Part 36 - Party?

3.6K 198 3
                                    

Ica duduk di kasur dan membuka laptopnya setelah mengganti bajunya dengan piyama. Ica mengecek beberapa rekaman kamera tersembunyi yang dipasang Liam di rumah ini. Tidak ada pergerakan yang mencurigakan.

Drrttt drrtttt...

Ponsel di samping laptop Ica berbunyi. Ica sudah menebak siapa yang menelpon karena hanya satu orang yang tahu nomor di ponsel itu,

Silver calling...

Ica menggeser tombol hijau dilayar dan menempelkan ponsel ke telinganya.

"Laporkan." Ucap Liam dengan nada perintah.

"Hari ini belum ada kegiatan mencurigakan dari orang sekitar yang berhubungan dengan ancaman."

"Terus awasi dia jangan sampai lepas dari pengawasanmu, aku membantu dari sini."

"Baiklah, dan bisa aku minta tolong sesuatu?"

"Apa?"

"Beritahu aku jika ada siapapun keluargaku yang menghubungiku."

Ica memang meninggalkan ponselnya pada Liam.

"Baiklah."

Panggilan berakhir. Ica menatap laptopnya namun pikirannya melayang jauh ke keluarganya. Baru dua hari, entah apa yang dikatakan Thomas agar kedua orangtuanya tidak curiga.

Lamunan Ica buyar saat menangkap sosok bayangan yang lewat dari rekaman kamera yang mengarah ke gerbang utama. Ica yakin jika bayangan itu sempat mengawasi sejenak rumah ini sebelum pergi.

"Wah wah sudah mulai muncul ya." Ica tersenyum miring lalu membaringkan tubuhnya setelah memindahkan laptopnya dan terlelap.
.
.

"Hei Agatha, apa kau mau ikut ke pesta ulang tahun Emy malam ini?" Tanya Sally menghampiri Ica di kantin.

Ica masih duduk tidak terlalu dekat dengan Dariel, namun kali ini Dariel tidak akan pergi ke manapun tanpa Ica.

"Emy?"

Sally mengangguk, "gadis tercantik di kelas, malam nanti ia mengadakan pesta ulang tahun di rumahnya dan semua yang di kelas diundang!"

Ica membenarkan letak kaca matanya, "aku tidak tertarik," ucapnya datar lalu menyeruput jusnya.

"Ah sayang sekali Agatha, aku sangat berharap kau akan datang bersamaku." Sally menunduk lesu.

"Maaf Sally." Ica berdiri dan mengikuti Dariel yang sudah memberikan isyarat untuk pergi dari kantin.

"Malam ini aku akan ke acara ulang tahun Emy." Ujar Dariel dijalan menuju kelas.

"Tidak bisa," Sahut Ica dengan nada dingin tanpa menatap Dariel.

Dariel menatap kesal pada Ica, "kau bilang sendiri tidak akan mengusik privasiku!"

"Jika tidak berhubungan dengan tugasku, keselamatanmu sekarang jadi prioritasku tuan Filmore!"

"Kalau begitu kau juga bisa ikut kan?"

"Seminimal mungkin jauhi tempat yang terlalu ramai."

"Kan ada kamu, aku yakin pasti aman!"

Ica menghentikan langkahnya, "tolong Tuan Filmore, saya bukan robot yang bisa mengawasi selama 24 jam pergerakanmu, mengawasimu di tempat ramai lebih sulit! Tolong untuk saat ini selama aku masih menjagamu, redam keras kepalamu." Ica mendahului Dariel menuju kelas mereka.
.
.

"Suaramu terdengar frustasi."

Ica berbaring di tempat tidur sambil memijat pangkal hidungnya, setelah makan malam tadi ia berpamitan ke kamar. Dariel tidak terlihat di ruang makan, kemungkinan karena perdebatan mereka di sekolah tadi.

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang