Ica mengumpulkan seluruh ketua dan wakil kelas di sekolahnya di ruang OSIS. Di samping kiri dan kanan Ica, duduk berjajar para anggotanya menghadap ke arah para siswa perwakilan tiap kelas. Ica berdiri dari kursinya setelah semua berkumpul.
"Selamat siang semua!" Sapa Ica dengan senyuman.
"Siang!" Sahut semua yang berada di ruangan.
"Terima kasih untuk teman-teman, adik kelas serta kakak kelas yang mau menyempatkan diri untuk hadir di sini, tujuan saya mengumpulkan semua yang berada di sini untuk menyampaikan info mengenai salah satu kegiatan yang akan kita lakukan. Sebelumnya saya udah bertanya lebih dulu kepada kepala sekolah dan beliau menyetujui usulan ini,
"Jadi langsung saja, tiga minggu lagi tepatnya satu hari sebelum akhir pekan kami para OSIS akan mengadakan salah satu dari beberapa acara tahunan yang mungkin baru beberapa kali dilaksanakan yaitu bakti sosial, dan dalam pengumpulan dananya kami akan melibatkan seluruh kelas yaitu dengan mengadakan kegiatan bazar.
"Jadi nantinya setiap kelas akan mengadakan kegiatan masing-masing yang dapat menghasilkan dana, untuk ide setiap kelas saya serahkan ke kelas masing-masing. Dana yang terkumpul akan kita bagi dua, setengahnya masuk ke kas masing-masing kelas dan setengahnya lagi digunakan sebagai dana untuk bakti sosial, bagaimana?" Jelas Ica panjang lebar.
Salah satu siswa mengangkat tangan lalu berdiri setelah dipersilahkan Ica.
"Aku setuju sama ide kak Ica, tapi kalau semua kelas mengadakan bazar, pembelinya siapa kak?"
Ica tersenyum, "maaf lupa, nanti kita akan mengundang beberapa sekolah untuk menjadi pengunjung, jadi setiap kelas harus mengeluarkan ide kreatifnya tentang apa yang akan dibazarkan nantinya."
Salah satu siswi berdiri setelah Ica selesai bicara, "kalau soal dana pelaksanaan kak?"
Kali ini Sandra berdiri mewakili Ica, "nanti semua sampaikan ide ini ke masing-masing kelas dan rapatkan apa yang mau dilakukan, kalian rinci biaya apa saja yang diperlukan lalu serahkan laporan rinciannya ke saya, pasti akan dibantu mengenai hal itu."
Siswi tersebut terlihat puas dengan jawaban yang diterimanya lalu kembali duduk.
"Masih ada lagi yang ingin bertanya?" Tanya Arga.
Semua diam tidak menjawab.
"Oke," Ica kembali bicara, "jadi dalam acara ini bisa hias kelas masing-masing semenarik mungkin, cari ide bazar yang setiap kelas suka, mau memakai kostum lucu atau apapun itu juga boleh, acara bazar akan dilakukan dari pagi hingga sore, dan penutupannya ada acara pentas drama persembahan dari OSIS, untuk rincian dana bisa diserahkan ke Sandra paling lambat tiga hari lagi karena kami harus segera menyerahkan laporan ke kepala sekolah."
Rapat selesai, semua siswa yang hadir membubarkan diri hingga tinggalah Ica dan anggota OSISnya di ruangan.
"Gimana Ca? Udah bisa dialog dramanya?" Tanya Vika.
Ica melirik sekilas Vika, "ya lumayanlah walau agak sedikit aneh."
Vika terkekeh, "okelah ngga apa, jadi mulai besok diluar jadwal latihan basket dan karate lo, kita udah bisa latihan ya."
"Memangnya lo udah kumpulin para pemainnya Vik?" Tanya Rado.
"Udah dong, tenang aja kalian." Vika menaik turunkan kedua alisnya, "besok pulang sekolah lo kosong kan Ca?"
Ica mengangguk.
"Sip, jadi besok kita latihan, tempatnya besok gue infokan," Vika berdiri dari kursinya, "kalau gitu gue balik duluan ya, dah semua!" Kemudian keluar dari ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance