"Tumben lo ngga ribut lagi sama Ken--"
Ica langsung menutup mulut saudara kembarnya saat membahas dirinya dan musuh bebuyutannya.
"Jangan pernah sebut nama makhluk itu lagi!"
Ica mempercepat langkahnya menuju ke kelas.
Ico hanya mengangkat bahunya sekilas lalu menyusul adik kembarnya.
Segera Ica duduk di kursinya tanpa melihat ke bangku Ken yang jelas-jelas masih kosong.
Kenapa gue jadi takut gini sih sama tuh curut?!! Batin Ica sambil mengacak rambut coklat sebahunya yang selalu ia gerai.
Ngga! Gue ngga boleh takut!! Dia yang udah kurang ajar duluan sama gue!! Dia udah buat-- aaarrrggghhh!!
Daffa dan Daffi menatap heran sepupu mereka yang nampak aneh pagi ini.
"Udah gue bilang kan Co, jangan kasih Ica makan sembarangan, jadi gesrek tuh anaknya." Ucap Daffi pada Ico yang baru saja duduk dibangkunya.
"Apaan jadi gue yang disalahin?!" Sahut Ico tak terima, "nyokap selalu kasih dia makan 5 sehat 6 sempurna asal lo tau!" Lanjutnya.
"Lha terus kenapa tuh anak jadi aneh?" Tanya Daffa.
"Kalau itu mana gue tau!" Ico membuka tasnya lalu memeriksa buku tugasnya.
"Heh demit, lagi kesurupan lo?!"
Ica langsung menegakan kepalanya mendengar ucapan yang membuatnya tambah kesal.
Ken. Cowo yang masuk daftar troublemaker dalam list Ica berdiri didepan meja Ica dengan tas masih dipunggungnya sambil menatap Ica dengan tatapan mengejek.
Berbeda dengan Ica, Ken sudah tidak mau memikirkan insiden siang itu.
"Apa lo bilang?!" Ica berdiri sambil menggebrak mejanya.
"Lo demit." Sahut Ken santai.
Ica akan memukul kepala Ken namun pergelangan tangannya ditangkap dan sedikit ditarik oleh Ken membuat tubuh Ica mendekat pada Ken.
Jarak mereka cukup dekat membuat Ica kembali mengingat insiden saat itu. Langsung saja Ica melepas paksa tangannya dan memundurkan tubuhnya menjauh serta menudingkan telunjuk kanannya didepan wajah Ken.
"JAGA JARAK LO DARI GUE!"
Ica menggeram kesal lalu keluar dari kelas dengan sedikit menghentakan kakinya.
Ken menatap datar Ica yang sudah menghilang lalu berjalan ke kursinya. Tidak peduli dengan tatapan seisi kelas pada mereka.
Ica masuk ke dalam toilet dengan nafas cepat. Duduk di closet salah satu bilik lalu mengatur nafasnya.
Ngga, gue ngga boleh lengah lagi! Jangan sampai dia berpikir gue kalah hanya karena insiden itu!
Sebelum bel masuk berbunyi, Ica sudah kembali ke kelas tanpa melihat wajah Ken sama sekali.
Ken menatap Ica masuk ke kelas hingga duduk sambil menyeringai kecil. Meski ditutupi, Ken paham gadis itu masih mengingat insiden yang menimpah mereka.
Iseng dikit kayaknya seru nih.
Bel istirahat berbunyi. Ica diajak oleh Windy ke kantin seperti biasa. Namun langkahnya ditahan oleh kehadiran Arga, wakil sekretaris OSIS.
"Kenapa Ga?"
"Bisa ikut gue?"
Ica mengangguk sekilas lalu menatap Windy, "sorry Win gue ngga bisa ikutan ke kantin dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Enemy
Romance"Aku sudah sangat tidak menyukainya sejak kami masih memakai diapers!" -Angelica Wijaya- "Melihat wajah manisnya yang kesal karena ulahku, menjadi kesenangan sendiri untukku." -Kenneth Adhitama- -------------------------- Action - Romance