Part 72 - Kegiatan

3.2K 177 3
                                    

Ica mengumpulkan anggota inti OSISnya di ruang rapat setelah jam pulang sekolah.

"Jadi kita akan menggelar pengumpulan dana yang rencananya akan kita sumbangkan ke panti asuhan dalam acara bakti sosial, bagaimana menurut kalian?" Tanya Ica pada anggotanya.

"Gue setuju, toh tahun lalu kak Tama juga melakukan ini jadi kenapa ngga kali ini kita ikut juga aksi positif ini." Sahut Sandra.

Ica mengangguk, "yang lain?"

"Gue juga setuju," jawab Arga.

Yang lain menjawab dengan anggukan termasuk Ken.

"Oke karena semua sudah setuju, sekarang kita akan cari kegiatan apa yang akan kita lakukan untuk pengumpulan dana?" Tanya Ica lagi.

Semua terdiam saling berpikir.

"Ketua OSIS kita kan cakep nih, banyak fansnya, gimana kalo kita jual foto-fotonya aja?" Usul Rado yang langsung dapat tatapan tajam dari Ken dan tatapan datar Ica.

"Lo minta gue garuk pake garpu?" Tanya Ica.

"Yaelah becanda doang Ca." Rado memberikan cengirannya.

"Gimana kalo jual ginjalnya Rado?" Usul Vika tidak kalah aneh.

"Gue cium lo." Ancam Rado, Vika dan Sandra terkekeh.

"Serius dong," protes Arga.

"Jadi bagaimana? Ngga ada usulan yang berfaedah apa selain jual ginjal Rado? Ngga akan laku tau!" Ucap Ica membuat Sandra dan Vika kembali tertawa.

"Sial, gue dibully para cewe," Rado menopang dagunya dan memanyunkan bibirnya.

"Memangnya tahun lalu OSIS buat kegiatan apa?" Tanya Ken.

"Tahun lalu tuh kak Tama buat bazar gitu selama satu hari, katanya sih dapat donasi juga dari beberapa perusahaan."

Ken mengangguk mengerti, "soal donatur atau apalah itu gue yang atur, sekarang apa ada usul kegiatan?"

"Gue punya usul deh," ucap Sandra, semua menatapnya menunggu ucapan selanjutnya dari si sekretaris OSIS ini.

"Gimana kalau kita buka bazar juga? Tapi modelnya beda sama tahun kemarin, kita minta kerjasama dari sekolah untuk meliburkan pelajaran selama satu hari saja untuk acara bazar ini. Rencananya kita akan mengundang sekolah lain untuk menjadi pengunjung nanti sebagai bonus, sorenya kita adakan drama sebagai hiburan penutup bazar?"

Semua menatap Sandra takjub mendengar usulannya.

"Drama apa?" Tanya Ica membuka suara.

"Kalau soal drama serahkan sama gue deh, gue punya beberapa konsep cerita." Ujar Vika, Ica menganggukan kepalanya.

"Lo kok bisa dapet ide kayak gitu? Dari mana inspirasinya?" Tanya Arga.

Sandra terkekeh, "Yah ngga tau sih tiba-tiba dapet aja ide gitu."

Arga membenahi letak kacamatanya, "syukurlah, otak lo berarti berfungsi dengan baik."

Sandra mendengus sebal mendengarnya.

"Oke kalau gitu Sandra, tugas lo adalah mengatur rancangan kegiatan, buat proposal untuk diusulkan ke kepala sekolah kalau memang mau melibatkan satu sekolah, dan Vika, lo atur drama yang lo mau buat, susunan cerita juga pemainnya, besok pulang sekolah kita akan kumpul lagi untuk rapat."

"Siap ketua!" Ucap Sandra dan Vika bersamaan.

"Kalian," Ica menatap Arga dan Rado bergantian, "juga bantu mereka."

"Sip." Sahut keduanya.

"Soal kepala sekolah, nanti gue yang akan urus, untuk donatur gue serahin ke Ken."

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang