan? Tapi sayangnya engga." Ujar Sandra.
Ica menaikan satu alisnya, "jadi?"
"Gue bakal sama Arga, Sandra sama Ken dan Ica sama Rado." Terang Vika.
"Kok gitu?" Protes Ken membuat Vika dan Sandra terkekeh.
"Ngga bareng Ica sehari aja gapapa kali Ken, takut bener ngga bakal ketemu lagi," sindir Sandra.
"Yaudah ayo buruan keburu siang, lo bantuin angkat ke mobil Do." Ujar Ica pada Rado.
"Siap bu ketua!"
Beberapa hari kemarin mereka juga mengumpulkan beberapa barang layak pakai untuk ikut disumbangkan, yang didapat cukup banyak ditambah beberapa jenis sembako.
"Nanti sore kita ketemu lagi di sini, saling kontak aja." Pesan Vika sebelum masuk ke mobil Arga, semua mengiyakan.
Ken, Arga dan Rado menjalankan mobil masing-masing meninggalkan gedung sekolah mereka.
"Kita ke panti terdekat dulu," ujar Ica sambil membaca kertas ditangannya yang berisi nama-nama panti asuhan yang dirinya dan Rado akan datangi.
"Yang mana tuh?"
Ica membacakan nama panti asuhan beserta alamatnya. Rado mengangguk paham, "okelah, meluncur!"
Mobil Rado terparkir di halaman panti asuhan pertama yang mereka datangi. Sambutan hangat diterima oleh Ica dan Rado di sana. Senyuman anak-anak serta para pengurus panti membuat Ica senang.
Setelah dari panti pertama, lanjut ke panti asuhan kedua. Sambutan yang sama pun diterima keduanya. Sampai di panti asuhan terakhir, semua bawaan yang harus diberikan sudah habis.
"Akhirnya selesai." Ica menyandarkan punggungnya di jok mobil Rado.
"Yang lain gimana?" Tanya Rado sambil fokus menyetir.
Ica melihat ponselnya, "Sandra masih 2 panti lagi, kalau Vika tinggal 1 lagi, jadi kita yang selesai duluan ini."
"Mau langsung balik ke sekolah?"
Ica berpikir sejenak, "ntar aja deh, cari minuman atau makanan dulu yuk, laper gue."
"Oke deh, lo mau apaan?"
"Apa aja, yang dipinggir jalan aja."
"Oke."
Rado menurunkan kecepatan begitu tiba di jajaran pedagang makanan pinggir jalan.
"Pilih tuh Ca, mau yang mana?"
Ica menatap ke luar jendela di sampingnya, "emm, itu aja Do, mie ayam."
Rado menepikan mobilnya dekat pedagang mie ayam pilihan Ica. Keduanya turun lalu Rado memesankan makanan, sedangkan Ica duduk duluan.
"Nanti mereka bakal ngabarin kalo udah beres." Lapor Ica setelah Rado duduk di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romansa"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance