Part 58 - Perasaan yang mengganggu

3.1K 186 4
                                    

Pagi ini Ken mengajak Ica weekend ke salah satu vila milik keluarganya di puncak untuk menebus waktunya yang hilang bersama Ica. Yang lain juga ikut atas permintaan Ica.

"Semua udah siap?" Tanya Ken begitu sampai di rumah Ica.

Ica mengangguk dan tersenyum. Yang lain juga sudah siap untuk berangkat.

Perjalanan cukup macet, butuh kesabaran beberapa jam hingga akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

"Win, tas lo ini dibawa dulu." Ujar Daffa setelah Windy turun dari mobilnya dan segera menghampiri Ica yang juga baru saja keluar dari mobil Ken.

"Bawain dong Fa." Pinta Windy dengan nada manja.

Daffa hanya menatap datar kekasihnya dan membuka pintu belakang mobil untuk mengambil tas miliknya dan Windy.

"Bantuin sana!" Suruh Ica, "jangan ngerepotin mentang-mentang pacar."

Windy mencebikan bibirnya lalu membalikan badan dan menghampiri Daffa.

Ica mengambil tasnya kemudian mengikuti Ken masuk ke dalam Vila.

Terlihat seorang wanita dan seorang pria paruh baya dengan pakaian sederhana, mereka merupakan penjaga Vila tersebut yang bertugas merawat selama pemiliknya tidak ada.

Ica berjalan ke lantai 2 bersama Windy setelah diberikan kunci kamar oleh Ken. Para laki-laki menempati kamar di lantai 1.

"Pokoknya lo harus banyak habisin waktu bareng Ken Master! Mumpung si cewe aneh itu ngga ada di sini!"

"Gue tau apa yang harus gue buat Win, jadi lo urusin urusan lo aja."

Windy hanya memamerkan cengirannya pada Ica.

Ica menatap sejenak jam tangannya, sudah lewat satu jam dari jam makan siangnya.

"Lo laper ngga Win?"

Windy langsung memegang perutnya, "lumayan nih Master, tadi cuma ngemil aja di jalan."

Ica mengangguk, "ayo ke bawah cari makanan."

Senyum Windy mengembang lalu mengangguki ajakan Ica.

Keduanya keluar kamar dan turun ke lantai 1. Ica mempercepat langkahnya menuruni tangga saat ada suara berisik yang tertangkap telinganya dari arah pintu masuk.

"Ken––"

Ucapan Ica menggantung ketika melihat siapa yang sedang bersama cowo itu di ambang pintu utama Vila.

Ken menoleh ke arah Ica sedikit terkejut karena Ica tiba-tiba muncul di belakangnya.

Saat Ken akan berbicara, deringan ponselnya mengalihkannya.

"Ma––"

"Risa di sana kan sayang? Ngga apa kan dia ikutan sekalian kenalan sama temen-temenmu, kasihan Risa lagi sendirian, orang tuanya sedang pergi sama Papamu dan kakaknya juga lagi ada urusan."

"Tapi Ma––"

"Tolong jaga Risa ya sayang."

Ken mematikan sambungan secara sepihak. Matanya menatap kesal pada gadis dihadapannya.

"Lo kenapa sih ngga buat hal lain selain ngekorin gue mulu?!"

Risa terlihat ragu menatap Ken, "apa aku ngga boleh kenal sama temen-temen kamu Ken?"

Sebuah sentuhan di lengan Ken mengalihkan Ken. Ica sudah berdiri di samping Ken entah sejak kapan.

"Ngga apa Ken kalau dia mau liburan bareng kita di sini." Ucap Ica.

My Dearest EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang