Ken dan Liam menjalankan mobil meninggalkan gedung tua setelah bantuan datang untuk meringkus si penjahat dan membereskan hasil perang mereka.
Atas permintaan Ken, Ica ikut di mobilnya dan Dariel di mobil Liam.
Suasana hening selama di perjalanan, tidak ada yang membuka pembicaraan. Ken fokus menyetir, sedangkan Ica dengan pikirannya sambil menatap keluar jendela.
"Terima kasih." Ica membuka suara lebih dulu.
"Untuk?" Tanya Ken tanpa menatap Ica.
"Sudah datang dan menolong."
Ken mengangguk, "iya."
"Gimana lo bisa ada di sini?"
"Yang pasti pakai pesawat bukan jalan kaki apalagi ngesot." Jawab Ken dengan nada datar.
Ica melirik sebal musuh bebuyutannya ini, baru saja dirinya merasa senang namun sudah dijatuhkan kembali begitu saja karena sikap Ken yang menyebalkan.
"Nyesel gue nanya," Ica melipat kedua tangannya di depan dada lalu membuang tatapannya keluar jendela.
Ken tersenyum kecil melirik Ica yang kesal disampingnya.
.
."Aw sakit!" Ica menjauhkan wajahnya dari tangan Ken yang memegang kapas yang sudah diberi obat.
"Tahan dikit sih!"
Ica melirik sebal Ken, "pelan-pelan dong!"
"Iya ini udah pelan-pelan!" Sewot Ken. Ica kembali mendekatkan wajahnya untuk kembali diobati.
Mereka sudah ada di markas saat ini. Liam sedang ditangani luka di lengannya. Sedangkan Dariel terduduk diam di samping Ica sambil melihat Ica yang sejak tadi terus memarahi Ken jika merasa lukanya kembali sakit.
Ken menutup kotak obat setelah selesai mengobati Ica. "Lo yakin cuma disitu aja lukanya?"
"Iya Kenneth!" Sahut Ica dengan nada gemas, karena Ken sudah menanyakan beberapa kali pertanyaan itu sejak mulai mengobati Ica.
Ken mengangguk paham.
"Agatha--"
Ica menoleh ke arah Dariel.
"Agatha?" Gumam Ken.
"Maaf karena tidak mendengarkanmu, andaikan aku menurut mungkin kau dan kekasihmu tidak akan terluka."
Ica berjengit mendengar ucapan terakhir Dariel.
"Kekasih?!" Ken juga tidak kalah terkejut.
"Pria yang melindungimu tadi kekasihmu kan?" Tanya Dariel dengan wajah bingung.
"Bukan." Sahut Ken.
"Aku pikir kalian sepasang kekasih, tapi terima kasih Agatha sudah menyelamatkanku." Dariel memeluk erat leher Ica membuat Ica sedikit salah tingkah.
"Iya sama-sama Dariel, memang tugas kami melindungimu sampai penerormu tertangkap."
Dariel melepaskan pelukannya dan menatap Ica, "apa kau akan pergi setelah ini? Kau tidak akan tinggal di rumahku lagi?"
Ica mengangguk, "tugasku dan Liam sudah selesai Dariel."
"Tapi aku ingin kau tetap di sini."
"Hei anak kecil, gadis hulk ini juga punya kehidupannya sendiri, ini hanya bagian dari pekerjaannya."
Ica melirik sebal pada Ken saat memanggilnya dengan panggilan yang sejak kecil diberikan Ken padanya.
Dariel menunduk lesu. Ica tersenyum kecil, "aku akan mengunjungimu jika ada waktu luang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance